42. Hancur Lebur

1.2K 131 105
                                    

Sejujurnya, Angkasa sempat ragu mendengar pengakuan dua pasangan senja yang mengaku sebagai orang tuanya. Ya, wajahnya memang mirip dengan yang mengaku menjadi ayahnya. Kulitnya juga seputih perempuan cantik yang terus berkata bahwa beliau adalah bundanya. Angkasa takut jika pasangan itu adalah orang jahat yang mengambil keuntungan dari amnesianya. Bahkan, ia pernah berpikir merekalah yang membuat Angkasa celaka.

Namun, seiring dengan berlimpahnya perhatian yang ia terima, Angkasa mulai terbuai. Dengan segala kasih sayang yang begitu tulus, Angkasa mulai percaya. Atas segala cinta yang terus ditunjukkan melalui ucapan dan tindakan, Angkasa pun mulai yakin. Fany Deana dan Lionel Pramudya memang kedua orang tua kandungnya. Mereka adalah ayah bunda yang terpukul dengan keadaan Angkasa dan sangat mengharapkan kesembuhannya.

Keluarga yang hangat, bahagia, dan penuh cinta. Selalu itu yang ditunjukkan oleh kedua orang tuanya selama ini. Sekalipun Angkasa adalah anak tunggal, tidak memiliki saudara untuk berbagi perasaan, tetapi mereka tidak pernah membuat Angkasa merasa kesepian. Ia merasa bersyukur lahir dari pasangan yang bisa menjaga keharmonisan hubungan meski tidak muda lagi.

Rupanya, ada kebohongan busuk yang disembunyikan dari apa yang Angkasa lihat selama ini. Ayahnya telah menghancurkan kesetiaan yang dipelihara selama dua puluh lima tahun pernikahan. Beliau memelihara perempuan lain. Bahkan, telah melahirkan putra lain.

"Sejak kapan Ayah selingkuh?" tanya Angkasa seketika, tanpa ada niatan untuk memperhalus ucapannya.

Pak Lionel spontan mengembuskan napas panjang. Baru saja ia pulang kerja, baru hendak duduk, Angkasa menyambut kedatangannya dengan pertanyaan semacam itu.

"Kalau menurut perhitungan usia anak itu, kalian mulai punya hubungan sekitar empat tahun yang lalu. Bener?" Angkasa kembali bersuara.

"Lima," lirih Pak Lionel seraya mendaratkan bokongnya pada permukaan sofa.

Angkasa berdecih. Ia geleng-geleng kepala seraya menatap ayahnya dengan tajam. "Selama ini Bunda kurang apa, sih, Yah? Apa yang perempuan itu punya, yang gak ada di Bunda? Bunda bisa masak, bisa ngurus rumah, bisa ngurus aku sama Ayah, gak pernah ke luar kalau bukan acara keluarga. Apa alasan Ayah selingkuh?"

"Ayah khilaf, Nak."

"Kalau khilaf, gak akan nyampe lima tahun, Yah!" bentak Angkasa seketika.

Bu Fany langsung menggenggam tangan putranya. "Angkasa, jangan marah-marah. Kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin."

Laki-laki itu hanya bisa buang muka seraya mengembuskan napas kasar.

Khilaf? Alasan basi yang sangat menyebalkan! Jika benar Pak Lionel keliru secara tidak sengaja, seharusnya beliau kembali ke jalan yang benar sejak jauh-jauh hari. Jika karena kehilangan kewarasan sesaat, seharusnya beliau segera introspeksi diri dan mengingat anak dan istrinya yang sah. Nyatanya, perselingkuhan itu terjadi selama lima tahun. Artinya, Pak Lionel menikmati hubungan tidak bermoral itu.

"Sekarang situasinya semakin rumit. Semua orang tahu kelakuan kamu. Klien, orang perusahaan, bahkan masyarakat yang gak kenal kita pun pasti membicarakan masalah ini. Kamu udah pikirkan jalan keluarnya?" Bu Fany bersuara. Walaupun terdengar lembut, tetapi suaranya begitu dingin dan menohok.

"Aku akan minta media memberitakan prestasi perusahaan untuk beberapa minggu ke depan," jawab Pak Lionel dengan penuh keyakinan.

"Pokoknya, aku minta kamu lakukan apa saja untuk mengalihkan perhatian masyarakat. Aku gak mau Angkasa jadi bahan gunjingan orang-orang. Gak seharusnya anakku mendapatkan hukuman dari kesalahan yang tidak ia lakukan."

Pak Lionel menegakkan duduknya. Tubuh beliau maju, matanya menatap Angkasa dan sang istri secara bergantian. "Nanti juga akan diadakan konferensi pers. Ayah minta kesediaan kalian untuk kasih pernyataan di depan awak media. Kita harus tampil kompak dan harmonis. Kita tepis berita itu dan tunjukkan pada semua orang bahwa keluarga kita baik-baik saja."

Forever Only [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang