Bab 28 : Perjamuan Nyonya

3.3K 482 50
                                    

Perjamuan kali ini diadakan di kediaman keluarga Ding, Ding An adalah kepala Kemetrian Ritus. Jadi Keluarga Ding cukup dihormati di ibukota.

Walau Mu Lin adalah pasangan dari Perdana Menteri Cui yang jabatannya sangat tinggi, ia tetap tidak lolos dari pandangan sebelah mata yang diberikan Nyonya Bangsawan lain. Bagaimanapun Mu Lin adalah 'istri' ketiga, tidak peduli bahwa ia menikah secara resmi kedudukannya tetaplah dianggap rendah belum lagi Mu Lin adalah laki-laki, bagi para Nyonya yang bekerja keras sepanjang tahun untuk melahirkan anak demi mengamankan posisi mereka tidak merasa cocok bergaul dengan Mu Lin yang jelas tidak akan memberikan keturunan pada Perdana Menteri Cui.

Mu Lin hanya bisa menghela nafas kecil, tetapi ia tidak terlalu ingin memikirkannya dan berharap semuanya akan segera selesai sehingga dirinya bisa pulang.

Mu Lin berjalan diikuti oleh Dai Lu dan seorang pelayan cukup senior yang akan memberitahu Mu Lin siapa saja Nyonya yang ada disini. Mu Lin pergi makan, mencicipi berbagai hidangan.

"Makanan apa ini? Aku ingin memakan ini di rumah." Mu Lin menyantap salah satu makanan ringan yang terasa enak di mulutnya.

"Saya akan mengatakan pada bagian dapur untuk memasak ini nanti." Pelayan itu bermarga Xu, ia berkata dengan patuh.

Mu Lin terus berjalan-jalan dengan santai, tidak ada Nyonya yang mau datang mendekatinya atau sekedar menyapanya. Jika ada mereka hanya akan memberikan sapaan singkat kemudian pergi tergesa-gesa seperti Mu Lin adalah wabah yang berbahaya.

Saat berjalan, seorang pelayan berjalan dan tidak sengaja menabrak Mu Lin. Cangkir teh panas yang dibawanya tidak sengaja menyiram tangan Mu Lin yang tidak terlindungi oleh pakaiannya.

"M-maafkan aku Tuan!" Pelayan itu segera berlutut, membenturkan kepalanya berulang kali ke atas tanah. Mu Lin dan Dai Lu sesaat merasa terkejut dengan situasi ini, mereka cukup lambat bereaksi.

Beberapa Nyonya menoleh, mereka melihat Mu Lin dan pelayan yang berlutut terus-menerus meminta maaf dengan dahi berdarah. Mereka berbisik-bisik mencibir Mu Lin sebagai orang yang kejam.

Pelayan Xu merasa marah, ia berkata lantang. "Berani-beraninya kau menyiram Tuanku dengan air panas!" Lantas ia menampar keras pelayan itu, suara tamparan sangat keras.

"Pelayan Xu-" Mu Lin hendak menegur Pelayan Xu karena bertindak sembrono semacam ini.

"Ada apa ini?! Mengapa pelayanku ditampar?!" Nyonya Ding mendengar keributan dari salah satu pelayannya, ia sebenarnya tidak peduli jika sesuatu terjadi pada pelayannya. Namun ketika menyebutkan siapa yang disinggung pelayan itu, Nyonya Ding berubah pikiran. Bagaimanapun sebelumnya ia dan suaminya mengirimkan lamaran ke Perdana Menteri Cui, seluruh kota tahu bahwa putri mereka sangat cantik tetapi Perdana Menteri Cui menolaknya, setengah tahun kemudian ia kembali membawa seorang pria untuk dinikahi.

Nyonya Ding secara membabi buta menjadi kesal pada Mu Lin, menurutnya jika Mu Lin tidak ada maka putrinya yang akan menikah dengan Perdana Menteri Cui. Tidak peduli meski Mu Lin adalah orang yang dihargai Kaisar, namun Mu Lin adalah pria. Nyonya Ding merasa bahwa tidak seharusnya putrinya kalah dari pria ini.

Karena rasa kesalnya, Nyonya Ding berpikir bahwa ini waktu yang tepat untuk membalaskan ketidakpuasan hatinya.

"Nyonya, ini hanyalah kesalahpahaman. Aku meminta maaf karena pelayanku bertindak kurang bijak, aku akan mendisiplinkannya nanti." Mu Lin berkata.

Tetapi mana mungkin Nyonya Ding melepaskannya begitu saja? "Ini adalah rumahku, pelayanku adalah milikku, tetapi bagaimana bisa orang luar menghukum pelayanku sementara aku tidak melakukan apa-apa. Tuan Mu, kau tidak bermaksud untuk melempar kotoran ke wajahku bukan?"

Sundal tua brengsek. Mu Lin memaki dalam hati. Ia tidak tahu apa salahnya, mengapa Nyonya Ding ini menyeretnya ke pertarungan dramatis?!

