Setelah menghukum Cui Shilin, Cui Xiaosheng pergi ke ruang belajar untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang menumpuk. Menjadi Perdana Menteri membuat Cui Xiaosheng sibuk, Mu Lin tidur lebih dahulu setelah membaca beberapa buku. Namun samar-samar ia merasakan Cui Xiaosheng memasuki kamar, memeluknya sambil tidur meski hanya sebentar dan segera pergi ke pengadilan pagi bahkan sebelum matahari bersinar.
Saat pagi Mu Lin memanggil Momo Chun agar memberitahunya bagaimana kondisi Cui Shilin.
Sementara itu Mu Huan mengendap-endap ke area kamar Cui Shilin, gadis kecil itu sangat cerdik karena berhasil lolos masuk. Ia melihat Cui Shilin sedang duduk menghadap tembok dengan menyedihkan.
"Gege!"
Cui Shilin segera menoleh. Matanya melebar. "Meimei!"
Mu Huan mendekat, ia duduk disebelah Cui Shilin. "Apa yang kau lakukan?"
"Ayah menghukumku." Ungkap Cui Shilin sedih.
Mu Huan meraih tangan Cui Shilin, ia memperhatikan tangan itu memerah dan agak bengkak.
"Apa sakit?"
Cui Shilin mengangguk, kemudian menangis. "Sangat sakit. Ayah memukulku sangat keras, Guru Li juga mengeluarkanku dari sekolah. Anak itu yang terlebih dahulu mengejekku, mengatakan bahwa Niang dan Ayah adalah orang tidak normal karena mereka laki-laki tetapi menikah. Dia juga bilang bahwa Meimei anak haram karena asal usulnya tidak jelas. Aku sangat marah, dia memprovokasiku tetapi kenapa hanya aku yang dihukum?!"
Mu Huan merasa ikut sakit ketika mendengarnya. Ia dengan telaten mengusap air mata kakaknya ini. "Jika kita bertambah besar nanti, kita harus memukulnya bersama! Jangan takut!" Kemudian Mu Huan mengungkapkan rencananya. "Aku dengar dari Momo Chun bahwa Gege suka wonton! Ayo membeli wonton!"
"Tetapi aku sedang dihukum tidak boleh keluar."
"Kita bisa menyelinap diam-diam, tidak akan ada yang menyadarinya! Aku ahlinya! Kemudian aku juga punya uang!" Mu Huan mengeluarkan kantong uang yang nyaris penuh, ia memang suka mengumpulkan uang dari para bibi yang memanjakannya.
"Benarkah?" Mata Cui Shilin menjadi cerah.
Mu Huan mengangguk. "Mm! Jangan menangis lagi! Ayo pergi! Jika Tuan Cui marah, aku akan membelamu!"
Cui Shilin tersenyum riang, semua ketidakpuasannya kemarin menghilang begitu saja.
.
.
Cui Xiaosheng baru kembali dari Pengadilan Pagi ketika matahari sudah mulai terik, pertemuan pagi tadi sangat panas karena beberapa pejabat saling berdebat, jika Kaisar tidak turun tangan mungkin saja para pejabat ini akan saling tinju.Ketika sampai di Manor Perdana Menteri Cui, orangtua dari anak yang dipukul oleh Cui Shilin sudah datang dan dijamu dengan baik oleh Mu Lin.
Pasangan ini memiliki nama Yu, Tuan Yu masih cukup muda dan ia adalah pejabat kecil yang tidak terlalu menonjol. Jadi ketika Pasangan Yu dihadapkan dengan kakak Permaisuri dan Perdana Menteri, mereka nyaris merasa tak sanggup mengangkat kepalanya.
"Kemarin anakku membuat masalah dengan memukul Tuan Kecil Yu, ini menyebabkannya terluka. Aku sudah menghukum putraku dengan keras, aku berharap kalian memiliki hati lapang untuk memaafkan perbuatan putraku yang sangat sembrono ini." Cui Xiaosheng berbicara, ia memiliki nada bijak dan lembut seperti selayaknya seseorang yang berhasil lulus Ujian Kekaisaran dan mendapatkan peringkat pertama.
Mu Lin sedikit melirik Cui Xiaosheng, sejujurnya merindukan Cui Xiaosheng yang seperti ini, bukannya Cui Xiaosheng yang hampir gila dengan mengikatnya tanpa ampun.
"Ah! Ah! Anak kecil sudah biasa berkelahi seperti itu, Xiao Qing juga sudah baik-baik saja. Menurut tabib itu bukan luka serius. Mohon untuk Perdana Menteri tidak perlu cemas." Tuan Yu berbicara, ia sengaja menunjukkan luka anaknya yang sudah diobati dengan baik.
"Tetapi tetap saja perbuatan anakku sangat tidak terpuji. Aku akan memberikan kompensasi yang pantas."
"Perdana Menteri! Bagaimana bisa kami menerima ini? Anak-anak berkelahi adalah hal wajar, anda tidak perlu merasa keberatan." Tuan Yu segera menolak kompensasi Cui Xiaosheng, namun Cui Xiaosheng tetap bersikeras membuat Pasangan Yu tidak punya pilihan lain.
Mu Lin sejak tadi tidak bersuara, namun kali ini ia angkat bicara. "Xiao Lin sedang dihukum untuk merefleksikan dirinya. Dia pasti akan merenungkan segalanya dengan hati-hati. Akan tetapi bolehkah aku bertanya pada Xiao Qing, mengapa Shilin kami memukulmu? Dia tidak ingin mengatakan apa-apa. Tolong jangan salah paham, agar masalahnya tuntas dan kami dapat memikirkan hukuman yang tepat untuknya."
Mu Lin menatap tajam Yu Qing yang ketakutan, walau Tuan Mu tersenyum namun aura menindasnya tidak dapat dihindari. Cara Mu Lin tersenyum seolah-olah mengatakan 'kau bajingan kecil katakan yang sejujurnya, atau aku akan menjejalkanmu kembali ke rahim ibumu!'.
Yu Qing ketakutan setengah mati. Ia berada di bawah penindasan, jadi ia mulai berkata dengan suara pelan. "A-aku hanya bercanda mengatakan bahwa… bahwa orangtuanya tidak normal… itu… aku hanya mengikuti kata-kata ibu! Dia mengatakan… sangat menjijikkan sesama pria menikah! Dan… dan… ayah mengatakan bahwa putri Tuan Mu asal usulnya tidak jelas! Aku… aku menyebutnya anak haram karena nenek sering mengejek adik kelahiran selirku dengan sebutan itu…"
Wajah tenang Cui Xiaosheng seketika berubah menjadi gelap, sementara Pasangan Yu berkeringat deras dan kesulitan bernafas! Dalam hati mereka mengutuk putranya yang bermulut longgar ini.
Mu Lin menatap Pasangan Yu dengan santai. "Aiya, anak kecil memang sangat pandai meniru orang disekelilinya. Shilin kami memang nakal, kami menghukumnya karena dia memukul temannya padahal kami tidak pernah mengajarinya melakukan itu. Tetapi Xiao Qing… ah… apakah kalian juga akan ikut menghukum diri kalian sendiri karena memberi contoh yang buruk bagi anak?"
"Ma… maafkan kami Tuan Mu! Kami akan menghukumnya! Dia adalah anak tidak tahu diuntung!"
Mu Lin tersenyum lebar. "Hukum diri kalian juga."
Pasangan Yu sudah hampir menangis dan terkencing di tempat, mereka bisa bernafas lega ketika Cui Xiaosheng secara halus mengusir mereka.
Aula perjamuan menjadi sepi, Mu Lin dan Cui Xiaosheng duduk berdampingan memandangi Tuan Yu yang memukul pantat putranya sementara Nyonya Yu memarahi anaknya tanpa henti.
Mu Lin tidak ingin membahas permasalahan hukuman Cui Xiaosheng, terpenting ia sudah menguraikan benang kusut ini dan ia menghukum Cui Xiaosheng dengan 'menampar wajahnya' di depan orang lain sebab menghukum anaknya tanpa tahu apa alasan perkelahian ini terjadi.
Cui Xiaosheng adalah sarjana, ia juga pejabat tinggi tak ayal hal ini membuatnya sangat malu secara internal.
"Aku dengar bahwa putri dari pengawal pribadi Kaisar bersekolah di bawah bimbingan Guru Ji, besok Cui Shilin dan Mu Huan lebih baik sekolah di sana saja. Urus masalah ini." Mu Lin kemudian bangkit, meski reputasi Guru Ji tidak secemerlang Guru Li tetapi ia tetap patut untuk diperhitungkan kredibilitasnya.
"Mu Lin, apakah kau marah padaku?" Tanya Cui Xiosheng.
"Untuk apa marah padamu? Kau melakukan tugasmu sebagai ayah Cui Shilin dengan menghukumnya, aku melakukan tugas lainnya untuk memperjelas masalah ini. Di masa depan, dengarkan dulu penjelasan anakmu. Xiao Lin bukan anak yang akan memukul orang lain secara membabi buta, dia pasti memiliki dorongan kuat untuk melakukannya. Perhatikan dan kenali anakmu, dengan begitu kau tidak akan malu lagi seperti ini."
TBC
Guys aku akan cuti update 3 hari atau paling lama 7 hari yah 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa Lagi
Historical FictionMu Lin berpikir bahwa hubungannya dengan Cui Xiaosheng tidak akan berhasil, ia kemudian memilih pergi berkelana dan berusaha melupakan cinta dalam hatinya itu. Akan tetapi dalam perjalanannya Mu Lin merasa ada yang aneh dengan dirinya ; mengapa peru...