"Bukankah itu sudah wajar? Ketika aku kecil aku juga diajari seperti itu."
Perkataan Cui Xiaosheng sukses membuat Mu Lin benar-benar terkejut. Meski ia lama berteman dengan Cui Xiaosheng tetapi Saudara Cui ini nyaris tidak pernah membahas kehidupan pribadinya, jadi ia sama sekali tidak tahu bagaimana kehidupan Cui Xiaosheng. Ia hanya tahu bahwa mendiang Perdana Menteri Cui memperlakukan Cui Xiaosheng penuh rasa bangga dan Cui Xiaosheng selalu berprestasi sepanjang waktu.
"Tunggu… wajar?"
"Saat aku kecil, jika aku tidak bisa menyelesaikan tugas ayah akan memukulku beberapa kali sebagai bentuk hukuman, menekankan padaku pentingnya pendidikan dan belajar cepat. Aku hanya mengikuti langkah ayahku."
Mu Lin benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa. Walaupun ibunya galak tetapi ibunya tidak pernah menghukumnya, walau ayahnya bersikap keras tetapi ayahnya tetap membebaskan pilihannya yang ingin menjadi sarjana dibanding bergabung dengan militer. Jika ia mendapat nilai baik sedikit saja ibunya sudah pamer sampai seluruh kota tahu. Jika nilainya turun sedikit ibunya tidak marah dan tetap menghiburnya.
Ia dan Cui Xiaosheng bersama sejak kecil, tetapi kehidupan mereka bagaikan langit dan dasar jurang.
Cui Xiaosheng berpikir dengan mendidik Cui Shilin dengan keras dan mengadopsi ajaran ayahnya dulu maka itu baik-baik saja, tetapi sifat Cui Shilin ini sangat perasa. Ketika dimarahi sedikit Cui Shilin akan memasukkan di dalam hatinya, jika Cui Shilin terus ditekan dengan cara belajar Cui Xiaosheng entah apa yang akan terjadi pada anak itu suatu saat.
"Cara mendidik anak tidak bisa disamakan, sifat setiap anak berbeda. Lihat saja A-Huan, dia sangat ceria dan sedikit nakal. Dia terkadang harus dimarahi karena terlalu nakal. Tetapi Cui Shilin jelas berbeda, dia tidak bisa dimarahi terus menerus tanpa diarahkan apa salahnya dan bagaimana solusi mengatasinya. Kau hanya memarahinya sepanjang waktu, itu menyebabkannya bingung karena tidak tahu harus melakukan apa." Mu Lin menjabarkan semuanya yang ia ketahui. "Seterusnya urusan mengajari Cui Shilin berikan padaku, aku akan meminta pendapatmu nanti jika ada masalah yang tidak bisa kuatasi."
Cui Xiaosheng selalu menjadi seorang bajingan penurut jika sudah berhadapan dengan Mu Lin.
"Kau benar-benar menjadi Cui Furen."
Mu Lin yang mendengar ini melotot, cara Cui Xiaosheng menatapnya seperti pria paruh baya mesum yang menggoda pelacur hijau.
"Katakan lagi akan aku patahkan seluruh tulangmu!" Mu Lin berkata marah, ia bangkit dan pergi sambil mengibaskan lengannya penuh emosi.
.
.
Mansion Perdana Menteri Cui sangat luas, seperti dua rumah besar yang disatukan. Mu Lin berkeliling bersama Dai Lu untuk mengetahui lebih jelas denah rumah ini, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Qi Wei.Keduanya akhirnya mengobrol di jembatan melengkung di atas sungai buatan.
"Kau tahu… em.. aku pernah mendengar bahwa wanita memiliki obat untuk mencegah kehamilan." Mu Lin merasa sangat malu membahas hal ini, wajahnya memerah padam. "Aku tidak bisa menghindari Perdana Menteri selamanya, apa kau tahu obat itu?"
Qi Wei mengangguk mengerti, bagaimanapun Mu Lin dan Cui Xiaosheng sudah resmi menikah. Sekali dua kali Mu Lin menolak berhubungan dengan Cui Xiaosheng itu tidak akan menjadi masalah, tetapi jika hal ini terus terjadi hanya akan memancing kecurigaan Cui Xiaosheng dan menyebabkan kesalahpahaman besar di masa depan.
"Sebenarnya kesempatanmu untuk hamil lagi tergolong kecil Saudara Mu. Tapi mempertimbangkan bahwa Perdana Menteri Cui sangat sehat, maka itu bisa saja terjadi. Aku tahu obatnya, tetapi aku akan mengujinya terlebih dahulu apakah cocok untukmu. Jika tidak, aku akan mencoba membuatkan khusus untukmu."
Mendengarnya Mu Lin merasa lega, jika ia tidak bertemu dengan Qi Wei entah akan seperti apa hidupnya. Barangkali ia akan mati karena gagal melahirkan lima tahun yang lalu.
"Tetapi sebelum obat itu benar-benar berhasil, kau tahu… uhuk.. jangan berhubungan dulu dengan Perdana Menteri."
"Aku mengerti! Aku mengerti!"
"Sejujurnya Manting Jiejie juga curiga padaku, dia bertanya aku sering ke Kota Qiang mengapa aku tidak tahu bahwa kau juga ada di Kota Qiang? Dia terus mendesakku, ah, dia terlalu pintar! Akhirnya aku menciumnya agar dia-"
"Tunggu! Tunggu! Kau memiliki hubungan sesuatu dengan Kakak Ipar?!" Mu Lin menyela perkataan Qi Wei, ia menatap Qi Wei seolah gadis ini adalah manusia yang menumbuhkan tanduk kerbau. Ia selalu berpikir bahwa Qi Wei hanya bersahabat baik dengan Cui Manting.
Qi Wei menggigit ujung lidahnya karena menceritakan hal yang seharusnya tidak ia katakan! Ah!
"Itu… um… yah." Qi Wei menggaruk tengkuknya ringan.
"Benar-benar kacau." Jika Tuan Besar Cui tahu bahwa dua anaknya yang tersisa seperti ini, yang satu menikahi pria yang satunya memiliki kekasih wanita maka Tuan Besar Cui barangkali akan menolak bereinkarnasi dan menunggu kedua anaknya pergi ke akhirat kemudian menamparnya satu persatu hingga berubah menjadi buah kesemek, barulah ia bisa melompat dengan tenang ke roda reinkarnasi.
Sekarang ia mengerti mengapa Wangye dan Wangfei dulu tidak bisa saling mencintai. Satunya menyukai batang daging, yang lain menyukai kue mantou.
"Qi Wei, setelah ini kemana kau akan pergi?"
Qi Wei dan Cui Manting hanya datang untuk menghadiri pesta pernikahan, keduanya jelas akan lanjut berkelana lagi.
"Setelah selesai membuat obat untukmu, aku akan mencoba mencari kasus yang serupa denganmu. Aku berpikir kasus semacam ini tidak akan terjadi hanya satu kali." Laki-laki yang hamil merupakan peristiwa yang sangat langka, Qi Wei sendiri mengakui bahwa ia nyaris kehilangan harapan saat persalinan Mu Lin dulu sebab resikonya sangat tinggi. Jika ia salah sedikit, Mu Lin akan meninggal. Ditambah lagi janin itu cukup besar, jikapun wanita yang melahirkannya maka ia juga akan mengalami kesulitan melahirkan.
Mu Lin mengangguk mengerti.
.
.
Mu Lin menutup buku yang baru dibacanya, ia merasa malam sudah sangat larut. Cui Xiaosheng masih ada di ruang belajarnya, Mu Lin sedikit cemas karena tidak ada Mu Huan disini. Karena kamarnya sudah jadi, Mu Huan menjadi sangat bersemangat dengan kamar barunya dan menolak tidur bersama Babanya lagi. Mu Lin merasakan pahitnya penghianatan putri kecilnya. Ia memikirkan cara tepat untuk menolak Cui Xiaosheng.Haruskah ketika Cui Xiaosheng masuk ia memukulnya hingga Perdana Menteri Cui pingsan? Kemudian mengikatnya sampai pagi? Ide itu tidak terdengar buruk, Mu Lin bersiap mencari tali.
Tetapi ketukan pada pintu menghentikan langkah Mu Lin, ia berpikir siapa yang datang? Jika itu Cui Xiaosheng maka rasanya tidak perlu Cui Xiaosheng mengetuk pintu.
Mu Lin akhirnya membuka pintu dan terkejut melihat Cui Shilin berdiri di depan pintu dan menangis tersedu-sedu.
"Xiao Lin?! Ada apa?"
"Niang, b-bolehkah aku tidur disini? Aku bermimpi buruk." Cui Shilin berkata dengan suara yang goyah karena isak tangisnya.
Mu Lin langsung bersorak dalam hati!
"Ai, anak baik jangan menangis. Ayo masuk."
Ketika pendekar A-Huan tidak ada maka penggantinya adalah pendekar Xiao Lin!
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa Lagi
Historical FictionMu Lin berpikir bahwa hubungannya dengan Cui Xiaosheng tidak akan berhasil, ia kemudian memilih pergi berkelana dan berusaha melupakan cinta dalam hatinya itu. Akan tetapi dalam perjalanannya Mu Lin merasa ada yang aneh dengan dirinya ; mengapa peru...