Chapter 23

5.9K 374 4
                                        

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ibu cuma mau bilang bahwa nilai kamu sekarang ini bagus semua dan juga kamu tidak melanggar peraturan sekolah lagi. Ibu senang mendengar itu semua. Ibu harap kamu mempertahankannya ya"

Alden menghembuskan nafas lega. Padahal ia sangat gugup ketika salah satu guru memberitahunya bahwa ia dipanggil menuju ruang BK

"Iya bu saya akan mempertahankannya" balasnya tersenyum menatap bu Indri, guru BK nya

"Bagus. Yaudah sekarang kamu boleh kembali ke kelas"

Alden mengangguk "iya bu saya permisi" ia berdiri melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu

Alden tersenyum disepanjang koridor sekolah. Sekarang tidak ada lagi wajah yang menatapnya takut, malah ada beberapa yang menyapanya.

Alden senang akhirnya beberapa minggu ini ia menjalani hidupnya dengan tenang. Hubungan dengan keluarganya sangat baik dan juga ia jadi memiliki beberapa teman

Langkah Alden seketika terhenti saat melihat seseorang yang berjalan degan menundukkan wajahnya

"Maaf boleh tanya, dia siapa ya?" ujar Alden pada siswi yang berada didekatnya

Siswi tersebut melihat orang yang ditunjuk Alden "dia Leo kak anak kelas 11 IPA"

"Kenapa wajahnya terlihat lesu? Apa dia kenapa napa?"

"Oh dia kayak gitu semenjak temannya meninggal kak"

Alden mengernyitkan dahinya "meninggal? Meninggal kenapa emang?"

"Temannya yang bernama Althan meninggal katanya sih dibegal" jelas siswi tersebut

Alden memegang kepalanya yang terasa sedikit sakit ketika mendengar nama tersebut "A-althan?"

Siswi tersebut mengangguk "ia kak, Althan juga sekelas sama Leo, sebangku malahan"

Alden menarik nafas panjang "makasih" dengan cepat ia meninggalkan siswi tersebut

'Althan' gumamnya sambil tetap memegang kepalanya

***

"Lo pulang sama gw!"

Alden terkejut ketika tangannya ditarik oleh Theo. Namun ia terhenti ketika tangan sebelahnya juga ditahan seseorang yang tak lain Ashton

"Dia pulang sama gw" ujar Ashton menatap tajam Theo

"Gw duluan yang ajak dia!" balasnya dengan menatap tajam Ashton

Alden bingung dengan situasi sekarang, apalagi kini ia berada diparkiran sekolah otomatis semua orang menatapnya

Alden melepaskan genggaman tangan Theo dan juga Ashton. Ia menatap heran keduanya "kalian duluan aja. Aku pulang sama pak Arman. Itu udah nunggu" ujarnya seraya menunjuk mobil yang terparkir tak jauh dari sana

"Yaudah aku duluan ya, dahh Theo...dah kak Ash..." Ia berlari kecil menuju mobil pak Arman meninggalkan Theo dan juga Ashton yang sekarang saling melemparkan tatapan tajamnya

***

"Den Al kayaknya jalannya ditutup ada perbaikan"

Alden melihat jalan depan yang memang ada tanda jalan sedang diperbaiki

"Yaudah kita putar balik aja pak. Cari jalan lain" putusnya

"Iya den Al"

Alden menyandarkan kepalanya pada kaca mobil. Ia menguap kecil, sedikit ngantuk matanya

Mata Alden tertuju pada seorang yang dikenalnya yang masih mengenakan seragam putih birunya memasuki pemakaman

"Pak berhenti didepan dulu!"

Pak Arman lantas mengentikan mobilnya "loh den Al mau ngapain berhenti didepan pemakaman gini?"

"Bapak tunggu dulu sebentar ya. Aku ada urusan" dengan cepat Alden keluar dari mobilnya untuk mengikuti anak tersebut

Alden menengokan kepalanya dibalik pohon yang tak jauh dari anak yang masih berseragam SMP yang sedang jongkok dipinggir pusara seseorang

"Kak Althan, Elvan masih gak nyangka dengan kepergian kakak. Elvan gak tau harus buat apa kak melihat bunda yang selalu menangis tiap malam karena kakak. Bunda selalu tidur dikamar kakak habis menangis. Elvan hanya bisa melihat bunda seperti itu kak. Apa yang harus elvan lakukan kak hiks....."

Terdengar suara tangisan tersebut membuat Alden juga ntah mengapa ikut menangis. Ia memegang dadanya yang kini terasa sangat sesak. Tangannya mengusap air mata yang mengalir berjatuhan di pipinya

Alden menyandarkan tubuhnya pada pohon besar tersebut. Ia menarik nafasnya panjang dengan air mata yang masih berjatuhan

"Ada apa dengan aku. Kenapa aku menangis?" Ia kembali menolehkan kepalanya pada anak yang masih memeluk batu nisan tersebut

Karena sudah tidak tahan Alden berlari meninggalkan tempat itu dengan air mata yang juga berjatuhan. Alden memegang kepalanya yang sangat terasa berputar. Dengan mata yang penuh air mata, ia tidak mengetahui bahwa ada batang pohon yang menjalar, sontak ia terjatuh dan kepalanya terbentur batu yang berada dipinggir jalan

"Den Al!!" teriak pak Arman saat melihat Alden terjatuh lantas ia berlari menghampirinya

Alden memegang kepalanya yang semakin sakit. Memori ingatan seseorang memasuki kepalanya satu persatu

"Den Al!! Kita ke rumah sakit aja!" Pak Arman membantu Alden untuk berdiri

Alden menggelengkan kepalanya masih dengan tangannya yang meremas kepalanya "shh...gak usah pak aku mau pulang aja"

"Tapi—"

Bruk

Alden seketika pingsan, dengan cepat pak Arman membopong tubuh Alden menuju mobilnya. Pak Arman melajukan mobilnya menuju kediaman Matthew dengan cepat

***

Pak Arman menghentikan mobilnya diparkiran kediaman Matthew. Degan segera ia kembali membopong tubuh Alden memasuki rumah

"Loh pak Arman Alden kenapa!?" panik Yasmin saat ia melihat anaknya pingsan dibopong pak Arman

"Den Al pingsan bu saat dijalan tadi"

"Terus kenapa gak dibawa ke rumah sakit pak!!" ujar Yasmin yang melihat wajah pucat anaknya

"Den Al nya tidak mau bu. Dia mau dibawa pulang kerumah aja katanya"

"Yaudah bawa masuk ke kamarnya pak!" Yasmin mengikuti langkah pak Arman yang menaiki tangga menuju kamar Alden

"Bik tolong bawa air hangat ya keatas" ujarnya pada bik Wati

Yasmin menggenggam tangan Alden yang masih pingsan di ranjang "Kamu kenapa Al. Pak Arman kenapa Alden bisa pingsan?" ia mengalihkan pandangannya menuju pak Arman

"Tadi den Al ijin keluar masuk pemakaman bu. Terus pas keluar saya liat den Al menangis dan tersandung batu jadi pingsan bu" jelasnya

Yasmin mengernyitkan dahinya "untuk apa Alden ke pemakaman?"

Pak Arman menggelengkan kepalanya "saya juga kurang tau bu"

Yasmin kembali menatap wajah anaknya "Al... cepetan bangun mama khawatir sama kamu"










____________________________________

Jangan lupa vote nya ya!!

Not Me (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang