"S-saudara Cui…" Mu Lin mencoba mendorong Cui Xiaosheng dengan sikunya, namun Cui Xiaosheng tidak melepaskannya sama sekali.
"Aku merindukanmu." Suara itu serak dan dalam, seolah seperti arus misterius yang menyeret kakinya menuju dasar sungai yang gelap.
Cui Xiaosheng mencium bagian belakang daun telinga Mu Lin dimana ini membuat Mu Lin menggigil, kemudian ciuman berpindah ke pipi, pelipis, dan keningnya. Cui Xiaosheng seolah mengungkapkan seluruh cintanya lewat sentuhan-sentuhan ini.
Mu Lin tidak mengerti mengapa setelah mendengar itu ia berhenti memberontak, ia membiarkan Cui Xiaosheng melakukan apa yang ingin pria itu lakukan. Mu Lin berpikir mungkin karena selama lima tahun ia tidak berhubungan dengan siapapun, jadi dihadapkan dengan sentuhan ini Mu Lin menjadi terlena.
Cui Xiaosheng mencium bibir Mu Lin dengan dalam, kali ini Mu Lin tidak menolaknya ia justru memiringkan kepalanya agar Cui Xiaosheng bisa lebih leluasa menghisap bibirnya.
Diantara tebalnya uap, dua pria telanjang bulat, salah satunya bertubuh kurus dengan kulit putih pucat, lainnya bertubuh kekar dengan kulit kecokelatan.
Punggung Mu Lin menempel pada dada bidang Cui Xiasheng dan otot-otot kencang di perut pria itu.
Sementara tangan Cui Xiaosheng berpindah, ia menjepit puting Mu Lin dengan jari-jarinya yang besar. Mu Lin tersentak, ia menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh Cui Xiaosheng. Ketika membuka mata, ia langsung bertemu dengan tatapan tajam Cui Xiaosheng.
Cui Xiaosheng memilin, menjepit, memainkan puting Mu Lin tanpa ampun. Ia beberapa kali berhubungan intim dengan Mu Lin sehingga ia tahu dimana titik sensitif Mu Lin dan puting adalah jawabannya.
Mata Mu Lin mulai basah karena ia dirangsang sedemikian rupa. Lima tahun tidak menyentuh kesenangan daging, kemudian ia dihadapkan dengan gerakan lihai Cui Xiaosheng dan titik sensitifnya diserang begitu saja. Seandainya ia tidak bersandar pada Cui Xiaosheng pasti dirinya langsung tenggelam ke dalam air.
Cui Xiaosheng sekali lagi mencium Mu Lin, akan tetapi bukan ciuman menggebu-gebu seperti waktu itu namun ciuman yang lembut seolah memberitahu Mu Lin betapa dicintainya ia.
Saat ciuman terlepas Mu Lin terengah. Wajahnya kian memerah dan sebagian rambutnya basah.
"Mu Lin, aku tidak bisa menahannya lagi." Suara Cui Xiaosheng gemetar karena nafsunya sendiri. Ia menggesekkan batang dagingnya pada belahan pantat gemuk Mu Lin.
Mu Lin tersadar dan berusaha menarik dirinya.
"Jangan!" Mu Lin takut jika Cui Xiaosheng benar-benar melakukannya lagi maka dia akan hamil. Dulu butuh tiga kali berhubungan intim Cui Xiaosheng berhasil menghamilinya, tetapi saat ini Mu Lin ingin mengantisipasi. Dulu saat hamil dirinya berada dalam pelarian dan bersembunyi, namun sekarang Cui Xiaosheng tidak akan melepaskannya dengan mudah. Ia takut jika dirinya hamil disini semua rahasianya terbongkar.
Qi Wei pernah mengatakan walaupun kesempatannya untuk hamil lagi cukup kecil namun itu tetap tidak menutup kemungkinan dirinya bisa hamil, selama pasangannya sehat dan memiliki cairan yang sangat bagus ia kemungkinan bisa hamil lagi.
"Baiklah. Baiklah. Aku tidak akan memasukkannya." Cui Xiaosheng menenangkan Mu Lin.
Ia tahu Cui Xiaosheng sangat menghormatinya ketika berhubungan badan, mungkin Cui Xiaosheng hanya memiliki kecenderungan senang menidurinya ketika ia terlelap. Itupun Cui Xiaosheng lakukan jika Mu Lin mengizinkannya.
Cui Xiaosheng mengarahkan batang dagingnya diantara paha Mu Lin yang sempit.
Mu Lin benar-benar kaget dengan apa yang Saudara Cui ini lakukan! Pasalnya Cui Xiaosheng selalu memiliki ide-ide baru saat berhubungan badan. Sungguh pria mesum!
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa Lagi
Historical FictionMu Lin berpikir bahwa hubungannya dengan Cui Xiaosheng tidak akan berhasil, ia kemudian memilih pergi berkelana dan berusaha melupakan cinta dalam hatinya itu. Akan tetapi dalam perjalanannya Mu Lin merasa ada yang aneh dengan dirinya ; mengapa peru...