Aku berjalan terus. Kepalaku sampai pusing. Di siang terik ini, aku malah berjalan mengelilingi lapangan basket di jurusan ku. Daniel terus memanggilku menyuruh berhenti. Tapi aku menghiraukannya. Aku terus berjalan menahan tangisku. Kedua kakiku tak sanggup berhenti lagi walau rasanya sudah sangat lelah. Mungkin jika di hitung jari sudah ada 15 kali aku memutari lapangan basket yang cukup luas ini.
Semua mahasiswa yang melewatiku memandang aneh diriku. Bahkan mahasiswa yang lain sedang bermain basket cukup terganggu dengan kehadiranku ini yang berjalan di tepi lapangan basket. Aku tak ingin berhenti. Biarkan saja dulu aku seperti ini. Aku ingin melakukan ini.
"YA! PARK JIHYO!"
Ku dengar Daniel kembali berteriak. Tapi aku tetap tak memperdulikannya. Aku terus berjalan, kakiku semakin cepat, air mataku semakin lama ingin turun.
BRUK!
"Berhati-hatilah berjalan!"
Aku melirik sekilas orang yang menabrakku itu. Dia tak bertanggung jawab, membiarkanku jatuh terduduk begitu saja lalu pergi.
"YA! KAU GILA!"
Daniel datang mengguncang bahu ku keras beberapa kali. Dia mencoba menyadarkan ku.
"DASAR, kau memang sudah tak waras karenanya!" Daniel memandangku penuh amarah.
Aku tak sanggup lagi. Air mataku perlahan menurun. Pria di depanku langsung mendekapku erat.
"Ku mohon akhiri semuanya"
Aku tak tahu harus menjawab apa. Aku hanya menangis diam di pelukan Daniel. Hari ini hatiku begitu sakit. Kencan ku di batalkan begitu saja karena alasan Sana lagi. Sana tiba-tiba meminta Jungkook menemaninya pergi berbelanja dan Jungkook lagi lagi hanya mementingkan Sana. Pria itu tak pernah sekalipun mengerti perasaanku. Dia pergi meninggalkanku dengan kata maafnya lagi. Dan aku terus memasang senyum fake ku.
***
"Maaf, aku terlambat 10 menit"Dia akhirnya datang. Aku mamasang senyum masam ku. Sudah biasa untukku dia selalu datang saat kami kencan. Aku hanya selalu menunggu dan menunggu, dia yang selalu mengatakan maaf dan maaf.
Dia menduduki dirinya di sampingku. Kami diam memandang ke depan dengan pikiran masing-masing. Aku terus memperhatikan bunga-bunga di depan sana yang sedang berjoget terkena angin sepoi. Bagus sekali suasana hari ini. Aku bersyukur hari ini cuaca mendukung sekali.
"Apa yang ingin kau katakan?" Jungkook bersuara memecahkan keheningan.
Aku tersenyum semakin lebar. Biarkanlah hari ini aku ingin egois. Aku pun memalingkan wajahnya menatap kedua matanya.
"Bisakah hari ini kau menjadi milikku seutuhnya, tanpa gangguan Sana?"
Jungkook mengernyitkan dahinya sebentar. Ku pikir, dia tak mengerti maksudku.
"Aku memang milikmu." Dia berbisik halus di telingaku dengan senyum genitnya.
Ah aku suka sekali kelakuan genitnya ini.
Aku membalasnya berbisik di depan wajahnya. "Jadi, maukah kau menghabiskan satu hari penuh ini denganku?"
"Kenapa tidak? Kajja, kau ingin kita kemana?"
Dia berdiri langsung menggenggam tanganku. Hangat langsung menjalar di tubuhku. Jantungku mulai merasakan debaran. Rasanya diriku akan meledak. Baiklah, hari ini aku akan memasukkan ke daftar list-ku bahwa hari ini adalah hari terbahagiaku setelah acara penembakkan menjadi kekasih 1 tahun yang lalu.
"Aku ingin ke wahana!"
***
Jungkook terus menggenggam tanganku. Aku sangat bahagia sekali. Dia menuruti apa saja permainan yang ku inginkan. Semua jenis wahana hampir sudah kami mainkan. Kami tertawa begitu lepas tanpa beban. Rasanya aku benar-benar seperti gadis terbahagia untuk saat ini. Aku sangat berharap sekali waktu berhenti sejenak. Aku masih ingin pria yang ku cintai ini, terus di sisi ku. Menggenggamku, memelukku, kemudian mengatakan cinta. Aku ingin egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Junghyo✔
FanfictionBeda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : setiap cover berganti, artinya akan segera publish cerita baru 17+ juga ada