"Aku bahkan tidak mengatakan apa-apa, tetapi pelayanmu langsung berlutut dan membenturkan kepalanya ke tanah. Nyonya Ding, apakah pelayanmu bermaksud menuduhku bahwa aku adalah seorang tiran?" Mu Lin membalikkan kata-kata Nyonya Ding, Dai Lu dibelakang langsung mengangguk semangat membenarkan perkataan Tuannya.

Nyonya Ding merasa tercekik karena bisa-bisanya pria ini membalikkan kata-katanya?!

"Tentu saja dia melakukannya! Kau adalah istri Perdana Menteri Cui, pelayanku hanyalah budak mana mampu dia menahan semua kemuliaanmu itu?! Dia tentu takut bahwa kau akan memancungnya karena menyinggungmu!" Nyonya Ding berujar marah, suaranya melengking membuat telinga Mu Lin sakit.

Mu Lin menggosok daun telinganya. "Jadi kau berpikir bahwa orang dari rumah tangga Cui itu semuanya kejam, kau juga secara tidak langsung mengatakan bahwa Perdana Menteri Cui adalah orang berhati hitam?"

Wajah Nyonya Ding sudah segelap dasar panci. Ia tidak menyangka bahwa kata-katanya akan dipelintir habis-habisan.

"Keributan apa ini? Bibi Ding, mengapa kau terlihat marah?" Tiba-tiba suara lembut bagaikan kecapi terdengar, seorang pemuda berwajah lembut muncul.

"Ah, Xiao Rui." Nyonya Ding tersenyum cerah ketika melihat pemuda itu.

Liu Zirui tersenyum lebar.

"Salam, Cui Furen."

Mu Lin merinding sekujur badan mendengarkan sapaan itu.

"Cukup, Tuan Mu saja."

"Ah? Maafkan kesalahan Zirui ini!" Liu Zirui terlihat merasa sangat bersalah.

Nyonya Ding akhirnya mulai bercerita pada Liu Zirui apa yang terjadi. Bagaimanapun Nyonya Ding bersaudara dengan Nyonya Liu, lalu Liu Zirui adalah anak yang sopan dan baik hati jadi Nyonya Ding menyukai pria muda seanggun rembulan ini. Ia mengungkapkan kekesalan hatinya tanpa peduli bahwa dirinya memiliki status lebih rendah dari Mu Lin.

Liu Zirui mengangguk mengerti setelah mendengarkan segalanya.

"Bibi, bagaimanapun pelayan itu tetap bersalah. Tuan Mu tersiram air panas semacam ini, pelayanlah yang tidak berhati-hati sudah wajar jika pelayan harus meminta maaf." Liu Zirui berkata dengan bijak, indikasi kata-katanya adalah pelayan itu secara mutlak bersalah sehingga jika Pelayan Xu menamparnya itu juga tepat.

Nyonya Ding ingin membela dirinya lagi, tetapi memikirkan kata-kata Liu Zirui dirinya seperti keledai yang tercekik oleh tali kekangnya sendiri. Dilihat dari sudut manapun itu benar, apalagi melihat tangan Mu Lin yang memerah memberikan bukti bahwa ia sungguhan terluka karena pelayannya.

"Sudah, ayo Bibi kembali meminum teh. Tuan Mu, maaf untuk ketidaknyamanan ini."

"Tidak masalah."

Liu Zirui mengangguk, ia kemudian menggandeng Nyonya Ding pergi. Ia menambahkan kata-kata. "Bibi, walaupun Tuan Mu adalah istri urutan ketiga tetapi posisinya lebih tinggi dari kita. Jika dia ingin menghukum pelayan itu adalah kebebasannya, tidak mungkin seekor semut menahan beratnya gunung bukan?"

Kekesalan Nyonya Ding menjadi bertambah, ia meremas sapu tangan bersulam miliknya dengan raut wajah kesal. "Lebih tinggi apa? Dia adalah pria! Hanya karena luka sepele dia berani mendebatku, orang yang lebih tua darinya! Dia merasa memiliki pakaian emas di sekujur tubuhnya!"

"Aiya, Bibi marah lagi! Jika dia merasa tidak puas, bagaimana bisa Paman menghadapi Perdana Menteri Cui nanti?"

Nyonya Ding berdecih. "Dia benar-benar banci yang hanya tahu bersembunyi di balik nama besar Perdana Menteri Cui. Aku tidak menyukainya!"

"Sudah. Tenangkan diri Bibi."

Liu Zirui mengantar Nyonya Ding ke perkumpulan Nyonya lainnya, Nyonya Ding berbicara keras memaki Mu Lin dan disetujui oleh Nyonya lain.

Liu Zirui tersenyum miring melihatnya.

Satu rencananya berhasil.

TBC

Kalo Yang Caihong tipikal menyerang secara langsung, Zirui adalah tipe yang menggunakan oranglain 🙂

[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang