***"Aku sudah memperkerjakan Pedro untuk mengurus perusahaan yang di London dan aku akan selamanya mengurus perusahaan disini"
Yasmin tersenyum senang menatap suaminya lantas ia memeluk dan menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya "Aku senang, makasih mas"
Darwis membalas pelukan istrinya seraya mengusap rambutnya "maafin aku, ini semua salah aku"
"Yang penting sekarang kita bisa memperbaikinya. Kita bisa jadi orang tua yang selalu ada untuk mereka" Yasmin menatap wajah suaminya
Darwis mencium kening yasmin "iya, oh dan aku udah cari informasi warga sekitar Alden kecelakaan tapi tidak ada yang bernama Danang, apa kamu gak salah namanya?" ucapnya memandang Yasmin serius
Yasmin mengernyitkan dahinya "iya dia mengenalkan namanya Danang, aku gak salah dengar kok"
"Aneh, apa—"
tok tok tok
Keduanya memandang pintu kamarnya yang diketuk dari luar
"Ma..aku mau bicara sama mama"
Yasmin yang mengenal suara itupun tersenyum lantas ia segera membukakan pintunyacklek
Yasmin tersenyum menatap wajah anak bungsunya "Alden.. ada apa, mau bicara apa?"
"Apa aku ganggu mama sama papa?" ucap Alden saat melihat papanya juga tengah berdiri didalam sana
Yasmin mengelus rambut anaknya "nggak kok, kamu mau bicara apa. Ayo masuk!" ajaknya menuntun Alden masuk kedalam kamarnya
Yasmin duduk di sofa yang berada didalam kamarnya diikuti Alden. Sedangkan Darwis kembali menuju meja kecil yang sudah ada laptop kerja diatasnya, ia hanya mengecek pekerjaannya
Alden menatap wajah Yasmin serius "ma apa aku dulu ada masalah sama kak Ashton?"
Yasmin terdiam begitupun Darwis yang juga mendengarnya. Lantas Yasmin berucap "ini karena salah mama sama papa" ia menghela nafasnya.
Alden mengernyit bingung "maksudnya?"
Yasmine menatap Darwis yang tengah menganggukkan kepalanya. Sepertinya ini saatnya untuk menceritakan semuanya kepada anaknya
Mengalirlah cerita dari mulut Yasmin, semua kehidupan Alden sebelum kecelakaan itu terjadi. Yasmin pun menceritakan sifat Alden yang dulu karena tekanan dari orangtuanya
Yasmin mengembuskan napasnya setelah menyelesaikan ceritanya sembari mengelap air matanya "maafin mama sama papa, hingga kemarin saat kamu hilang karena kecelakaan mama sadar kalo ini semua karena kalian kurang kasih sayang kami"
Alden terdiam ia membatin, mengapa tidak ada satupun ingatan yang masuk, kenapa ia merasa bahwa orang yang diceritakan oleh Yasmin bukan ia orangnya
Alden tersentak kala seseorang memegang bahunya dari belakang, ia tidak sadar bahwa Darwis berpindah ke sampingnya, sehingga kini ia berada ditengah kedua orangtuanya
"Ini semua salah papa, papa minta maaf jika terlalu mengekang kamu dan terlalu membebankan kamu" sorot mata Darwis terlihat sangat menyesalinya
Alden menggenggam tangan Yasmin dan juga Darwis "ini bukan semuanya salah papa sama mama, aku juga salah dengan sikap aku terutama kepada kak Ashton"
Yasmin tersenyum haru lantas ia langsung memeluk Alden "mama sayang sama kalian berdua, dan mama sama papa ingin memperbaiki semuanya. Kita akan selalu ada bersama kalian"
Alden mengangguk dipelukan Yasmin " aku juga sayang mama sama papa"
Darwis yang melihat itupun ikut memeluk erat istri serta anaknya
***
"Kak!!"
Alden menghampiri Ashton yang tengah menuju lantai atas kamarnya. Mereka telah menyelesaikan makan malamnya dan ini waktu yang tepat bagi Alden
"Bisa kita bicara sebentar?" pinta Alden kepada Ashton yang tengah menatapnya lalu Ashton mengangguk
"Kita bicara ditaman belakang ya?" pinta Alden
Tanpa bicara apapun Ashton melangkahkan kakinya menuju taman belakang
"Aku minta maaf"
Ashton menolehkan kepalanya menatap wajah adiknya yang juga tengah menatapnya. Keduanya kini tengah duduk dikursi yang berada di tempat tersebut
Alden menatap wajah Ashton lalu kembali berujar "Aku minta maaf jika dulu aku benci atau bahkan sangat benci kakak"
Alden mengalihkan pandangannya menatap langit malam yang kini ada bulan sabit yang sangat indah dan juga bintang yang bertebaran disekelilingnya "mama udah ceritain semuanya termasuk sikap aku kepada kakak dan juga alasan aku membenci kakak. Aku minta maaf buat semuanya" ujarnya sembari menatap wajah Ashton dengan senyumannya
Ashton tersentak ia menolehkan pandangannya ke depan. Ia tidak sadar bahwa sedari tadi ia melihat wajah Alden yang ntah mengapa sekarang terlihat berbeda, sekarang terlihat bersinar dengan senyum manisnya
"Gw gak benci sama lo. Gw maklum bahwa lo bersikap seperti itu karena papa" iya sebenarnya ia peduli dengan adiknya, namun ia sadar dimata adiknya ialah sumber masalahnya jadi ia hanya diam membiarkannya saja
"Berarti kita sekarang baik baik aja kan? Dan juga kita bisa kan jadi teman?" ucap Alden penuh harap
Tanpa melihat adiknya, Ashton hanya mengangguk sedikit ragu dengan ucapan adiknya. Dan ia tersentak saat adiknya menyodorkan jari kelingkingnya
"Janji, kita tidak akan bermusuhan lagi dan akan selalu bersama sama"
Ashton terdiam cukup lama, ia sedikit tidak percaya dengan semua ini, adiknya sangat berubah banyak ketika amnesia setelah kecelakaan itu
Karena tak ada balasan, lantas Alden mengambil tangan Ashton dan mengaitkan jari kelingkingnya "udah!!" serunya dengan senyum cerahnya
Alden langsung melepaskan tangannya dan kembali mengalihkan pandangannya ke langit malam, ia sedikit gugup ditatap lama oleh kakaknya
____________________________________
Vote and coment for next Chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Me (BXB)
RandomSebuah peristiwa besar yang mengubah kehidupan seorang Althan, entah kesalahan apa yang ia buat sehingga ia harus merasakan semua ini. Seseorang yang tidak bertanggung jawab merubah wajahnya menjadi wajah orang lain yang tak lain adalah wajah Alden...