Bab 39 : Seberapa Jauh Kau Akan Melangkah?

738 132 29
                                    

Sejak hari itu, Cui Shilin tidak mau lagi berdekatan dengan Mu Huan. Ia hanya menghabiskan waktu dengan Pamannya, jikapun belajar ia lebih senang pergi ke Pamannya. Liu Zirui terus dengan halus mengatakan pada Cui Shilin bahwa Mu Lin adalah orang yang munafik dengan terus berpura-pura menyayanginya meski kenyataannya tidak. Cui Shilin sangat terpengaruh dengan hal itu, jadi di dalam hatinya ia mengiyakan semua perkataan Liu Zirui. Cui Shilin juga mulai malas belajar seperti sebelumnya.

Mu Huan sangat sedih dengan hal ini, ia tidak tahu apa yang salah mengapa kakaknya tiba-tiba menjauhinya? Jika ia mengajak bicara Gegenya, Cui Shilin tidak akan menjawab atau bahkan membuang wajah seolah tidak mau melihatnya. Mu Huan sangat sedih, namun ia tidak berani mengatakan pada Babanya. Ia hanya memendam semua ini sendirian, jika ia bercerita dan Perdana Menteri Cui tahu pasti Cui Shilin akan dimarahi lagi.

Mu Lin sendiri memang menyadari perubahan Cui Shilin, tetapi kondisinya juga tidak terlalu baik. Obat pemberian Shen Xian membuat tubuhnya terutama perutnya sangat sakit, ia tahu bahwa Shen Xian sama berbakatnya dengan Qi Wei nampaknya obat ini tidak cocok untuknya. Mu Lin ingin menemui Shen Xian untuk berkonsultasi, namun ia paham bahwa sejak kejadian dirinya ditangkap basah bertemu dengan Wen Anhe, Cui Xiaosheng lebih ketat terhadapnya. Jadi dirinya hanya bisa menahan rasa sakit menyiksa ini sambil memperkirakan waktu yang tepat untuk bertemu dengan Shen Xian.

Cui Xiaosheng sendiri masih menjalankan tugasnya sambil meneliti tentang kehamilan pria bersama Tabib Kekaisaran, informasi pria yang selamat setelah melahirkan itu masih sangat minim. Pria ini entah memiliki kedudukan tinggi atau apa hingga informasinya sangat sulit diakses, tetapi setidaknya ada satu informasi kecil bahwa pria ini berasal dari Kota Qiang. Hanya saja Kota Qiang terkena bencana baru-baru ini dan seluruh daerahnya nyaris rata dengan tanah, beberapa waktu lalu gempa susulan terjadi sehingga akses menuju Kota Qiang terputus. Cui Xiaosheng sudah sempat memerintahkan orang untuk bertanya pada Wen Anhe, tetapi wanita itu juga terlihat terkejut mendengar kabar ini.

Penyelidikan menemui jalan buntu.

.

.

Siang ini Liu Zirui kembali ke rumahnya, ia sudah disambut dengan Nyonya Liu yang mengomel panjang lebar karena Liu Huiying membuat keributan lagi saat ada tamu berkunjung. Liu Zirui dengan rendah hati mengajukan diri untuk menemui Liu Huiying dan menenangkannya. Nyonya Liu yang tidak mau ambil pusing membiarkan saja anak bungsunya pergi.

Kamar sempit Liu Huiying dibuka, ketika masuk Liu Zirui mencium aroma apek dan busuk dari makanan-makanan sisa yang tidak dibersihkan oleh pelayan.

"Mengapa kamar kakak tidak dibersihkan? Bagaimana jika dia sakit nanti?" Liu Zirui memarahi dengan nada lembut, matanya tertuju pada seorang wanita dengan rambut acak-acakan yang berbaring di atas kasur jerami dan kedua kakinya dipancung. "Kalian bisa pergi. Aku akan mengurus kakak dengan baik." Liu Zirui tersenyum pada pelayan yang undur diri satu persatu.

Setelah semua pelayan pergi, tatapan Liu Zirui menjadi dingin. Ia dengan kejam meraih rambut kotor Liu Huying dan memaksa wanita itu bangun.

"Kau membuat keributan lagi!" Liu Zirui menjambak kasar rambut Liu Huiying, ia melampiaskan semua amarah yang berkumpul di hatinya pada wanita gila ini.

Liu Huiying membuka matanya, ia hanya meringis merasakan rasa perih yang tajam di kepalanya.

"Sudah ku bilang tetap diam di kamarmu! Mengapa kau membuat masalah yang tidak perlu?" Liu Zirui melepaskan pakaian Liu Huiying hingga wanita ini setengah telanjang, di tubuhnya terdapat beberapa luka cakaran yang kering dan meninggalkan bekas dalam. Liu Zirui mencengkram lengan Liu Huiying erat, kuku-kuku tajamnya terbenam di dalam daging Lui Huiying.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang