Chapter 1

25K 854 14
                                    

"Bunda Althan sama Elvan berangkat sekolah sekarang, bunda gapapa kan aku tinggal?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bunda Althan sama Elvan berangkat sekolah sekarang, bunda gapapa kan aku tinggal?"

"Bunda cuma pusing dikit, kalian sekolah aja ntar telat lagi"

Pemuda manis itu langsung memeluk sang ibu. Althan Altario, nama pemuda tersebut. Anak sulung Riani Andini yang sekarang berusia 17 tahun.

Riani adalah seorang single mother, suaminya meninggal disaat ia mengandung Althan delapan bulan . Althan memiliki adik angkat yang saat ini berusia 13 tahun. Elvan Ruby Aldana, Riani mengangkat Elvan sedari Elvan berusia 4 tahun karena kedua orang tua Elvan yang tak lain teman Riani meninggal dunia.

Althan saat ini sedang menempuh pendidikan di SMA  kelas 11, berkat kepintarannya itu ia mendapatkan beasiswa disalah satu sekolah terkemuka di kota ini, sedangkan Elvan baru saja memasuki SMP.

"Tapi aku takut ninggalin bunda sendiri" Althan semakin mengeratkan pelukannya

Riani terkekeh lalu ia mengelus rambut halus Althan "udah bunda gapapa sana berangkat"

"Ihh kok gak ajak peluk peluk sih!"

Sontak Althan melepaskan pelukannya dan menatap adiknya yang baru saja selesai siap siap dengan muka cemberutnya

"Uhh anak bunda sini peluk juga" Riani merentangkan tangannya menyambut anak bungsunya, yang disambut Elvan

Riani bersyukur memiliki kedua anaknya yang baik dan juga manja padanya

"Udah kali pelukannya, ayo berangkat ntar kakak telat!"

Elvan merenggut "baru juga peluk bunda"

"Udah sana berangkat, bunda juga mau ke toko bentar lagi" Riani mengusap kedua rambut anaknya

"Yaudah Althan pamit dulu bun" Althan memeluk Riani sekali lagi lalu pergi keluar rumah menuju motor maticnya

"Aku juga pamit bun, kak tunggu!!" Secepat kilat Elvan memeluk Riani lalu berlari keluar rumah

Riani tersenyum menatap kepergian kedua anaknya, lalu ia bersiap menuju toko bunganya yang berada tak jauh dari rumahnya.

***

Setelah mengantarkan adiknya ke sekolah SMP nya, Althan tiba di sekolahnya tepat waktu. Ia memarkirkan motor maticnya diparkiran siswa, sebenarnya ia sedikit minder melihat motor yang dibawa oleh siswa yang merupakan motor sport, dan hanya dirinyalah yang membawa motor matic. Namun, ia sangat bersyukur setidaknya motor ini sangat berguna untuknya maupun keluarganya. Motor ini dibeli dengan tabungan hasil penjualan bunganya. Maka dari itu ia dapat mengantarkan pesanan bunga menggunakan motornya.

Althan berjalan menuju kelasnya. 11 IPA 1 itulah kelasnya. SMA Bina Bakti termasuk sekolah elit di kota ini, dan sedikit siswa yang mendapatkan beasiswa sekolah disini. Dan ini adalah keberuntungan bagi Althan. Sebagai siswa beasiswa ia hanya memiliki satu teman, Leovan Aldinata. Walaupun Leo termasuk kalangan atas, namun ia tidak membeda bedakan kasta seseorang.

Althan menuju bangkunya yang berada dipinggir dekat jendela. Sekolah ini memiliki tiga lantai yang sesuai tingkatannya. Sehingga kelasnya berada dilantai dua.

"Pagi Al!!"

Althan menoleh, terlihat Leo baru saja duduk disebelahnya "iya pagi juga"

"Al kamu pulang sekolah ada waktu gak?" tanya Leo

"Maaf Le, kamu tau sendiri kan aku harus bantu ibu di toko"

Leo mengangguk mengerti "iya, sebenarnya aku mau ajak kamu ke cafe Ontime, soalnya band Lexus mau manggung disana. Yaudah deh aku kesana sendiri aja"

Althan menatap Leo tak enak "maaf Le, lain kali deh soalnya sore ada pesanan yang harus aku antar" Althan tau band Lexus merupakan kesukaan Leo, bukan hanya Leo tapi hampir semua siswa Bina Bakti ini menggemari band tersebut

"Iya gapapa"

***

Di roftoop sekolah terlihat tiga orang siswa yang seperti biasanya membolos. Sekarang waktunya istirahat, namun mereka dari jam pelajaran pertama tetap berada disana

"Al, angkat itu telfon lo berisik!" ucap seorang pemuda dengan mengeluarkan asap rokoknya

Alden berdecak lalu mengambil hp yang berada disampingnya, terlihat nama yang dilayar hp membuatnya bertambah kesal

"Gak penting!" lalu ia mematikan hpnya dan melanjutkan menghisap rokoknya

"Nyokap lo?" tanya salah satu teman Alden, Samuel Dinan Siregar.

Alden menghembuskan rokoknya "ya"

Alden Gabriel Matthew yang merupakan anak dari Darwis Grandy Matthew dan Yasmin Gabriela Matthew, salah satu pengusaha sukses di negara ini. Orang tua Alden selalu pergi keluar negeri untuk urusan pekerjaan, karena salah satu perusahaannya yang berada disana.

Alden memiliki kembaran tak seiras yang bernama Ashton Alexander Matthew. Alden yang sebagai adik selalu dibandingkan dengan Ashton oleh Darwis. Itulah akar mula permusuhannya. Orangtuanya tidak terlalu memperhatikan anaknya, namun selalu menuntut agar sesuai keinginan mereka.

Alden berada dikelas 12 IPS sedangkan Ashton 12 IPA. Ashton yang memiliki prestasi dalam akademik selalu dibandingkan dengan Alden yang tidak pintar dalam akademi. Namun, Alden memiliki prestasi dalam non-akademik yaitu basket. Namun itu tidak mampu membuat orangtuanya bangga.

Alden dan Ashton memiliki sifat yang berbeda. Alden yang sebagai adik memiliki sifat yang egois dan pembangkangan. Sedangkan Ashton sangat dingin dan cuek terhadap sekitarnya.

"Mungkin mereka baru balik ke indo seperti biasanya akan membanggakan anak kesayangannya" sahut Alden

Samuel menepuk pundak Alden "Yang sabar bro"

Sedangkan disudut lain, Theo sang ketua hanya diam menghisap rokoknya dengan tenang.

Aterox merupakan geng motor yang dibangun oleh mereka bertiga dan kini anggotanya dari berbagai siswa sekolah dikota ini. Aterox diketuai oleh Theodore Axel Gilbert. Dikarenakan badan Theo yang lebih tinggi dan tegak jangan lupa sifatnya yang tempramental membuatnya cocok untuk menjadi ketua. Diantara mereka bertiga memang yang badannya cukup kecil hanya Alden.




___________________________________

Vote and coment for next Chapter!

Not Me (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang