Chapter 17

5.3K 336 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Alden turun dari tangga menuju dapur. Ini adalah hari minggu namun ia tidak memiliki kegiatan apapun. Setelah sampai di dapur ia melihat mamanya dan bik Wati yang sedang memasak makanan untuk sarapan pagi ini.

"Pagi ma, pagi bik" sapanya dengan senyuman

Yasmin menoleh lalu tersenyum melihat anak bungsunya "anak mama udah bangun. Tumben kesini ini masih pagi loh"

Alden melihat mamanya yang sedang memotong sayuran sedangkan bik Wati mencuci daging yang akan dimasak

"Hmm aku mau bantu"

Yasmin mengernyitkan dahinya bingung "loh emang kamu bisa?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh Alden

"Yaudah kamu tolong potong ini, mama mau masak ayamnya dulu" Yasmin menyerahkan pisaunya dengan ragu

Alden lantas mengambil pisaunya dan memotong sayuran dengan lihainya

Yasmin kini menghampiri bik Wati yang sedari tadi melihat Alden memotong sayuran "bik, apa Alden bisa masak?" ucapnya berbisik

Bik Wati menggeleng "ke dapur aja belum pernah bu"

Yasmin semakin bingung, ia kembali melihat Alden yang sangat lihai memotong sayuran "tapi bik—"

"Akhh..."

Yasmin terkejut melihat Alden yang memegang kepalanya lantas ia segera menghampirinya "Al kamu Kenapa!?"

Alden memegang kepalanya yang terasa sakit. Sedikit ingatan memasuki kepalanya

"Harusnya kamu potong sayurnya gini biar bumbunya meresap kedalam"

"Loh bukannya sama aja bun nanti dimakan"

"Ya bakal beda nanti rasanya. Bumbunya gak menyerap"

"Aku jadi mau kayak bunda deh pinter masak"

"Ya makanya belajar. Nanti bunda ajarin terus"

"Alden!!"

Alden tersentak, ia melihat bayangan dikepalanya dan suara suara yang sangat tidak asing memenuhi pikirannya

Yasmin semakin khawatir dengan anaknya yang hanya meringis memejamkan matanya "heii kamu kenapa!?"

Alden menggelengkan kepalanya "a-aku g-gapapa"

Bik Wati menghampiri keduanya dengan membawa segelas air minum "ini den minum dulu" seraya menyerahkan gelasnya pada Alden

Yasmin mengusap bahu Alden "mending kamu duduk biar mama sama bik Wati masaknya"

Setelah beberapa saat makanan pun sudah berada di atas meja makan. Darwis datang dengan Ashton dibelakangnya

"Loh tumben kamu udah disini" tanya Darwis pada Alden yang sudah duduk di kursinya

"Dia tadinya mau bantuin mama tapi kepalanya mendadak sakit" sahut Yasmin seraya mengambilkan makanan untuk suaminya

Darwis menoleh kembali pada Alden "loh..kamu kenapa apa kita harus ke rumah sakit?"

Alden sontak menggeleng, ntah mengapa ia tidak suka rumah sakit apalagi bau obat obatan "ngga usah pa. Aku gapapa kok"

Yasmin menatap Alden "apa ingatan kamu udah kembali?"

Alden menggelengkan kepalanya sendu "belum ma"

"Kamu yang sabar ya sayang. Nanti ingatan kamu kembali kok, kamu kan hanya amnesia ringan. Yaudah kita makan dulu ntar keburu dingin" ujar Yasmin

Ashton hanya terdiam mendengar obrolan kedua orangtuanya dan juga adiknya lantas ia memakan makanannya begitupun Alden

"Gimana makanannya, enak?" tanya Yasmin tiba tiba

"Gimana bun makanan buatan aku, apa enak?"

"Hmmm enak ini seperti masakan bunda"

"Aku juga mau dong bun diajarin masak"

"Kamu itu masih kecil sekolah dulu yang bener"

"Kak Al juga masih sekolah ya!!"

"Udah udah nanti biar bunda ajarin kalian berdua"

trang

Alden menjatuhkan sendoknya lalu ia memegang kepalanya

Yasmin lantas menghampiri anaknya "Al kamu kenapa!!? Apa kita ke rumah sakit aja!?"

Alden menggelengkan kepalanya "ngga ma. Aku gak suka bau rumah sakit. Aku gapapa kok ini hanya pusing dikit"

"Biar nanti dokter keluarga aja yang kesini" usul Darwis

"Ngga usah pa. Aku gapapa" tolak Alden

***

Seorang pria paruh baya tengah memeluk wanita disampingnya. Keduanya tengah menonton televisi diruang tengah kediaman pria tersebut

Dering handphone mengusik ketenangan mereka. Lantas pria paruh baya tersebut mengambil hpnya untuk menerima telfon

"Ya bagus"

"...."

"Jalankan sesuai rencana"

"..."

"Dan kamu awasi gerak gerik anak itu. Jika ingatannya kembali ancam dan terus tekan dia"

"..."

"Ya" panggilan pun terputus

Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik menatap wajah kekasihnya, ralat suaminya "gimana mas?"

Pria tersebut tersenyum lebar semakin mengeratkan pelukannya "semuanya sesuai yang kita rencanakan"

Wanita tersebut terkekeh "akhirnya kita ketemu dia. Pintar juga dia sembunyi dari kita"

"Walaupun dia bersembunyi di manapun. Aku akan selalu menemukannya"

Langkah kaki dari tangga mengalihkan pandangan kedua suami istri tersebut. Terlihat seorang pria muda menuruni tangganya seraya membawa kunci motornya

"Hai sayang mau kemana pagi gini" ucap wanita paruh baya tersebut pada anaknya

Pria tersebut berdecak hanya menoleh sekilas lantas melanjutkan langkahnya keluar rumah

"Kamu yang sopan sama ibu kamu!!" teriakan tersebut menghentikan langkah pria itu

Pria itu menatap nyalang wajah pria paruh baya yang masih duduk disofa yang tak lain ayahnya "gak sudi gw punya ibu kaya dia!!"

Wanita tersebut terdiam mendengar ucapan anaknya. Melihat itu wajah pria paruh baya tersebut sangat murka "anak sialan. Ga tau sopan santun dia yang melahirkan kamu!!!"

Tanpa mendengar apapun lagi pria muda tersebut melenggang pergi keluar rumah meninggalkan pasangan suami istri tersebut











__________________________________

Jangan lupa vote nya!!

Not Me (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang