Chapter 29

4.3K 260 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Keesokan harinya setelah jam pulang sekolah tiba. Alden akan kembali menuju toko bunga yang kemarin ia datangi. Ia ingin mendekatkan dirinya dengan ibu serta adiknya, walaupun sebagai orang lain asalkan ia bisa melihat keduanya baik baik saja

"Pak Arman, kita ke toko bunga kemarin lagi ya"

Pak Arman menatap Alden di kaca spion mobil yang mengarah langsung pada Alden "Den, kalo butuh bunga biar bapak aja yang nyari. Den Al dirumah aja" jawabnya

"Ngga usah pak. hmm kebetulan yang punya toko bunga itu kenalan aku, jadi sekalian aku ingin ketemuan" sahut Alden dengan cepat

"Yaudah den. Kalo bapak nunggu gimana?"

"Hmmm yaudah, tapi agak lama pak"

"Gapapa. Bapak gak ada kerjaan lagi kok den"

"Yaudah pak makasih ya"

Tak terasa mobil yang ditumpangi Alden telah sampai didepan toko bunga. Alden dengan segera membuka pintu mobilnya
Alden mengembuskan napasnya, ia tersenyum tipis. Sungguh ia sangat rindu dengan bundanya

tringg

"Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu?"

Alden tersenyum "aku mau bunga tulip pink lagi bu"

Riani terdiam sesaat ketika ia bertemu lagi dengan sosok yang mengingatkannya pada anaknya, tak lama ia tersenyum "baik tunggu sebentar"

Alden menatap Riani yang kembali dengan buket bunga ditangannya "bu maaf ya kemarin aku asal peluk ibu" ujarnya dengan sorot menyesal

"Ngga apa apa nak"

Alden menatap Riani dengan mata yang berembun "s-soalnya ibu mirip s-seseorang yang aku sayangi"

Riani tersenyum tulus "gapapa kamu bisa peluk ibu kapan pun"

Mendengar itu pun Alden dengan segera memeluk Riani. Air matanya jatuh tak tertahankan "bunda...."

Riani terdiam mendengar Alden memanggilnya dengan sebutan itu. Ia mengerti mungkin sosok didepannya ini kehilangan seseorang yang disayangi yang tak lain bundanya

Alden seketika tersadar, ia tidak sengaja memanggil bunda. Ia melepaskan pelukannya "m-maaf a-aku..."

"Gapapa kalo kamu mau manggil bunda. Kalau boleh tau nama kamu siapa?" potong Riani, tersenyum seraya mengelus rambut Alden

Alden mengusap pipinya dan menatap dalam Riani "makasih b-bunda...aku Alden"

"Alden, nama yang bagus"

tringg

"Bunda aku pulang!!"

Alden dan juga Riani menolehkan kepalanya menatap seseorang yang masih berseragam putih birunya tengah memerhatikan mereka

"Eh bun dia siapa?" ujar Elvan seraya mendekatkan tubuhnya pada Riani

Riani menepuk lengan Elvan "kamu yang sopan" tegurnya

Alden tersenyum menatap wajah Elvan. Ia juga sangat sangat merindukan sosok yang tengah menatapnya curiga itu

"Nak Alden kenalin ini anak bunda namanya Elvan"

Elvan menatap bingung Riani "kok dia manggil bunda?"

Riani mengelus rambut Elvan "gapapa nak Alden ini lagi merindukan bundanya jadi manggil bunda juga gitu"

Alden dengan segera memeluk erat Elvan "Epan.."

Elvan mematung mendengar panggilan itu. Ia melepaskan pelukan seseorang itu "namaku Elvan bukan itu"

Alden tersenyum, memaklumi penolakan adiknya tersebut "aku panggil Epan, gapapa kan?"

Elvan menggelengkan kepalanya "gak!! Hanya kak Al yang boleh manggil aku dengan sebutan itu" ucapnya dengan nada yang sedikit tinggi

"El! Bunda gak pernah ngajarin kamu tidak sopan begini ya" tegas Riani pada Elvan

"Gapapa bu, ini aku yang salah" ucap Alden. Ntah apa yang ia rasakan, ia senang saat adiknya berbicara seperti itu tapi ia sadar bahwa sekarang kondisinya berbeda, ia bukan lagi seperti yang dulu

"Maaf ya nak Alden" ucap Riani seraya menatap Alden

Alden menggeleng lalu tersenyum "gapapa. Yaudah aku beli bunga yang ini, ini uangnya. Aku permisi ya bun"

Riani menatap tak enak pada Alden "iya. Hati hati dijalan"

Alden menganggukkan kepalanya lantas ia berbalik badan untuk pergi keluar toko

"Aku takut dia gantiin posisi aku sama ka Al"

"Astaga kamu ini. Mana mungkin El..."

Alden yang masih tak jauh dari sana tersenyum tipis mendengar obrolan mereka



***



"Gak asik lo, sekarang jarang ikutan kumpulan"

Ashton berdecak malas mendengar ucapan Kenan. Sudah beberapa kali temannya itu mengucapkan hal yang sama

"Pokoknya gw gak mau tau, malam minggu nanti lo harus ikut" paksa Kenan

"Ya kalau ingat" jawab Ashton

"Harus lah. Jangan sampai kita dikira pecundang!" sahut Arka

Memang malam minggu nanti akan ada pertandingan balapan yang selalu diadakan oleh semua geng motor di kota tersebut setiap 6 bulan sekali. Beberapa orang berbondong-bondong ikutan hanya untuk menaikan pamor geng motornya

Hanya tiga orang perwakilan disetiap geng motor yang ikut balapan tersebut. Alexius yang menjadi pemenang balapan beberapa bulan yang lalu karena Ashton lah yang turun. Juara kedua dimenangkan oleh Aterox yang tak lain Theodore dan juara ketiga dimenangkan oleh Firefox

"Emang lo kenapa jarang kumpul?" tanya Kenan seraya membuang bekas kuaci ke tempat sampah kecil yang berada disampingnya

Mereka tengah berada diruang tengah kediaman Matthew. Saat pulang sekolah tadi Kenan yang maksa untuk kumpul di rumah Ashton

"Gak" jawabnya. Ia hanya fokus mengecek senar gitar yang berada di pangkuannya

"Gak jelas lo!" kesal Arka melempar bekas kuaci ke tempat sampah namun malah terkena Kenan

"Apaan lo!! Malah ngelempar gw!!"

"Gak sengaja. Lagian lo ada disana" jawab Arka cuek

Cklek

Kenan yang hendak bicara terhenti saat pintu rumah terbuka, tak lama seseorang masuk dengan menggenggam buket bunganya

"Ehh..h-hai p-permisi"

Alden menatap kikuk beberapa teman kakaknya itu, ia tidak tahu bahwa mereka tengah berkumpul dirumahnya, lantas ia dengan segera pergi ke atas dengan terburu-buru

"Gw liat liat sekarang adek lo itu keliatan manis ya Ash" celetuk Kenan

Ashton yang mendengar itupun menatap tajam wajah Kenan

"Biasa aja kali tatapannya" sebal Kenan saat ditatap seperti itu oleh Ashton

"Berisik lo!!" Arka melempar bantal sofa tepat pada wajah Kenan

"Sialan!!"

Sedangkan disudut lain Gavin hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua temannya yang sedang beradu mulut itu












_________________________________

Jangan lupa vote nya!!

Not Me (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang