Bab 33 : Mu Lin Tidak Berani Mengatakannya

3.3K 452 15
                                    

Jika dipikir ulang, Mu Lin tidak pernah secara aktif mengajak teman tidurnya. Dulu ketika bersama pelacur merekalah yang memulainya karena itu sudah pekerjaan mereka untuk menyenangkan pelanggan, ketika bersama Cui Xiaosheng maka Saudara Cui yang menyerangnya. Jadi Mu Lin sama sekali tidak tahu bagaimana cara mengawalinya atau mengatakan apa yang ia inginkan dari Cui Xiaosheng.

"Mengapa belum tidur? Ini sudah malam." Cui Xiaosheng keheranan, tidak biasanya Mu Lin masih terjaga selarut ini.

"Aku belum ingin tidur." Balas Mu Lin pelan. Ia memperhatikan Cui Xiaosheng yang dengan mandiri melepas lapisan pakaiannya. Mu Lin tanpa sadar menelan ludah, jika dilihat lebih teliti Saudara Cui ini memiliki tubuh yang bagus. Auranya memang tidak segarang Kaisar yang pada dasarnya memang berasal dari militer, namun meski memiliki aura sarjana sejati tetapi tubuh Cui Xiaosheng tidak jauh berbeda dari seorang jenderal. Itu tidak bisa dipungkiri, karena saat menjadi Hakim di Daerah Zimo memang Cui Xiaosheng lebih aktif di barak.

Mu Lin dengan sedih memikirkan otot perutnya dulu yang menghilang total saat ia mengandung Mu Huan. Untungnya meski mengalami kenaikan berat badan, dirinya bisa mengembalikan berat badannya semula.

"Apa yang kau pikirkan?" Cui Xiaosheng naik ke ranjang, ia menyelipkan anak rambut yang menjuntai di sisi wajah halus Mu Lin. Ia memperhatikan wajah Mu Lin dengan seksama.

"Apa kau besok benar-benar libur?" Tanya Mu Lin.

"Ya. Ada apa?"

Mu Lin menjadi gelisah, dalam hati ia sudah berteriak lantang bahwa dirinya menginginkan Cui Xiaosheng namun bibirnya terkunci rapat.

"Besok aku akan mengajakmu Xiao Lin dan A-Huan ke desa kecil milikku." Cui Xiaosheng segera melaratnya. "Lebih tepatnya milikmu, itu menjadi maharmu."

Mu Lin berpikir sebenarnya ketika ia menikah berapa banyak mahar yang diberikan?! Barangkali jauh lebih banyak dari mahar Mu Hua!

"Mahar apa lagi yang kau berikan padaku?"

"Pertokoan, ladang, beberapa desa kecil, emas, perak, mutiara, perhiasan, kain-"

"Berhenti! Berhenti!" Mu Lin tidak berani mendengarnya lebih lanjut. Bagaimanapun maharnya itu benar-benar banyak, belum lagi yang ditambahkan oleh Mu Jiang. Ia memang kaya sejak lahir, tetapi jelas Cui Xiaosheng ini berada di tingkat yang berbeda dengannya. "Lalu apa yang tersisa darimu?"

Cui Xiaosheng tersenyum. "Kau. Semua hartaku menjadi milikmu."

Mu Lin tertegun selama beberapa saat. Ia berpikir apakah Saudara Cui juga begitu murah hati seperti ini kepada dua istrinya terdahulu?

Seolah mampu membaca pikiran Mu Lin, Cui Xiaosheng mencubit ujung jari telunjuk Mu Lin yang empuk. "Aku hanya memberikan semua hartaku kepada Mu Lin."

Mendengar ini Mu Lin menjadi sangat malu, jika ia adalah seorang wanita pasti ia akan segera menerkam Cui Xiaosheng dan berharap melahirkan lima sampai enam anak laki-laki!

Cui Xiaosheng dan Mu Lin saling bertukar pandang, kemudian Cui Xiaosheng mencondongkan tubuhnya dan mencium lembut bibir Mu Lin.

Mu Lin tidak menolak, ia memeluk leher Cui Xiaosheng dengan penuh pengharapan. Mu Lin berpikir bahwa malam ini adalah saatnya!

Cui Xiaosheng mendorongnya hingga berbaring di ranjang, kemudian pria itu menindihnya. Mereka berciuman cukup lama, Mu Lin benar-benar hanyut dalam ciuman Cui Xiaosheng hingga ia berpikir tidak masalah bibirnya dihisap terus menerus seperti ini.

Tetapi kemudian Cui Xiaosheng melepaskan ciumannya.

"Tidurlah." Cui Xiaosheng berguling turun dari atas tubuh Mu Lin.

[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang