Chapter 47

4.7K 273 80
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Plak

Plak

"Sialan!! Saya benar benar bodoh percaya dengan yang kamu ucapkan!!"

"Nyatanya kamu yang menghancurkan hidup istri saya!!"

"Kamu pantas mati!!

Para pekerja kediaman keluarga Gilbert memekik terkejut dan juga ketakutan melihat kepala keluarga yang tak lain Erick Satya Gilbert yang kini tengah dalam keadaan marah besar

Ruang tengah yang kini seperti kapal pecah dengan barang yang berserakan dimana-mana dan juga pecahan vas bunga

Para pekerja memang terbiasa dengan pertengkaran rumah tangga majikannya. Namun kali ini berbeda, tuannya kelihatan tengah marah besar sampai berani mencekik leher sang istri

"L-lepas..."

Ariana berusaha melepaskan cengkraman tangan Erick dilehernya, ia sangat susah untuk bernafas

Dengan mata yang memerah dan juga urat yang menonjol, Erick semakin menekan cengkeramannya menatap wajah orang didepannya yang kini berantakan karena ulahnya

Rasa sesak di dadanya sangat membara setelah ia mengetahui kebenaran tentang sang istri

"Kamu sudah membuat istri saya menderita. Lebih baik kamu mati sialan!!!" Teriak Erick

"Mama!!"

Bruk

Theo mendorong sekuat tenaga tubuh Erick hingga cekikan dileher Ariana terlepas

"Lo gila!? Mau bikin mama meninggal!!' teriak Theo pada Erick

Erick menatap nyalang wajah anaknya "kamu jangan ikut campur!!'

"Ma mama gapapa!?" tanya Theo menahan tubuh Ariana yang hampir ambruk

Dengan wajah yang penuh memar dan juga darah di sudut bibirnya, Ariana berusaha meraup udara dengan nafas yang tersengal-sengal

"Apa yang lo lakuin sialan!!" teriak Theo pada Erick setelah melihat keadaan Ariana

Erick yang masih terengah dengan tangan yang terkepal menatap mata anaknya yang selalu menatapnya benci tanpa tau kebenarannya

"Dia...dia bukan ibu kandung kamu!"

"Omong kosong!!" Jawab Theo menatap bengis ayahnya

"S-sudahh.... Bantu mama Theo" lirih Ariana

Erick memejamkan matanya, ia berusaha meredam kemarahannya. Sudah pasti anaknya tidak mungkin mempercayai omongannya

"Kalian awasi wanita itu jangan sampai lolos!"

Perintah Erick pada beberapa para bawahannya. Lalu ia pergi melangkahkan kakinya menuju ruang pribadinya

Erick mendudukkan tubuhnya dikursi, ia memegang dadanya yang sangat terasa sesak. Ia mengambil salah satu kertas diatas mejanya yang kini berserakan berkas berkas

Not Me (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang