.
Jungkook tersenyum bahagia setelah berhasil mencuri satu ciuman di pipi Jihyo. Pria itu mengambil tempat duduk di meja makan untuk menikmati sarapan.
"Kalau kau berani melakukan itu lagi di hadapan Jisung, aku akan menendangmu keluar." Jihyo mendelik ke arah Jungkook. Pria itu tersenyum lebar seperti orang yang tidak berdosa..
"Jisung sibuk dengan sarapanya. Ah, di mana paman?" Jungkook mengambil roti yang disodorkan Jihyo sudah dilapisi selai pisang. "Kau masih ingat kesukaanku."
Entah mengapa Jihyo merasa wajahnya merona. Dia hanya tidak sengaja mengoleskan selai itu ketika melihat Jungkook masuk ke ruang makan. "Karena hanya tertinggal selai itu di sini." Dia mendorong botol selai kacang dari jarak pandangan Jungkook. Pria itu melihatnya tetapi mengabaikan Jihyo dan beralih untuk mengusap kepala Jisung lembut.
"Selamat pagi, Jisung."
Bocah itu merengut tidak suka ke arah Jungkook dan kembali menikmati sarapanya dalam diam. Jungkook mengamati Jisung diam-diam, mencari kesamaan dalam diri bocah itu dengan Jihyo tetapi tidak menemukan sedikitpun kesamaan dari mereka.
"Jisung tidak mirip denganmu?"
Alis Jihyo menyatu. "Dia mirip ayahnya." Menaruh secangkir kopi di depan Jungkook, Jihyo kembali duduk di tempat duduknya.
"Hari ini kau ingin ke mana?"
"Jalan-jalan dengan Jisung. Aku ingin membeli sesuatu untuknya, juga untuk diriku sendiri."
"Aku bisa mengantarmu."
"Kita ada rapat Jungkook dan kau sudah menunda kunjunganmu ke Gwangju kemarin. Jadi aku ingin kau mengunjungi pabrik kita di sana hari ini." Park Jihoon memasuki ruang makan dan memberi tepukan di kepala Jisung dan tersenyum ke arah Jihyo. "Bagaimana tidur cucu kakek yang tampan ini, apa kau betah tinggal di sini?"
Jisung mengangguk. "Tentu. Kata mama, daddy akan datang hari ini."
Jungkook hampir saja menjatuhkan cangkir kopinya. Apakah harus secepat ini pria itu datang. Bahkan Jungkook belum mulai menggoda Jihyo dan suami gadis itu sudah akan kembali. Diam-diam Jungkook melirik Jihoon, dia tahu pria itu menyembunyikan sesuatu, dan mengapa Jihoon tiba-tiba mengirimnya ke Gwangju? Bukankah Mingyu sudah ke sana beberapa hari lalu?
"Apakah Mingyu tidak bisa menggantikanku, atau Chan?"
Jihoon meneguk kopinya pelan sebelum berkata. "Mina sudah akan melahirkan, akan lebih baik suaminya di sini. Chan, aku membutuhkanya di kantor."
Jungkook tidak berkata lagi, karena sekarang dirinya tahu, Jihoon memang sengaja menjauhkanya dari Jihyo. Tetapi mengapa?
"Aku ingin memakai mobilku, bolehkah ayah memberikan kunci mobilku? Aku ingin jalan-jalan dengan Jisung."
Jihoon mengangguk. "Mintalah pada supir, dia yang menyimpan semuanya." jawabnya.
Sarapan kembali berlanjut dalam diam, tidak ada yang berusaha memecahkan kesunyian yang tiba-tiba menelingkupi sekeliling mereka. Terdengar suara bel dari arah pintu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Junghyo✔
FanfictionBeda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : setiap cover berganti, artinya akan segera publish cerita baru 17+ juga ada