Seperti pada tradisi yang seharusnya, pengantin wanita akan kembali ke rumah keluarganya setelah tiga hari untuk menunjukkan bahwa ia diperlakukan baik oleh suami dan keluarga suaminya. Namun Mu Lin sudah tidak memiliki keluarga lagi selain Mu Jiang dan lagi statusnya yang lebih dahulu lahir dari Mu Jiang jadi tidak seharusnya ia yang mengunjungi Mu Jiang.
Sebagai gantinya kereta kuda milik Perdana Menteri Cui berhenti di depan bangunan rumah milik keluarga Mu. Rumah yang tadinya hancur karena api sudah dibangun kembali oleh Mu Jiang, dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Rumah ini kosong, hanya ada beberapa pelayan yang bertugas untuk membersihkannya secara berkala. Rumah ini lebih menjadi seperti Aula Leluhur milik Keluarga Mu.
Cui Shilin bergandengan dengan Mu Huan turun dari kereta kuda, sekarang mereka sangat akrab dan Cui Shilin benar-benar menyukai adik barunya ini. Sementara itu Mu Lin dibantu oleh Dai Lu untuk turun dan Cui Xiaosheng menyusul tidak lama kemudian.
Keluarga kecil memasuki kediaman, disambut oleh pelayan yang menjaga rumah ini. Mu Lin memang pernah datang setelah ia kembali dari Kota Qiang, namun dirinya tidak terlalu memperhatikan sekelilingnya karena ia terlalu tidak sabar untuk ke Aula Leluhur.
Sekarang Mu Lin melihat semuanya dengan jelas, kenangan-kenangan masa kecil hingga remaja melintas dibenaknya. Membawa perasaan hangat tetapi juga menyakitkan ketika ia menyadari bahwa waktu yang sudah berlalu tidak dapat diulang kembali.
Dai Lu menilai rumah ini dengan cermat, ini termasuk rumah yang besar meski tidak sebesar Manor Perdana Menteri Cui. Tetapi menilai banyaknya bangunan, ia sudah bisa memastikan bahwa Tuan Baik ini sangat kaya dulu. Ia takjub, untuk ukuran seseorang yang kaya raya sejak kecil, Tuan Baik ini mampu mendalami peran kemiskinan di Kota Qiang dengan sangat baik.
Cui Shilin dan Mu Huan berlari-lari saling mengejar dengan gembira.
"Xiao Lin, A-Huan hati-hati nanti kalian jatuh!" Mu Lin mengingatkan.
Karena tidak ingin mengganggu anak yang bermain, Mu Lin menitipkan kedua anak ini pada masing-masing Momonya. Ia berjalan menuju Aula Leluhur.
Ketika masuk hawanya dingin, lentera menyala menciptakan warna keemasan. Papan nama masing-masing anggota Keluarga Mu dipajang dengan rapi, beberapa persembahan juga tampak selalu diperbarui.
Dai Lu segera menarik dua bantalan doa, satu untuk Mu Lin satu untuk Cui Xiaosheng. Keduanya mulai berlutut, memberikan salam yang pantas.
Mu Lin mengungkapkan dalam hatinya berharap keluarganya bisa mendengarnya bahwa ia sekarang sudah hidup baik-baik saja, ia memiliki keluarga, dan ia sudah menikah walau itu dengan laki-laki. Terkadang ia menyesal saat keluarganya masih hidup dirinya tidak bersikap baik, ia selalu berpikir bahwa masih ada hari esok. Ia berpikir esok masih ada ibunya, masih ada keluarganya, masih ada kenyamanan yang selalu ia nikmati. Tetapi karena terlalu tenggelam dalam hal itu, Mu Lin lupa bahwa ia hidup di dunia dimana ketenangan tidak selalu ada.
Dalam satu hari ia kehilangan seluruh keluarganya, paling tragis adalah kematian kakaknya Mu Hua. Seandainya ia menemukan kakaknya lebih cepat maka dirinya pasti akan melindungi Mu Hua apapun yang terjadi, mencegah Mu Hua mengakhiri hidupnya sendiri dengan tragis. Keponakan-keponakannya juga meninggal, anak-anak kecil yang selalu menyukainya dan selalu berebutan agar digendong olehnya.
"Jenderal Mu dan Nyonya Mu, sekarang kalian tidak perlu mengkhawatirkan Mu Lin lagi. Dia sudah tidak sendirian, aku akan menemaninya. Kami sekarang sudah menikah, aku akan menjaganya selama sisa hidupku dan tidak akan mencampakkannya. Kalian harus yakin." Tiba-tiba Cui Xiaosheng berbicara, membuat Mu Lin yang tadinya menutup mata segera membuka matanya dan menatap Perdana Menteri Cui yang menatap lurus pada papan nama seolah-olah Cui Xiaosheng sedang berbicara dengan Jenderal Mu Shen dan Zhang-shi secara langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa Lagi
Historical FictionMu Lin berpikir bahwa hubungannya dengan Cui Xiaosheng tidak akan berhasil, ia kemudian memilih pergi berkelana dan berusaha melupakan cinta dalam hatinya itu. Akan tetapi dalam perjalanannya Mu Lin merasa ada yang aneh dengan dirinya ; mengapa peru...