Chapter 15

5.6K 334 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Hati hati dijalan pak!"

Alden turun dari mobilnya seraya memperingati pak Arman lalu ia membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya menuju kelasnya

brukk

Alden memejamkan ketika tubuhnya akan jatuh kelantai, namun ia merasakan seseorang menahan tubuhnya, sontak ia membuka matanya dan seketika terpaku menatap wajah orang yang menahannya yaitu Theo

Mereka berdua saling bertatapan cukup lama tanpa melepaskan pelukannya. Hingga suara seorang siswi yang penyebab utamanya menyadarkan mereka berdua

"M-maaf kak a-aku tidak sengaja" ucap siswi tersebut dengan gemetar

Alden pun tersadar dan melepaskan pelukannya lalu beralih menatap siswi yang berkacamata dengan buku yang berserakan di lantai

"O-oh gapapa kok, lain kali hati hati ya. Sini aku bantu" ucap Alden seraya menunduk untuk membantu mengambil buku siswa tersebut

Sontak siswi tersebut semakin gemetar "g-gak usah kak. b-biar aku aja" dengan cepat siswi tersebut mengambil buku bukunya dan berlari menjauh

Alden menatap tak heran siswi yang berlari karena ketakutan melihatnya. Banyak siswa dan siswi yang lain juga menatapnya takut dari kemarin

Siswi tersebut berhenti berlari lalu ia menengokan kepalanya kepada Alden dan juga Theo yang sedang bertatapan

"Ada apa kak Al sama kak Theo. Kenapa mereka seperti......" tanpa melanjutkan ucapannya siswi tersebut menutup mulutnya wajah yang berkacamata tersebut memerah bak kepiting rebus lalu berjalan cepat dengan perasaan senangnya

Alden menatap Theo "t-terimakasih sudah nolong a-aku" ucapnya dengan gugup

"h-hmm apa sam belum datang?" Lanjutnya. Namun tetap belum ada jawaban. Theo terus menerus menatapnya sehingga membuatnya bertambah malu dengan tatapan Theo

"Y-yaudah aku ke kelas d-duluan" Alden pun berjalan cepat menuju kelasnya meninggalkan Theo. Dan untungnya lorong disini cukup sepi hanya ada beberapa orang, itupun mereka tidak melihat kejadian tadi

Theo masih terpaku melihat tingkah Alden yang tadi, cukup mengherankan dengan sifat baik Alden yang sekarang berbeda jauh dengan yang dulu

bruk

"Sialan!! Lo kalo jalan pake mata dong!! Buta mata lo!!" Alden menatap tajam seorang siswa yang menabraknya dengan bukunya berceceran di lantai

"M-maaf kak. A-aku tidak sengaja" ucap siswa tersebut dengan gemetar

"Dasar buta!! Jalan aja gak becus!! Minggir gw mau lewat!!" dan tanpa punya hati Alden berjalan seraya menendang buku yang berserakan meninggalkan siswa tersebut yang sekarang menjadi tontonan banyak orang

"Woy!! Ngapain lo diam kayak patung disini!"

Seruan tersebut menyadarkan Theo dari lamunannya, terlihat Samuel yang menatapnya heran "gak" ia pun lantas melangkahkan kakinya menuju kelasnya

Samuel masih menatap heran Theo "lah aneh tu orang. Woy tunggu!!" Iapun berlari mengikuti Theo

***

Alden memasuki kelasnya, ia menghela nafasnya seperti biasanya beberapa teman sekelasnya menatapnya takut. Apa sekarang waktunya memperbaiki semuanya

Alden melangkahkan kakinya kedepan kelas dan menatap beberapa temannya yang datang pagi hari

"H-hmm aku minta maaf jika dulu ada salah sama kalian. Dan kalian tau sendiri kan sekarang aku amnesia, aku gak tau apa yang aku lakukan dulu sama kalian. Apakah kalian mau maafin aku dan berteman baik?" ucap Alden dengan wajah yang menyendu

Seorang siswa yang bernametage Vino Ardian berdiri dari kursinya "sebenarnya kita semua gak ada masalah sama lo. Namun kita segan bicara ataupun dekat sama lo. Karena lo..." Siswa itupun menggantungkan ucapannya

Alden tersenyum "iya aku tau kok. Jadi apa boleh kita berteman?"

"Ya tentu boleh dong!" sahut seorang siswi yang bernametage Cheryl itu

Alden pun tersenyum melihat nama nama orang tersebut "makasih yah Vino dan Cheryl dan semuanya. Maaf aku juga gak tau nama kalian"

"Ya kita bisa berkenalan lagi" sahut Sania
Alden pun tersenyum melihat semuanya. Akhirnya ia bisa berteman baik dengan teman sekelasnya

"Ada apa nih rame rame" ucap Samuel yang datang bersama Theo

"Gak ada apa apa" jawab Alden seraya duduk dikursinya

Dan pelajaran pertama pun dimulai dengan guru pelajaran bahasa Indonesia

***

Jam istirahat sekolah pun datang

"Ehh katanya Lexus mau manggung dicafe Ontime"

"Wah serius!?"

"Beneran gw denger dari kakak kelas yang kebetulan sekelas sama kak Ashton"

"Kapan emang?"

"Pulang sekolah hari ini"

"Gw mau kesana lah"

"Gw juga ikut"

Alden yang mendengar teman sekelasnya menyebut nama kembarannya pun heran, lantas ia berdiri menghampirinya

"Apa aku boleh tau Lexus itu apa?" tanyanya pada siswi yang berkumpul itu

Cheryl yang melihatnya pun menjawab "itu band musiknya kembaran kamu. Sekarang ini lagi populer dikalangan remaja"

"Owh jadi hari ini mau manggung ya?"

"Iya dan kita semua mau nonton. Kita kan fans Lexus" ucap Sania yang kini terkekeh

Alden tersenyum melihat respon teman sekelasnya "yaudah makasih udah ngasih tau"

Alden pun kembali menuju mejanya dan terlihat disana Samuel dan Theo yang menatapnya heran. Memang ia duduk bersama Samuel, sedangkan Theo dibelakang sendirian karena kemauannya

"Tumben lo bicara sama yang lain? Dan lo nanya soal kakak lo itu?" ucap Samuel semakin mengernyitkan dahinya

Alden berdehem sepertinya ia harus menjelaskan kepada temannya "aku sudah baikan dengan Ashton dan kita tidak ada masalah lagi. Dan aku juga udah minta maaf sama temen sekelas tadi, kita memutuskan untuk berteman"

Samuel dan Theo terpaku mendengar ucapan Alden

"Gw gak nyangka kalo amnesia bisa merubah kepribadian lo" ucap Samuel dengan masih terkejut

Alden menghembuskan nafasnya menatap kedua temannya "ya aku pengen hidup dengan damai dan tenang"

"Akhirnya lo tobat bro, gw gak masalah lah. Ya gak?" Samuel menepuk pundak Alden seraya menyenggol bahu Theo yang dari tadi diam

"Woy!! Lo napa sekarang sering diam. Awas lo kesambet" ujar Samuel mengagetkan Theo

Theo berdecak "apa sih! Ya gw gapapa"

Alden menatap keduanya tersenyum "apa kalian pulang sekolah ada waktu?"

"Emang ada apa?" tanya Samuel penasaran

"Aku mau ke cafe Ontime"

Theo yang mendengarnya berdecak "ngapain"

"Ya gapapa mau aja. Aku mau telfon pak Arman kalo sekarang pulang sendiri"

"Yaudah lah kita nongkrong dulu. Ini kan pertama kalinya kita nongkrong semenjak lo hilang" putus Samuel

***














_____________________________________

Jangan lupa vote nya!!

Not Me (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang