Guru Li adalah murid pertama dari Guru Jin yang merupakan gurunya, Mu Lin, dan Mu Jiang. Guru Li terkenal sangat teliti dalam memilih murid yang akan diajarnya, Cui Xiaosheng berkali-kali meyakinkan Guru Li untuk menerima Cui Shilin sebagai muridnya. Pada akhirnya Guru Jin berhasil meluluhkan hati keras muridnya ini dan Cui Shilin menjadi murid Guru Li.
Prestasi Cui Shilin biasa-biasa saja, tidak sehebat Cui Xiaosheng hal ini menyebabkan Guru Li sedikit tidak puas. Ia seperti melihat seekor koi melahirkan anak katak.
Sekarang Guru Li datang, Cui Shilin menunduk dalam tidak berani menangangkat kepalanya. Ketika Cui Xiaosheng berniat menjamu Guru Li, pria paruhbaya itu segera menolak dengan wajah dingin ia menjelaskan bahwa Cui Shilin berkelahi dengan teman sekelasnya dan memukul kepala temannya dengan batu hingga mengeluarkan darah. Walaupun Guru Li sudah datang melerai, Cui Shilin bagaikan banteng yang tidak mau diam dan menggigit tangan guru agar melepaskannya. Di depan mata Guru Li, anak ini memukul temannya sekali lagi.
Darah Cui Xiaosheng seolah menjadi dingin ketika mendengar penjelasan Guru Li yang tegas.
"Aku tidak masalah jika dia tidak terlalu pintar. Namun Tuan Shilin ini sering tertidur, tidak mendengarkan penjelasan, dan sekarang berkelahi seperti ini. Perdana Menteri, aku tahu bahwa kau adalah murid yang sangat dihargai oleh Guru akan tetapi aku tidak bisa lagi membiarkan anak yang tidak tahu aturan ada di kelasku. Jadi aku meminta maaf, sebaiknya besok Cui Shilin tidak perlu bersekolah di tempatku lagi."
Cui Xiaosheng berusaha membujuk Guru Li tetapi Guru Li tetap tidak tergerak sedikitpun. Ia bersikeras mengeluarkan Cui Shilin dari sekolahnya. Cui Xiaosheng benar-benar tidak mampu meluluhkan hati Guru Li lagi, ia menatap tajam putranya.
"Shuxu, cari tahu siapa anak yang dipukul oleh Cui Shilin. Besok undang mereka datang, aku harus memberi kompensasi."
"Baik, Tuan."
Sekarang Cui Xiaosheng fokus pada putranya. Ia memberi isyarat pada salah satu pelayan dan pelayan muncul dengan langkah berat membawa tongkat kayu.
"Ulurkan tanganmu."
Cui Shilin gemetar ketakutan. Ia menggeleng.
"Ulurkan tanganmu!" Bentak Cui Xiaosheng.
Dibentak seperti ini, Cui Shilin dengan takut mengulurkan kedua telapak tangannya. "Ayah aku tidak- ah!"
Cui Xiaosheng memukul telapak tangan Cui Shilin, ia mengabaikan tangisan putranya ini. Cui Shilin berusaha menjelaskan mengapa ia marah, tetapi ayahnya tidak mau mendengarkan. Tangannya sangat sakit, ia juga sangat sedih karena membuat ayahnya marah besar. Jika marah ayahnya hanya akan memarahinya beberapa patah kata, tetapi ayahnya tidak pernah memukulnya.
Cui Xiaosheng tidak mengatakan apapapun, ia melihat telapak tangan putih Cui Shilin mulai memerah dan bengkak. Ia juga merasa berat memukul anaknya sendiri, namun Cui Shilin sudah benar-benar keterlaluan dengan berkelahi seperti ini. Jika Cui Shilin hanya dimarahi beberapa patah kata, anak ini akan mengulanginya di masa depan.
"Refleksikan dirimu! Jangan menemuiku sampai kau sadar apa kesalahanmu!" Cui Xiaosheng membuang tongkat kayu, berjalan dengan langkah berat meninggalkan Cui Shilin yang sekarang mulai menangis terisak-isak. Momo Chun segera memeluk anak ini, ikut meneteskan airmata melihat anak yang diasuhnya sejak kecil dipukul seperti ini.
Dai Lu berlari memasuki kediaman Mu Lin, ia segera melaporkan apa yang dilihatnya. "Tuan Muda berkelahi dengan teman sekelasnya hingga temannya terluka, Guru Li kemudian mengeluarkannya dari sekolah dan Tuan Besar memukul tangan Tuan Muda beberapa kali. Sekarang Tuan Muda menangis kesakitan. Tuan Baik, apa yang akan kau lakukan?"
Mu Lin menghela nafas kecil, ia mendengar bahwa Guru Li datang dan dirinya merasa ada yang tidak beres. Jadi diam-diam dirinya mengirim Dai Lu untuk mencari kabar. Ia tidak bisa keluar mengingat penampilannya saat ini yang memiliki banyak bekas gigitan monster bernama Cui Xiaosheng.
Ia tidak membenarkan apa yang Cui Xiaosheng lakukan, tetapi ia juga tidak bisa ikut campur lebih banyak karena Cui Shilin memang benar-benar bersalah kali ini.
"Aku akan membuatkan makanan kesukaannya. Dimana A-Huan?"
"Nona A-Huan sedang memancing ikan di danau buatan."
Mu Lin mengangguk, ia segera pergi ke dapur untuk memasak. Suasana rumah menjadi sangat tegang karena Perdana Menteri Cui sedang marah besar, para pelayan bertindak hati-hati berusaha tidak membuat kesalahan sekecil apapun.
Cui Shilin sangat menyukai wonton, Mu Lin belajar membuat beberapa hidangan dari Bibi Kang meski mereka selalu berdebat saat memasak. Tetapi meski begitu ia tetap berhasil membuat hidangan. Mu Lin secara khusus membuatkan wonton untuk Cui Shilin.
Ia selesai memasak ketika hari sudah gelap, ia segera pergi ke kamar Cui Shilin untuk menghibur anak itu.
"Tuan Muda sedang tertidur." Pelayan Xu yang kebetulan tengah berjaga di kamar Cui Shilin segera menjelaskan. "Tuan Muda kesakitan dan menangis sejak tadi, ia kelelahan kemudian tertidur. Haruskah pelayan ini membangunkannya?"
"Tidak perlu. Jangan membangunkan anak yang tertidur. Aku akan datang besok." Mu Lin tahu bahwa menangis juga butuh banyak tenaga, jadi wajar jika Cui Shilin terlelap seperti itu.
Karena ini adalah wonton, itu harus segera dimakan. Untungnya saat kembali Mu Huan juga sudah selesai memancing, dirinya langsung memberi anak itu wonton dan Mu Huan sangat bahagia ketika memakannya.
Sementara itu Pelayan Xu memasuki kamar Cui Shilin, terlihat bocah itu tengah duduk di ranjang dengan sedih memandangi tangannya yang baru diobati oleh Momo Chun. Sementara itu Momo Chun sedang merebus obat untuk Cui Shilin.
"Apakah Niang tidak datang berkunjung?" Cui Shilin ingin menceritakan mengapa ia marah pada Niangnya, jika Niang mendengarnya maka ia bisa lega karena dirinya memiliki alasan kuat untuk menyerang temannya.
Pelayan Xu menghela nafas dengan sedih. "Tuan Mu baru saja selesai memasak dan menemani Min Xianzhu makan." Pelayan Xu menambahkan. "Tuan Muda mungkin Tuan Mu tidak akan datang, bagaimanapun dia memiliki banyak hal untuk di urus."
Cui Shilin mendengar ini menjadi sedih. Ayahnya marah besar padanya dan ia dihukum tidak boleh keluar, Niangnya tentu akan lebih peduli kepada Mu Huan karena Mu Huan adalah putri kandungnya. Cui Shilin merasa angin sepi berhembus di dadanya, ia menunduk dengan sedih. Apakah memang di rumah ini tidak ada yang menyayanginya?
"Min Xianzhu dibuatkan wonton oleh Tuan Mu, apakah Tuan Muda juga ingin wonton? Orang sakit harus memakan makanan favoritnya agar segera sembuh." Pelayan Xu kembali berbicara.
Cui Shilin semakin terpuruk, ia sudah pernah mengatakan bahwa dirinya menyukai wonton. Tetapi Niangnya hanya membuatkan wonton untuk Mu Huan, tidak memberinya bagian sedikitpun.
"Tidak perlu. Aku tidak lapar." Ucap Cui Shilin lemah. Ia berbaring di ranjangnya, membelakangi Pelayan Xu yang mengucapkan beberapa patah kata menghibur Cui Shilin.
Bocah itu diam-diam menangis. Ia sangat sedih. Ia terluka tetapi tidak ada yang peduli kepadanya. Cui Shilin menangis sampai benar-benar terlelap.
TBC
Ular ada dimana-mana 🐍🐍🐍
Guys kalo aku ga update tandanya aku sibuk atau lupa ya, sekarang pekerjaanku bener2 padat. Kalian mengerti kan tandanya gajiku naik maka hmm.... beban kerjakupun bertambah 🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa Lagi
Historical FictionMu Lin berpikir bahwa hubungannya dengan Cui Xiaosheng tidak akan berhasil, ia kemudian memilih pergi berkelana dan berusaha melupakan cinta dalam hatinya itu. Akan tetapi dalam perjalanannya Mu Lin merasa ada yang aneh dengan dirinya ; mengapa peru...