Didn't Know (3)

195 22 1
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Hujan tidak pernah berhenti turun sejak pagi.

Langit kampus diselimuti awan kelabu, menciptakan suasana yang begitu cocok dengan isi hati Jungkook. Semua terasa berat, seolah alam semesta ikut menekan napasnya dengan dingin yang tak terlihat. Daun-daun basah tertiup angin pelan, dan genangan kecil di trotoar memantulkan bayangan langkah-langkah penuh ragu yang kini membawanya ke satu pintu, ruang latihan teater.

Ia berdiri di depan pintu itu cukup lama. Tangan kanannya mengepal, seakan hati dan akalnya masih bertengkar tentang satu hal, "masih adakah ruang untukku di hati Jihyo?"

Akhirnya, dengan satu tarikan napas berat, ia mendorong pintu itu perlahan.

Di dalam, Jihyo sedang duduk di pojok ruangan. Tubuhnya sedikit membungkuk, tangan kirinya menopang dagu, dan naskah pementasan terbuka di pangkuannya. Lampu ruangan sedikit redup, memberikan kesan seolah ia sedang berada dalam lukisan murung yang indah.

Jungkook mendekat. Pelan.

Jihyo mendongak, tatapannya tajam.

"Ada apa lagi, Jungkook?" tanyanya tanpa basa-basi.

Jungkook berhenti beberapa langkah di depannya. Ia menatap Jihyo lama, lalu berkata, "Aku ingin ikut pementasan. Peran utama pria."

Jihyo memicingkan mata. "Kau? Yang bahkan tidak pernah tertarik ikut teater?"

"Benar. Tapi aku sudah bicara dengan ketua klub. Dia setuju. Katanya, aku cocok."

"Lucu sekali," ucap Jihyo, setengah tawa, setengah sinis. "Baru sekarang kau peduli?"

"Aku tidak peduli pada teater. Aku peduli padamu."

Ucapan itu membuat Jihyo terdiam sesaat.

"Aku tahu aku terlambat," lanjut Jungkook, suaranya mulai pelan. "Tapi aku ingin kau tahu... aku tidak akan biarkan semuanya berakhir seperti ini. Tidak tanpa aku mencoba sekali lagi."

Jihyo menatap wajah Jungkook. Mata itu... mata yang pernah membuatnya jatuh, lalu terluka berkali-kali.

"Kau tidak bisa memperbaiki hati seseorang hanya dengan satu keputusan impulsif."

"Aku tahu. Karena itu aku tidak minta dimaafkan sekarang," jawabnya. "Aku hanya minta kau beri aku kesempatan. Biarkan aku berada di dekatmu. Biarkan aku membuktikan... bahwa kali ini aku tidak akan pura-pura lagi."

***

Hari-hari setelah itu berubah.

Latihan pementasan menjadi pusat dari segalanya. Judul drama mereka "Yang Tak Pernah Terucap", seakan terlalu sesuai dengan kisah mereka sendiri.

Cerita dalam naskah sangat sederhana, dua orang teman lama yang saling menyayangi, namun terus menunda pengakuan, hingga akhirnya terlambat. Jungkook memerankan karakter pria yang menyadari cintanya ketika sang gadis hendak pergi ke luar negeri, sedangkan Jihyo memerankan gadis yang sejak awal menyimpan cinta dalam diam.

Just Junghyo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang