Bab 42 : Mengetahui Kenyataannya

2.8K 301 75
                                    

"Panggil tabib dan obati Dai Lu!" Perintah Cui Xiaosheng.

Mu Lin lega karena tampaknya Cui Xiaosheng cukup lunak kali ini hingga batal membunuh Dai Lu.

"Klan Mu dan Klan Cui sudah tidak ada. Hanya perlu membuat surat perceraian dan membubuhkan cap diatasnya, semua akan selesai."

"Siapa yang mengatakan bersedia bercerai denganmu! Aku tidak mau!" Cui Xiaosheng sangat takut Mu Lin meninggalkannya, kata 'perceraian' bagaikan kabar buruk yang datang walaupun berusaha ia hindari selama ini.

"Kita tidak bisa. Kita tidak bisa melanjutkannya." Mu Lin tetap bersikeras dengan perkataannya. Cui Xiaosheng merasakan keteguhan Mu Lin, ia merasakan bahwa Mu Lin tidak ragu dengan perkataannya. Mu Lin tidak menggertaknya.

Cui Xiaosheng merosot, ia jatuh berlutut di depan Mu Lin. "Jangan tinggalkan aku, aku percaya! Aku percaya kau tidak memiliki kekasih lain. Tapi jangan pergi. Mu Lin aku mohon."

Mu Lin sangat kaget dengan apa yang Cui Xiaosheng lakukan. Seorang Perdana Menteri berlutut dihadapannya, bahkan… bahkan dia menangis?!

Mu Lin sampai kehilangan kata-katanya. Ia selalu melihat Cui Xiaosheng sebagai orang dengan martabat yang tinggi dan tangguh, bagaimana bisa Cui Xiaosheng berlutut, memohon, dan menangis seperti ini?

"Mu Lin, aku tidak akan menuduhmu lagi. Aku akan bersikap lebih hati-hati, aku tidak akan menghukum pelayanmu lagi. Tapi jangan pergi, jangan meninggalkanku!"

Cui Xiaosheng bagaikan seorang anak kecil yang tersesat di tengah keramaian. Kehilangan Mu Lin memberikan dampak dalam bagi jiwanya, dibawah alam sadarnya ia sangat takut ditinggalkan dan diabaikan lagi oleh Mu Lin. Ia tidak ragu berlutut dan menangis selama Mu Lin tidak pergi.

"Apa yang salah denganmu?!" Mu Lin ikut berlutut, ia melihat lebih jelas bagaimana mata Cui Xiaosheng memerah dan basah. Tatapan matanya sangat sayu. Jika begini Cui Xiaosheng benar-benar mirip dengan Cui Shilin ketika sedang menangis.

"Mu Lin maafkan aku." Dimana tadi sikap galak dan tidak kenal ampun Cui Xiaosheng? Pergantian suasana hati yang mendadak ini membuat Mu Lin bingung.

"Jangan menangis." Hanya itu yang bisa Mu Lin katakan.

Ia mengusap airmata Cui Xiaosheng, badai yang mengamuk di kamar Mu Lin menghilang menjadi keheningan. Mu Lin dan Cui Xiaosheng duduk bersisian, saling diam.

Mu Lin merasa rumah tangganya ini walau dipermukaan tampak bahagia, namun sebenarnya begitu rapuh didalamnya. Ia dan Cui Xiaosheng sama-sama memiliki sebuah rasa takut, mereka juga bersikap hati-hati satu sama lain. Mu Lin takut rahasianya terbongkar, Cui Xiaosheng takut ditinggalkan.

"Tidurlah. Aku akan tidur di kamar A-Huan." Mu Lin bangkit, ia ingin menjernihkan pikiran dan menenangkan emosinya.

"Tidak bisakah kau tidur disini?"

"Tidak."

Mu Lin membuka pintu, Shuxu masih berjaga di depan pintu. Mu Lin pergi ke kamar Dai Lu untuk memeriksa kondisi pelayannya ini, hatinya terasa sakit melihat gadis yang sudah dianggapnya adik terluka sampai seperti ini.

Mu Lin meminta pelayan untuk melindungi Dai Lu dan mengobatinya dengan serius, ia memberikan sejumlah uang agar pelayan itu menjalankan tugasnya dengan baik.

Mu Lin berjalan mengelilingi Manor sendirian. Ia memikirkan berbagai macam hal di dalam kepalanya. Haruskah ia melanjutkan pernikahan ini dan membohongi semua orang sampai akhir ataukah ia harus berhenti? Ia mencintai Cui Xiaosheng, tetapi rasa takutnya juga seimbang dengan rasa cintanya. Selama ini ia melihat dirinya adalah monster yang ada di tengah keramaian, walaupun Shen Xian sudah memberi tahunya bahwa ia bukanlah satu-satunya pria yang mengandung dan melahirkan namun jauh di dalam lubuk hatinya Mu Lin tetap menganggap dirinya sendiri aneh. Ia tidak normal. Ia menjijikkan. Ia pasti sudah dikutuk oleh Dewa.

[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang