Mu Lin baru kembali dari kediaman Shen Xian, ia merasa cemas karena Shen Xian memang menyatakan bahwa obat itu tidak cocok untuknya. Shen Xian sudah menemukan formula baru namun bahan obatnya tidak tersedia di ibukota, esok Shen Xian akan memulai perjalanannya. Selama itu Shen Xian meminta Mu Lin berhati-hati karena tidak meminum obat. Untungnya Shen Xian memberikan obat penawar untuk menghilangkan rasa sakitnya, sekarang Mu Lin terlihat lebih segar.
Ia sedikit terkejut karena bertemu dengan Wen Anhe di rumah Tabib Shen, rupanya Wen Anhe bercerita bahwa ia menemukan seorang wanita hanyut di sungai. Wen Anhe bercerita, saat itu ia sedang memeriksa rumah bordil baru miliknya yang sedang dibangun dan tidak sengaja menemukan wanita ini. Wen Anhe kemudian memanggil Tabib Shen, alasan Wen Anhe datang ke rumah Tabib Shen untuk membeli obat baru bagi wanita yang masih belum sadarkan diri itu.
Wen Anhe memperingatkannya beberapa patah kata, Wen Anhe menuturkan bahwa tidak lama ini ada pria yang mencoba mencari tahu tentang kehamilan pria. Wen Anhe meminta Mu Lin untuk lebih waspada, alasan mengapa pria itu tiba-tiba mencari tahu tentang kehamilan pria masih belum jelas.
Mu Lin menggigil, ia merasa tertekan dan ketakutan. Mengapa tiba-tiba ada orang yang membicarakan topik itu? Bukankah kehamilan pria sangat tidak wajar? Pria itu mencari informasi untuk apa? Apakah karena orang terdekatnya mengalami kasus serupa? Hanya iseng? Atau memang ada hal besar yang terjadi dibaliknya.
Situasinya kini sangat tidak baik, ia seperti seekor burung yang terjerat pada tali ketat. Suatu waktu mimpi buruknya akan menjadi kenyataan, Mu Lin sangat ketakutan karenanya.
Mu Lin turun dari kereta kuda, ia berjalan bersama Dai Lu menuju kamarnya. Tampaknya Cui Xiaosheng belum kembali, Mu Lin merasa lega.
Semakin dekat dengan kamarnya, Mu Lin menyadari bahwa entah mengapa suasananya sangat sepi. Dimana para pelayan? Mengapa ia tidak melihat satupun pelayan di tempat ini?
Mu Lin membuka pintu kamarnya, ia nyaris mati berdiri melihat Cui Xiaosheng berdiri membelakanginya. Pria itu terlihat sedang memperhatikan lukisan di dinding.
Mu Lin tidak tahu sejak kapan Cui Xiaosheng kembali.
"Kau sudah kembali?" Cui Xiaosheng membalikkan badannya.
Mu Lin terdiam. Untuk suatu alasan ia merasakan dingin menjalar dari ujung kakinya, pintu kamar ditutup dari arah luar oleh Shuxu. Pria ini kemudian menatap Dai Lu yang kebingungan, tetapi beberapa pelayan muncul dan menangkap Dai Lu yang kebingungan.
"Apa yang terjadi? Mengapa kalian menangkapku?"
Pelayan tidak mengatakan apa-apa, mereka segera memaksa Dai Lu berbaring dengan punggung menghadap langit kemudian memeganginya erat.
"Ada apa- Ah!" Dai Lu berteriak kesakitan ketika tongkat kayu yang berat menghantam punggungnya keras, Dai Lu tidak dibiarkan memproses segalanya berulang kali punggungnya dipukul keras. Ia mulai menangis kesakitan.
Mu Lin dari dalam kamar mendengar suara pukulan kayu dan teriakan Dai Lu, Mu Lin ingin keluar untuk membantu Dai Lu namun pintu sudah dikunci dari luar.
"Apa yang kau lakukan pada pelayanku?!" Mu Lin berteriak marah pada Cui Xiaosheng.
"Dia pantas dihukum. Biarkan dia mati dengan beberapa pukulan." Jawab Cui Xiaosheng tenang.
Mu Lin membeku. "Apa… apa yang kau katakan?! Dia pelayanku! Lepaskan! Biarkan aku keluar!"
"Dia sudah membantu persekongkolan perselingkuhanmu. Rumah ini milikku, aku yang bebas menetapkan aturan!" Bentak Cui Xiaosheng.
Dunia Mu Lin rasanya berputar, dadanya terasa sempit. "Perselingkuhan?"
"Aku sudah menangkapmu basah pertama kali bertemu dengan Wen Anhe, aku sudah memberimu peringatan dan memutuskan tidak menghukum pelayanmu." Cui Xiaosheng berjalan mendekat, Mu Lin mundur. Ia tersentak dan meringis merasakan Cui Xiaosheng mencengkram lengannya kuat, tatapan mata Cui Xiaosheng penuh dengan amarah. "Tetapi kau mengabaikannya! Kau mendatangi lagi wanita itu. Pelayan itu tahu semuanya, dia pantas dihukum atas kejahatannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Ketika Bunga Berguguran, Kita Berjumpa Lagi
Historical FictionMu Lin berpikir bahwa hubungannya dengan Cui Xiaosheng tidak akan berhasil, ia kemudian memilih pergi berkelana dan berusaha melupakan cinta dalam hatinya itu. Akan tetapi dalam perjalanannya Mu Lin merasa ada yang aneh dengan dirinya ; mengapa peru...