My Heart Is Beating Fast (One Shoot)

8K 392 51
                                    

Aku tersenyum perih melihatnya disana. Dia mencoba menggoda Mina, membuat gadis itu menjadi malu-malu sendiri. Dia mencolek pipi Mina yang sudah berwarna merah muda. Aku menggigit bibirku, mendadak rasa nyeri di dadaku. Rasanya sakit melihat ia malah bersama gadis lain. Tidak, aku tidak ingin memendam rasa ini. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menyukainya tapi kenapa malah sekarang aku jadi menyukainya.

Senyum ini. Hanyalah topeng saja. Siapa yang tahan seperti ini. Melihat seseorang yang ia sukai malah bersama gadis lain. Bahkan ia pernah mengatakan padaku, kalau ia menyukai Mina. Rasanya duniaku seketika runtuh begitu saja.

Dia temanku, ya teman tapi aku malah mengharapkan yang lebih.

"Jihyo-ah"

Aku menoleh mendapatinya telah berdiri disampingku. Wajahku ku ubah menjadi senyum manis untuknya. "Ya"?

"Apa kau melihat tadi? Dia malu-malu, sepertinya dia juga menyukaiku. Ah senangnya, usahaku tak sia-sia"

Terlihat di wajahnya bahagia. Tapi aku? Aku sama sekali tidak bahagia, aku benci diriku sendiri. Kenapa aku malah menyukainya, padahal dia malah menyukai Mina.

"Apa kau tak senang?"

Aku kembali tersadar. "Aku senang. Baguslah kalau dia menyukaimu, usahamu tak sia-sia" ujarku dengan senyuman palsuku.

Dia mengangguk tersenyum lalu kembali menatap Mina di sana sedang malu-malu karena tatapan Jungkook. Aku benci dengan mereka.

***
Baru beberapa hari ini, berita di hebohkan kedekatan Jungkook dengan Mina. Bahkan banyak yang mengira mereka telah berpacaran. Jika aku jadi fangirl aku akan menjadi haters Mina, dan menjelekkan gadis itu. Menjengkelkan sekali, kenapa tidak ada yang menggosipkan aku dengan Jungkook padahalkan kami juga terkenal dekat. Tapi kenapa malah dengan Mina.

"Kau harus tau, sebenarnya aku dan Mina sudah jadian"

Jantungku hampir saja mau copot mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Jungkook langsung. Lihatlah pemuda ini sekarang, sedang menatapku penuh kebahagiaan. Apa dia tidak tau di dalam lubuk hati ku merasakan sakit yang amat dalam seperti ditusuk beberapa kali dengan jarum-jarum.

Aku hanya diam beberapa detik menatap dia tidak percaya, sampai akhirnya aku mecoba bersikap berpura-pura senang.

"Selamat!" ujarku dengan nada semangat.

Begitu terkejutnya aku, saat dia memelukku tiba-tiba. "Aku sangat berterimakasih padamu karena membantuku mendekati Mina. Kau tau, kau adalah sahabat terbaikku"

'Sahabat terbaik?'

Kalau tau begini, aku tidak akan mendekatimu dengan Mina. Aku sungguh menyesal.

"Ya, aku senang kau bahagia" ujarku seraya mengusap pundaknya. Air mata ini sebentar lagi akan turun, aku tak tahan lagi.

"Aku harus pergi, seseorang telah menungguku"

Aku langsung saja melepaskan pelukannya, lalu pergi meninggalkannya dengan tatapan bingungnya.

***
Hujan ini adalah kesaksian dimana aku merasakan perih yang amat dalam. Habis sudah harapanku. Dia terlah bersama gadis lain. Apalagi yang ku harapkan. Sadarlah Jihyo kau hanya sahabat terbaiknya. Buanglah jauh-jauh perasaan ini.

Mungkin lebih baik aku mencari pemuda lain? Atau aku akan tetap menyimpan perasaan ini pada Jungkook. Bagaimana bisa aku akan mempertahankan perasaan ini, kalau nanti akhirnya akulah yang tersakiti. Mina, teman ku. Jungkook juga teman ku. Lalu aku? Apa aku hanya diam membiarkan mereka bersatu, tapi di satu sisi aku malah yang paling tersakiti tanpa mereka ketahui.

Just Junghyo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang