Sebuah peristiwa besar yang mengubah kehidupan seorang Althan, entah kesalahan apa yang ia buat sehingga ia harus merasakan semua ini.
Seseorang yang tidak bertanggung jawab merubah wajahnya menjadi wajah orang lain yang tak lain adalah wajah Alden...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Kediaman Matthew
"Dimana adik kamu Ashton?" Ucap sang kepala keluarga, Darwis.
"Gak tau pa" jawab Ashton singkat
"Anak itu, bisanya kelayapan gak jelas—"
"Udah pah mending kita lanjutin makan malamnya" potong Yasmin
Semuanya pun makan malam dengan diam.
Setelah selesai makan Ashton lantas berdiri "Aku duluan" lalu ia pergi menuju kamarnya
"Pah harusnya papah tidak terlalu mengekang anak anak" ucap Yasmin pada suaminya
"Karena mereka yang pembangkangan" jawab Darwis menatap istrinya
Yasmin menatap Darwis sendu "harusnya kita juga introspeksi diri, kita tidak terlalu memperhatikan mereka hingga mereka tumbuh dengan kekurangan kasih sayang kita. Kamu lihat sendiri mereka sampai bermusuhan hanya karena kamu sering membandingkan mereka. Ini karena kamu yang selalu nuntut mereka" Yasmin mengusap pipinya yang berair lalu ia berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Darwis
Darwis menghembuskan nafasnya dan ia mengusap wajahnya lalu beranjak menyusul sang istri.
***
"Elvan ini udah malam kenapa kakak kamu belum pulang juga"
Kini Riani tengah berada di teras rumah menunggu kepulangan anak sulungnya
"Mungkin kak Al ada dirumah kak Leo, kita masuk aja bun disini dingin" ajak Elvan menuntun Riani kedalam rumah
"Bunda telfon nak Leo dulu" lalu Riani mengambil hpnya untuk menelfon Leo
"Halo nak Leo. Apa Althan ada dirumah Leo?"
"...."
"Iya, Althan belum pulang juga dari sore"
"....."
"Iya makasih nak Leo maaf ya bunda ganggu"
"...."
"Yaudah bunda tutup ya telfonnya" telfon pun terputus
"Gimana bun?" tanya Elvan menatap Riani yang terlihat cemas
"Ngga ada. Gimana Elvan kakak kamu kemana!?" Sembari duduk dikursi dengan cemas
"Yaudah biar Elvan susul kak Al" sahut Elvan menatap wajah sang ibu
"Tapi ini udah malam nanti kamu kenapa napa"
Elvan menggenggam tangan Riani "biar aku pake ojek aja"
Riani mengangguk "yaudah kamu hati-hati"
"Iya Elvan pergi dulu bu" Elvan pun pergi keluar rumah
***
Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, namun Riani masih berada di teras rumahnya menunggu kedatangan anaknya