Chapter 35

4K 258 12
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Mereka sampai di villa tersebut pada siang hari sehingga Yasmin menyuruh kedua anaknya beristirahat dikamar yang disediakan masing masing

Alden melihat sekeliling kamar yang ditempatinya di villa ini. Menurutnya villa ini sangat mewah, bahkan dulu ia belum pernah merasakan liburan sampai menyewa villa. Namun keluarga Matthew bahkan memilikinya.

"Ini bukan kehidupan yang aku inginkan. Aku ingin menjadi diri sendiri, bukan orang lain. Lebih baik aku hidup sederhana dengan bunda daripada hidup mewah yang bukan hak milikku"

Setetes air mata jatuh dari kedua matanya. Ia ingin membongkar semua ini, tapi apakah akan ada yang percaya dengan semua ucapannya. Terus bagaimana jika nanti ada sesuatu yang terjadi dengan bunda dan adiknya





***





Dipekarangan villa sudah dipersiapkan tempat untuk kegiatan barbeque. Yasmin tengah sibuk menyiapkan makanan yang akan dibakar dibantu bi wati, sedangkan Darwis sedang mengipas arang yang akan digunakan dibantu pak Arman dan juga pak Danu

Yasmin tersenyum melihat kedatangan kedua anaknya, lantas ia menyuruhnya untuk mendekat

"Ayo sini kalian mau bantu kita atau mau main lari larian?" tanya Yasmin dengan senyum

"Ck..apa sih, kita udah besar" dengus Ashton

"Aku bantu aja ma" Alden dengan segera menghampiri Yasmin

"Pah.. jangan keceng ngipasnya, nanti gosong ini dagingnya"

"Biarin lah ma, biar cepet mateng"

"Al yang itu dibalik"

"Iya ma"

"Ashton bantu dulu ini, kamu malah enak enakan makan"

Bi wati dan pak Arman mundur untuk kebelakang beserta pak Danu

"Akhirnya ya pak keluarga ini bersama sama lagi, ibu seneng lihatnya" ucap bi wati pada suaminya

Bi Wati dan pak Arman mengintip dibalik tembok melihat keluarga yang saat ini tengah bersenda gurau sambil makan barbeque

"Iya bapak juga seneng, udah lama kita gak lihat pemandangan seperti ini lagi" pak Arman pun ikut senang melihat keluarga majikannya tersebut

"Walaupun ini karena den Alden yang hilang ingatan kecelakaan itu, ibu seneng liat den Al dan den Ashton akur begini. Coba aja sedari dulu pak Darwis adil pada kedua anaknya, mungkin tidak ada perselisihan diantara mereka"





***




"Lo sebenarnya lagi nelfon siapa sih bro?"

Samuel heran melihat Theo yang sedari tadi sibuk dengan hpnya, dan juga gerutuan yang semakin membuat penasaran

"Ck.. Alden"

"Lah ngapain? Tumben banget lo"

"Gak" Theo menaruh kembali hpnya ke atas meja

"Ya gak akan diangkat lah orang lagi liburan" sahut Samuel santai

"Kok lo tau?"

"Tau lah, orang dia yang ngasih tau"

Theo mengusap wajahnya kasar 'sial kenapa dia tidak ngasih tau gw juga'

"The.. lo ngerasa aneh gak sama temen lo itu?"

Samuel menaruh hpnya diatas meja lalu ia menatap serius wajah Theo

"Ya gw aneh sama lo"

Samuel melemparkan bantal sofa pada Theo "bukan gw sialan, Alden noh!!"

"Gw kayak ngerasa dia itu bukan Alden"

Theo terdiam, ia menyetujui ucapan Samuel. Alden bagaikan dua orang yang berbeda paska kecelakaan itu, dan ntah mengapa ia memiliki rasa lain pada Alden yang sekarang



***



"Ini punya aku, awas sana..."

Alden menepis tangan Ashton yang sedari tadi selalu mengambil makanannya

"Pelit banget"

Dengan secepat kilat Ashton merebut makanan Alden

"Ash jangan ganggu adik kamu terus. Kamu ini udah ada makanan sendiri juga malah ambil punya adik kamu" omel Yasmin melihat tingkah anak pertamanya

"Enakan punya Alden" sahut Ashton dengan santai memakan makanan Alden

"Kak Ashton!!"

Alden kemudian terdiam, ia menyadari seharusnya Alden asli yang mendapatkan semua ini. Ia teringat dengan cerita dari Leo, temannya. Bahwa Alden selalu diabaikan oleh kedua orang tuanya dan selalu dibandingkan dengan Ashton. Namun kini malah ia yang ada disini, ia harus sadar jangan terlena dengan kenikmatan yang  seharusnya bukan miliknya

"Ma, pa ada yang mau aku omongin"

Ya, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk membocorkan rahasia ini pada keluarga Matthew

"Ada apa? Kamu kenapa sayang?" tanya Yasmin sedikit khawatir melihat wajah anaknya yang tiba tiba sendu

"Sebenarnya aku.... sebenarnya aku bukan.."

Sudut mata Alden melihat seseorang yang tak lain pak Danu yang kini tengah memelototinya dengan bibir yang mengucap 'jangan main main'

"Bukan apa? Yang jelas dong Al"

"Gapapa ma, aku mau ke belakang dulu"

Melihat kepergian Alden, Ashton melunturkan senyumnya. Apakah perbuatannya cukup keterlaluan, padahal ia hanya ingin dekat dengan Alden



***



Alden tersentak saat seseorang menarik tangannya yang tak lain ialah pak Danu yang memang sengaja mengikuti Alden

"Beraninya kamu macam macam sama saya!? Ingat nyawa ibu dan adikmu itu ada di tanganku! Kamu jangan main main!!"

Alden menutup matanya mendengar sentakan tersebut

"Aku tidak takut ancamanmu, aku adalah Althan bukan Alden dan aku akan membongkar semuanya pada mereka!"

Alden menyentak tangan pak Danu Yang mencengkeramnya, ia menatap balas tajam tatapan pak Danu. Ya ini seharusnya yang ia lakukan, tidak seharusnya ia hanya berdiam menangisi nasibnya

"Wah wah.. udah berani rupanya. Punya apa kamu untuk membalasnya!? Bukti aja kamu gak punya, yang ada kamu yang dituduh membunuh Alden. Seorang pemuda miskin yang ingin kehidupan mewahnya ini"

Pak Danu terkekeh menatap wajah Alden yang terdiam, lantas ia pergi meninggalkan Alden

Alden menghapus air mata yang mengalir di pipinya, benar apa yang dikatakan pak Danu, justru ia yang akan disalahkan jika ia jujur tanpa ada bukti apapun

Alden pergi memasuki villa tanpa tau bahwa sedari tadi ada seseorang yang mendengar percakapan mereka dengan pandangan yang bingung sekaligus terkejut









_________________________

Not Me (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang