Bab 3 : Bertemu Qi Wei

4.4K 571 28
                                    

Mu Lin bekerja dengan giat di Rumah Bordil Kasih Sayang, walau gajinya tidak sebanyak uang sakunya dulu tetapi ini sudah lebih cukup untuk menghidupi dirinya sendiri. Suatu waktu, ada seorang pelacur yang menyatakan suka kepadanya. Mu Lin dan pelacur itu kemudian menghabiskan malam musim semi bersama, namun anehnya ketika bangun tidur Mu Lin langsung mual muntah sampai dirinya tidak sanggup bangkit dari tempat tidur. Pelacur itu juga bercanda bahwa usia Mu Lin masih muda namun perutnya sudah buncit seperti pria paruh baya.

Sejak saat itu Mu Lin kapok menyentuh kesenangan daging, ia hanya fokus bekerja dan berkelahi dengan Bibi Kang yang gemar membuat keributan dengannya.

Xiao Huang sejak anak itu diselamatkan olehnya dari kekejaman Bibi Kang menjadi sangat menyukainya, Xiao Huang yang awalnya merupakan gadis kecil pemalu dan penakut menjadi sangat suka bicara jika bersama Mu Lin. Ia juga bahagia karena memiliki baju baru yang dibelikan oleh Mu Lin.

Mu Lin turun ke lantai dasar setelah pekerjaannya hari ini selesai, ia melihat Wen Anhe terlihat berbicara dengan pasangan suami istri yang mengenakan pakaian indah, bahkan si Nyonya juga memakai hiasan rambut emas yang sangat meriah, Mu Lin berpikir bahwa Nyonya ini seperti toko emas berjalan! Pembicaraan mereka terlihat serius walaupun setiap kata yang diucapkan begitu santai.

"Jika begitu, kami akan menunggu kabar baik darimu Nyonya Wen." Pria paruh baya bangkit, diikuti oleh istrinya.

"Tuan Song tidak perlu cemas, saya akan menghubungi anda lagi nanti." Wen Anhe tersenyum pada pasangan ini. Ketika mereka pergi, lusinan pelayan mengikuti.

Mu Lin bekerja cukup baik hingga secara pribadi Wen Anhe menghargainya. Mu Lin mendekat dan bertanya penasaran.

"Siapa tadi?"

"Pasangan Song. Mereka masih gigih mencari bayi untuk diasuh." Wen Anhe menyesap teh. "Pasangan Song sudah menikah selama puluhan tahun tetapi belum memiliki anak, jadi mereka belakangan ini datang untuk meminta bayi jika ada pelacur yang tidak sengaja hamil. Memang terkesan aneh, tetapi keluarga ini tidak masalah jika itu adalah anak pelacur. Mereka hanya membutuhkan anak untuk diasuh."

"Mereka tidak masalah dengan anak pelacur? Mereka benar-benar baik!" Mu Lin tidak tahan untuk memuji.

"Itu benar, mereka orang paling dermawan di kota ini. Tetapi aku belum bisa menjamin apapun, banyak pelacur yang menolak memiliki anak."

Bagi pelacur memiliki anak sama saja mengganggu bisnis mereka. Mu Lin sudah lama bermain-main ke tempat pelacuran sehingga tahu semuanya dengan baik. Terkadang pelacur yang hamil akan segera menggugurkan kandungannya, jika kandungan sudah terlalu besar mereka hanya akan melahirkannya entah nanti bayi itu akan diasuh, dibuang, atau dibunuh semua tergantung pada karakter sang ibu.

Di dunia ini, wanita nyaris tidak memiliki kekuatan apapun apalagi wanita yang berasal dari status rendah. Bisa melewati hari ini dengan baik sudah merupakan suatu berkah, mengurus anak tanpa adanya suami hanya akan membunuh diri mereka perlahan-lahan. Mu Lin juga tahu bahwa banyak wanita yang berpikir tidak masalah menjadi selir selama mereka bisa hidup dengan baik. Jika mereka ingin tetap menjadi pelacur maka setidaknya mereka harus memiliki posisi sebaik Wen Anhe ataupun populer, jika salah satunya tidak dimiliki maka hidup mereka seperti bergantung pada seutas benang tipis.

"Lalu kemana kau akan pergi?" Tanya Wen Anhe.

"Mencari makan."

"Lihatlah kau semakin gemuk, jika seperti ini terus tidak ada gadis yang mau menikah denganmu." Ejek Wen Anhe.

"Jika tidak ada yang mau menikahiku, maka aku akan menikah dengan diriku sendiri!" Mu Lin menjawab enteng, ia kemudian benar-benar pergi setelah menyelesaikan kalimatnya.

[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang