Seven (16) propose to you

302 49 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Kenapa kau begitu yakin bahwa aku akan menerima lamaran yang kau ajukan untuk putriku?"

Jihoon bersandar pada punggung kursi, menatap santai namun mengintimindasi Jeon Jungkook yang saat ini duduk tegak di seberang meja ruang kerja kediaman Park. Pria itu datang pagi-pagi setelah jam sarapan usai dan menahan Park Jihoon untuk tidak pergi ke kantor hanya untuk mengatakan lamaran yang sudah jelas akan diterima oleh Jihoon sendiri.

Mengingat bagaimana pria di hadapanya ini telah membawa kabur putrinya ke Busan beberapa hari lalu. Meski pada kenyataan bukan kesalahan Jungkook sepenuhnya, tetap saja dia merasa geram karena Jungkook menahan Jihyo sehari setelah itu. Dan bagaimana bisa Pers mengetahui itu dengan memberitakan pernikahan Jungkook dan Jihyo untuk kedua kalinya akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Di tambah pers menemukan kenyataan Jungkook baru saja membeli rumah besar berlantai tiga di kawasan elit sebelah Timur sungai Hangang yang menambah keyakinan setiap orang bahwa Jeon Jungkook membeli rumah tersebut untuk calon istrinya.

Punggung Jungkook berubah sekaku baja dengan keringat dingin merembes di antara pori pori seluruh tubuh mendengar jawaban atas lamaran yang dia ajukan untuk meminang Park Jihyo. Dari semua apa yang Jungkook pikirkan, dia membayangkan tentang jawaban Jihoon atas lamaranya ini, jawaban inilah yang paling terakhir hinggap di pikirkan Jungkook. Tidak mungkin pria tua ini akan menolak lamaranya, bukan? Astaga, jangan sampai hal itu terjadi.

"Kau tidak menerima lamaranku untuk Jihyo?" Jungkook mengulang kata yang masihlah belum dia yakini sebagai jawaban atas lamaran yang diajukannya dengan suara sedikit lebih tinggi. Oh Tuhan, dirinya sudah mempersiapkan diri sepanjang malam dan pagi ini untuk menyusun kata lamaran yang dia sendiri yakini tidak akan di tolak oleh Park Jihoon dan apa yang pria tua itu katakan barusan, membuat amarahnya tersulut.

"Kau tidak menginginkan kami menikah?"

"Aku tidak mengatakan tidak menginginkan kalian menikah, aku hanya mengatakan kenapa kau begitu yakin bahwa aku akan menerima lamaranmu untuk Jihyo."

Jungkook melambaikan tangan geram, meski sesungguhnya dia merasa lega karena secara tidak langsung Jihoon sudah menyetujui lamaran ini.

"Sama saja." Jungkook melanjutkan, "Alasanya tidak bisa disebutkan satu persatu karena tidak akan habis dalam waktu sehari jika aku mengatakan semua itu. Intinya adalah bahwa kami saling mencintai, titik! Dan itu sudah cukup."

Ada sedikit kemarahan dalam setiap kata yang Jungkook lontarkan. Dia berubah gugup dan tegang di tempatnya duduk dan entah mengapa itu membuat Jihoon merasa harus menilai ulang kegigihan Jungkook meski dengan menahan senyuman di bibirnya sendiri.

Jihoon berdeham sebelum kembali berkata. "Kau yakin tidak ingin memikirkanya lagi, karena aku tidak ingin kau menyakiti putriku untuk kedua kalinya." Sekuat tenaga Jihoon menahan tawa mendapatkan delikan lebar Jungkook.

Just Junghyo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang