Chapter 6

7.3K 454 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Asthon memandang langit malam diatas balkon kamarnya. Asap rokok mengepul keluar dari bibirnya. Ia menyangga kan tangannya pada pembatas balkon

Bagaimanapun ia hidup bersama dengan adiknya. Dan kini mungkin karena ikatan batin dengan kembarannya, ia sedikit merasa kehilangan.

Awalnya hubungan ia dan adiknya baik baik saja. Seperti halnya persaudaraan yang lain, ia dan adiknya selalu bersama dan saling membutuhkan

Hingga puncaknya saat ia dan Alden menaiki bangku SMP. Perusahaan yang yang berada di London mengalami kerugian besar yang membuat perusahaan orangtuanya turun drastis. Yang mengharuskan papanya turun tangan. Kedua orangtuanya selalu berada disana. Meninggalkan Ashton dan Alden yang hanya ditemani oleh bik Wati dan pak Arman.

Sejak saat itulah semuanya berubah. Darwis menuntut kesempurnaan bagi kedua anaknya. Namun kemampuan Alden tidak seperti Ashton. Dan sejak itu pula kerenggangan antara saudaranya dimulai. Alden yang tidak terima dibandingkan dengan kakaknya dan juga tidak terima Ashton selalu dibanggakan namun ia disisihkan

Ashton menghembuskan asap rokoknya dan ia lantas mengambil hpnya untuk menelfon seseorang

"Gw mau bicara berdua sama lo"

"...."

"Ya gw kesana"

Ashton mengambil jaket serta kunci motornya dan mulai menuruni tangga menuju motornya

***

Seperti biasanya bangunan yang nampak seperti rumah dua lantai yang cukup besar malam ini sangat ramai. Markas Aterox, walaupun diluar terlihat tidak terawat namun nyatanya didalam sana sangat berbeda. Berbagai macam fasilitas lengkap

Sorak orang bercengkrama terdengar nyaring ditambah kepulan asap rokok dimana mana, ada yang berkumpul di sofa juga ada yang berada dimeja lain bermain kartu

"Dengar!!!"

Sontak semuanya terdiam hening mendengar suara tersebut

"Apa ada kabar tentang Alden!?" tanya Theo selaku ketua Aterox

"Tidak bang, terakhir kita dapat info cuma motor bang Alden yang ditemukan dipinggir jalan. Namun tidak ada jejak bang Alden sampai sekarang" jawab salah satu anggota Aterox yaitu Dito yang juga bersekolah di Bina Bakti

Theo yang mendengar hal itu terdiam, ia cukup heran dengan hilangnya salah satu temannya. Apalagi kejadian itu terjadi saat Alden kembali usai dari rumahnya
Suara ponsel mengalihkan perhatian Theo. Lantas ia mengambil hpnya untuk menerima telfon tersebut

"....."

"Ya gw tunggu ditaman depan sekolah"

Theo mengambil kunci motornya yang tergeletak di atas meja

"Lo mau kemana?" tanya Samuel saat melihat Theo bersiap pergi

"Gw ada urusan" ujar Theo lantas ia pergi keluar rumah menuju tempat tujuannya


***

"Bunda, ini udah malam kenapa bunda masih diluar"

Elvan menghampiri Riani yang tengah berada di teras halaman belakang rumahnya, ia melihat bundanya yang tengah menatap langit malam

"Elvan, bunda rindu sama Althan. Biasanya malam gini kita nonton TV bersama, terus bunda usap kepala kalian. Tapi sekarang...." Riani tidak sanggup melanjutkan ucapannya, setetes air mata jatuh membasahi pipinya

Elvan lantas memeluk Riani dari samping dengan kepalanya menyandar pada bahu Riani "Elvan juga sangat rindu sama kak Al. Tapi bunda, kita tidak boleh berlarut dalam kesedihan"

Riani melepaskan pelukannya lalu ia menatap wajah Elvan "Elvan kamu jaga diri baik baik, bunda tidak mau kamu pergi juga meninggalkan bunda"

Elvan meraih tangan Riani "aku akan baik baik aja kok bun, aku akan selalu berada disamping bunda" lantas ia kembali memeluk Riani

"Kita harus bisa ikhlas kepergian kak Al, ya bun. Biar kak Al tenang disana" Elvan menghapus air mata yang hendak turun, ia tidak mau memperlihatkan kesedihannya pada Riani

Riani menganggukkan kepalanya dipelukan Elvan

"Yaudah kita masuk bun, disini dingin ntar masuk angin lagi" Elvan menghembuskan nafasnya lalu menuntun Riani untuk masuk kedalam rumah

***

"Lo pasti tau kan dimana Alden" Ashton menghampiri Theo yang berdiri membelakanginya

Malam ini keduanya kini tengah berada ditaman depan sekolah

"Gw gak tau sama sekali keberadaan Alden" jawab Theo

Theo membalikkan badannya lantas ia menghembuskan asap rokoknya lalu menerbitkan senyum miringnya "Kenapa? Tumben lo peduli sama kembaran lo?"

"Orang tua gw yang nyari" jawab Ashton singkat

Theo mengangguk anggukkan kepalanya
"Lo jangan sangkut pautkan masalah kita sama Alden! Lo jangan macam macam sama dia!!" Ashton mengepalkan tangannya

Theo terkekeh "macam macam? Cukup satu macam kali ya?" ucapnya memancing emosi Ashton

Bughh

Ashton yang mendengar itupun lantas memukul rahang Theo "lo jangan main main sama gw!!!" Ia menghembuskan nafasnya lantas pergi menuju motornya

Theo terkekeh, ia mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah menatap kepergian Ashton. Lagipula bagaimana mungkin ia macam macam sama temannya sendiri. Walaupun ia memiliki masalah dengan kakak temannya, ia tidak menyangkut pautkan dengan Alden.



















_________________________________

Vote and coment for next Chapter!

Not Me (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang