Bab 18 : Meminta Pernikahan Kepada Kaisar

4.5K 600 58
                                    

"Itu hanya perasaanmu saja." Mu Lin mencoba menyangkal, kadang ia merasa sedih karena dirinya yang mengandung dan melahirkan A-Huan susah payah tetapi anak ini justru sangat mirip dengan Cui Xiaosheng, benar-benar tidak adil!

"Benarkah? Tapi menurutku mirip." Mu Jiang masih bersikeras dengan keyakinannya. "Haha jangan-jangan dia sungguhan anak Saudara Cui!" Gurau Mu Jiang.

Seharusnya Mu Lin tertawa agar terlihat menyetujui gurauan Mu Jiang, tetapi saat ini ia tidak bisa tertawa sama sekali karena perkataan Mu Jiang lagi-lagi benar.

Mu Jiang meredakan tawa gelinya karena Mu Lin tidak menanggapi.

"Jadi dia benar-benar anak Saudara Cui?!"

Akhirnya Mu Huan dibiarkan berjalan-jalan ditemani oleh kasim dan pelayan, sementara itu Mu Jiang dan Mu Lin menikmati teh sambil Mu Lin menceritakan kejadian sebenarnya. Berkali-kali Mu Jiang dibuat hampir tersedak mendengarkan kejutan demi kejutan yang Mu Lin ucapkan.

Ia hanya tidak menyangka bahwa memang benar Mu Huan dilahirkan oleh Mu Lin dan Mu Huan adalah putri kandung Cui Xiaosheng. Rasa-rasanya jika Zhang-shi mendengar ini, wanita itu pasti sudah pingsan dan mengutuk delapan belas generasi Cui Xiaosheng!

"Lalu, apakah Saudara Cui tahu tentang kehamilanmu?"

Mu Lin menggeleng. "Lebih baik dia tidak tahu, aku… aku hanya takut dia menganggapku aneh dan mengerikan. Aku juga takut jika suatu saat Mu Huan akan dijauhi serta membenciku jika tahu aku yang melahirkannya. Rahasia ini biarkan ditutup rapat olehku."

Tetapi Mu Jiang tidak merasa begitu, jika Cui Xiaosheng tahu Mu Lin mengandung anaknya maka Cui Xiaosheng pasti akan sangat senang mengingat betapa Cui Xiaosheng mencintai Mu Lin. Hanya saja Mu Lin tentu tidak akan mempercayai pemikirannya ini, ia hanya bisa menunggu saat Mu Lin nanti menyadari bahwa tidak ada yang salah dengan kondisinya ini.

"Apakah kau tidak menganggapku aneh?" Tanya Mu Lin.

Mu Jiang menggeleng. "Tidak, bagiku entah wanita atau pria ketika mereka melahirkan kehidupan baru di dunia ini, mereka tetap mulia."

"Lalu, apakah kau sudah membuat altar Keluarga Mu? Aku ingin memperkenalkan A-Huan pada keluarga kita."

"Mm! Tentu saja sudah! Kau bisa pergi nanti!"

Sepasang saudara akhirnya mengobrol apa saja yang terlewat selama lima tahun ini.

.
.
Sementara itu Cui Xiaosheng kini menghadap Feng Yuxuan untuk melaporkan semua hal yang ia ketahui di Kota Qiang, walaupun dirinya sibuk mengejar Mu Lin tetapi ia juga tidak lalai dengan pekerjaannya sehingga ia bisa kembali ke ibukota dengan tepat waktu.

"Semua ini bagus, tetapi Kota Qiang dahulu cukup sering mengalami bencana gempa. Mereka mulai pulih perlahan karena gempa tidak terjadi selama sepuluh tahun. Untuk jalur sutra, Zhen¹ akan memikirkannya lebih lanjut."

(Zhen : Cara Kaisar memanggil dirinya sendiri.)

"Perdana Menteri, kau memberi nasihat yang tepat untuk menumpas pemberontakan yang direncanakan oleh sisa orang Yue. Sekarang orang Yue tidak akan berani bergerak lagi. Karena itu, Zhen ingin memberimu hadiah atas prestasi gemilangmu ini. Sejak awal kau dilantik, kau tidak pernah meminta hal macam-macam kepada Zhen ini. Sekarang, katakan hadiah apa yang kau inginkan?" Feng Yuxuan bertanya dengan bijaksana, setelah lima tahu berkuasa Kekaisaran Yezi benar-benar bisa berdiri dengan tegak lagi dan bahkan lebih baik dari yang sebelumnya. Kini orang-orang Han dan Hu berkumpul menjadi satu, semuanya dilakukan sesuai dengan perjanjian yang sudah Mu Jiang bentuk dengan Jihoushan Chanyu.

"Apa yang pejabat ini lakukan semuanya demi kemajuan Dinasti, Kaisar sungguh bermurah hati kepada pejabat ini." Cui Xiaosheng berkata dengan rendah hati, dengan gayanya yang selalu dikenal oleh orang diluar sana. "Kemarin Tuan Kesepuluh milik keluarga Mu kembali bersama pejabat ini ke ibukota. Pejabat ini tidak meminta macam-macam, namun pejabat ini menginginkan pernikahan dengan Mu Lin."

Feng Yuxuan menaikkan salah satu alisnya, Cui Xiaosheng adalah pejabat yang hidupnya jauh dari kata kemewahan dan jika diberi hadiah melimpah sebagian disimpan dan sebagian lainnya akan disumbangkan. Cui Xiaosheng juga tidak pernah meminta apapun kepada Feng Yuxuan, selalu bersikap bijak dan tahu menempatkan dirinya. Feng Yuxuan melupakan permusuhannya di masa lalu pada Cui Xiaosheng, sebagai Kaisar ia senang dengan kinerja pejabatnya ini.

Feng Yuxuan tentu tahu bahwa Cui Xiaosheng mencari Mu Lin selama ini tanpa kenal lelah.

"Menikahinya? Tetapi Mu Lin adalah laki-laki."

"Yang Mulia benar. Tetapi Mu Lin adalah putra sah dan dia adalah sarjana berbakat. Menjadikannya selir hanya akan menghancurkan martabatnya dan pejabat ini hanya berpikir Mu Lin cocok menjadi pasangan resmi."

"Kau memiliki jabatan tinggi, tidakkah masalah bagimu jika banyak orang-orang yang akan menggunjingmu karena keputusanmu ini?"

"Tidak, Yang Mulia." Walaupun hanya sedikit kata, tetapi semua perkataan itu mengandung keyakinan yang tinggi dan keberanian sekuat baja.

Cui Xiaosheng tahu bahwa jika ia melamar Mu Lin lagi dengan cara baik-baik seperti dulu, Mu Lin masih akan tetap menolaknya. Jika ia meminta pernikahan pada Mu Jiang maka Mu Jiang hanya akan menyerahkan keputusan pada Mu Lin. Satu-satunya cara adalah melalui Kaisar. Jika pernikahan ini diberikan langsung oleh Kaisar, bisakah Mu Lin menolaknya? Dan lagi orang luar hanya akan memandang ini sebagai cara Kaisar 'mengikat' Cui Xiaosheng agar tetap berada dipihaknya.

"Baiklah. Zhen akan mengabulkan pernikahan ini."

"Terima kasih atas kebaikan dan kemurahan hati Kaisar, semoga Kaisar panjang umur dan hidup selama seribu tahun!" Cui Xiaosheng memberikan kowtow, ia tidak mampu menutupi kesenangan hatinya.

.
.
Langit berubah menjadi gelap, bintang bersinar lembut menemani rembulan yang selalu terlihat kesepian. Mu Lin berjalan melewati bebatuan yang sudah diatur menuju sebuah tempat yang letaknya cukup tersembunyi.

Mata Mu Lin sembab, ketika mengunjungi Aula Leluhur dan memperkenalkan putrinya pada keluarganya Mu Lin menjadi sangat emosional. Kerinduan pada seluruh anggota keluarganya tidak mampu ia bendung lagi terlebih lagi kepada ibunya. A-Huan yang kelelahan juga langsung tertidur sesampainya di mansion.

Kepala pelayan menyebutkan bahwa mansion ini memiliki air hangat alami dan menunjukkan dimana letaknya, Mu Lin berpikir tidak ada salahnya pergi ke tempat itu. Meskipun perjalanannya cukup melelahkan karena mansion ini sangat luas, Mu Lin tidak peduli.

Dari kejauhan nampak lentera menyala redup, Mu Lin mempercepat langkah kakinya dan berhasil mencapai sumber air hangat dalam waktu singkat.

Sumber air hangat ini berbentuk sebuah kolam, tidak terlalu luas memang, dikelilingi oleh pepohonan yang tinggi dan beberapa batu besar. Letaknya memang benar-benar tersembunyi.

Mu Lin melepaskan jubahnya, tubuhnya telanjang bulat dan rambutnya diikat tinggi hingga leher jenjangnya terekspos bebas.

Mu Lin memasuki air hangat, ia langsung merasa sangat nyaman seolah-olah rasa lelahnya selama ini menghilang begitu saja. Mu Lin bermain selama beberapa saat, sebelum akhirnya ia melipat kedua tangannya pada pinggiran kolam dan menyandarkan dagunya dengan nyaman. Uap air hangat membuat wajahnya lembab dan memerah. Mu Lin merasa sangat nyaman hingga tidak menyadari seseorang berjalan memasuki kolam, mendekati dirinya.

Ketika sepasang lengan kencang memeluk pinggangnya, barulah Mu Lin tersadar. Ia tersentak ketika benda lembab dan lembut menciumi lehernya.

Mu Lin ketakutan, ia memberontak dan ketika menoleh dirinya baru menyadari bahwa itu adalah Saudara Cui!

TBC

Si Paman main ngegas aja

Si Paman main ngegas aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang