Chapter 12

5.8K 379 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Alden mengalihkan pandangannya kepada kaca mobil. Ini adalah hari pertama ia kembali sekolah dengan syarat ia diantar jemput oleh pak Arman. Sebenernya ada pilihan lain yaitu berangkat bersama Ashton, namun ia sadar nanti yang ada hanya kecanggungan. Walaupun semalam ia berbaikan, ia masih merasa canggung dengan sikap Ashton yang kaku.

Mobil kini sudah berhenti didepan sekolah SMA Sansakerta "den Al udah sampai. Mau bapak antar sampai kelas?" tanya pak Arman

Alden menggelengkan kepalanya "tidak usah pak aku udah tau kok kelasnya, makasih ya pak" ucapnya seraya tersenyum lalu ia membuka pintu mobilnya

"Ntar bapak jemput lagi ya!!" seru pak Arman

"Iya!! Hati hati pak!!" teriak Alden karena ia sudah berada diluar mobil

Alden menatap mobil pak Arman yang mulai menjauh lalu ia membalikkan badannya dan mulai melangkahkan kakinya

"Eh itu bukannya kak Alden ya?"

"Wah dia udah ketemu!!"

"Makin cakep aja kak Alden"

"Denger denger sih dia amnesia"

"Wah serius!?"

"Kasian banget kak Alden"

"Mungkin ini karma, kan dia bandel susah diatur"

"Iya bisa jadi"

Alden cukup terganggu dengan bisikan bisikan itu, ia tidak menyangka bahwa ia dapat menarik perhatian siswa disekolah ini. Dengan menghiraukan semuanya ia lantas melanjutkan langkahnya menuju kelasnya yang sudah dikasih tau oleh Yasmin

"Alden!!"

Alden yang akan mencapai pintu kelasnya terhenti mendengar seseorang yang memanggilnya lantas ia menolehkan kepalanya kepada orang tersebut

Terlihat Samuel dan Theo yang menghampiri Alden

Samuel lalu memeluk Alden "akhirnya lo balik lagi, lo gapapa kan?"

Alden mengernyitkan dahinya "a-aku baik, kamu siapa ya?"

Samuel speechless mendengarnya "wahh ternyata bener lo amnesia? Gw gak nyangka!"

"Gw Samuel sohib lo dan juga dia Theo" ucapnya seraya menunjuk Theo yang berada disampingnya menatap keduanya

Alden menatap Theo yang sedari tadi diam dengan wajah datarnya yang juga tengah menatapnya. Ternyata dia Theo yang malam itu dia telfon, batinnya

Samuel heran dengan kedua temannya yang saling pandang "hehh ngapain lo pada tatap tatapan!!" sentaknya mengagetkan

Theo lantas melangkahkan kakinya membuka pintu kelasnya diikuti kedua temannya. Ia tidak sadar menatap Alden cukup lama, ia merasa Alden sangat berbeda. Alden yang sekarang bukan seperti temannya yang dulu. Mungkin ini hanya pikirannya, wajar kan Alden berubah karena ia amnesia. Batinnya

***

"Serius kembaran lo amnesia!!?"

Ashton mengangguk pasrah, sedari tadi Arka dan Kenan terus bertanya tentang adiknya dan kurang percaya bahwa Alden hilang ingatan. Kini jam pelajaran pertama kosong, karena guru sejarah sedang ada halangan, namun tentu ada tugas yang mesti dikumpulkan.

"Pantes gw tadi liat auranya beda gitu" ujar Kenan

Arka mendelik "emang lo cenayang? Sok tau banget ngerasa aura orang"

Sontak Kenan mencubit lengan Arka "ya maksud gw keliatannya beda, orang lain juga banyak yang ngomongin kok"

Arka meringis "shhh...sakit gila—"

"Gw juga ngerasa gitu" potong Ashton

Ketiga temannya menatap heran Ashton

"Tadi malam dia minta maaf sama gw" lanjutnya

Kenan terbelalak membukakan mulutnya "lo serius!? Alden yang keras kepala dan egois kaya ni orang, minta maaf sama lo!??" ucapnya seraya menunjuk Arka

Arka mendengus "apaan lo samain gw sama dia!!" seraya menepis tangan Kenan yang menunjuk wajahnya

Kenan terkekeh "emang kenyataan kan.."

"Emang amnesia bisa merubah sifat seseorang?" tanya Gavin yang kini ikut nimbrung

"Mungkin" jawab Ashton singkat

"Lah terus kalo ingatannya balik, sifatnya kembali ke semula?" tanya Kenan dengan muka cengonya

"Dari pada lo mikirin itu mending lo kerjain tugas ntar gw liat" ujar Arka dengan santai

"Sialan!!!"

***

"Gw gak nyangka lo seberubah ini saat amnesia"

Samuel menipiskan matanya menatap Alden "lo dengan rajinnya ngerjain tugas terus gak buat masalah dan sekarang lo murah senyum!? Jujur siapa lo sebenarnya!!!?"

Kini jamnya istirahat, mereka bertiga tengah berada di kantin dan sudah memesan makanan bakso

Alden menggarukkan kepalanya bingung "aku juga bingung dengan diri aku sendiri"

Samuel semakin jengkel "itu juga apaan lo pake aku-kamu?"

Theo yang sedari tadi diam kini berdecak "wajarlah kan dia amnesia" ucapnya

"Ya tapi—"

"Ini pesanan baksonya" potong wanita paruh baya dengan membawa nampan berisi tiga mangkuk bakso

"Makasih bik"

Alden segera mengambil baksonya dan menuangkan saus serta sambal yang cukup banyak lalu memakannya

Lagi lagi Samuel menatap heran Alden "bukannya lo ga suka pedas? Lo juga suka sakit perut kan kalo makan pedas sedikit pun?"

"Emang iya?" tanya Alden dengan mulut yang masih ada makanan

Samuel mengembuskan napasnya berat "kayaknya gw harus adaptasi sama lo yang baru ini" ucapnya lalu memakan baksonya













______________________________________

Vote yaa jangan lupa!!!

Not Me (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang