Sudah seminggu Vanya bekerja dan merasa nyaman dengan lingkungan pekerjaan nya. Vanya bertemu dengan orang-orang baik dan juga mau membantu Vanya yang notabenenya masih baru disitu. Tapi selama seminggu ini juga Vanya tidak lagi bertemu dengan Zean, biasanya Zean sering mampir ke apart sekedar ingin tahu kabar Vanya.
Sebenarnya apa Vanya merindukan Zean?
"Van, ini buat lo."
"Thanks Ra," Vanya menerima minuman kaleng dari Naura. Mereka berdua makin dekat karna satu tim ditambah mereka juga sama-sama anak baru, jadi lebih sering berdua yaa kadang sama Bagas juga sih.
Mereka saat ini tengah di pinggir jembatan besar, selesai dari liputan. Mereka melihat mobil dan motor berlalu-lalang sembari minum dan memandangi lingkungan sekitar.
"Ra, lo pernah gak suka sama orang? I mean do you have first love?" Tiba-tiba Vanya menanyakan hal ini pada Naura yang lantas menoleh dan tersenyum hambar.
"10 tahun yang lalu gue pernah mencintai seseorang, gue sayang banget sama dia. Sampai dimana, gue mengandung anak dia. Setelah melahirkan gue diasingkan, bahkan mamah dia ngancam bakal bunuh anak gue kalo gue balik lagi kerumah itu. Gue gak bisa apa-apa sampai sekarang Van, gue gak seberani itu ketemu anak gue sampai sekarang... kenapa mulut orang yang punya segalanya itu jahat banget yaa??"
Mendengar cerita dari Naura, Vanya yakin pasti tidak mudah untuk menghadapi itu semua terlebih seorang diri. Vanya langsung memeluk erat Naura, dia membiarkan Naura menangis di pelukannya.
"10 tahun yang lalu buat gue itu menyakitkan Van, sakit demi Tuhan sakit banget Van..." Vanya mengangguk mendengar ucapan Naura, ternyata tidak hanya dirinya yang memiliki masalah di 10 tahun yang lalu...
"Ra? It's okayy, lo punya gue... kalo lo pengen cari tau anak lo dimana? gue bisa bantu lo dengan koneksi yang gue punya, gue ngerasain jadi anak lo hidup tanpa sosok ibu itu hancur banget Ra..."
Naura menggeleng lemah, dia melepaskan pelukan itu secara perlahan dan mengelap air matanya. "Gak perlu Van, gue juga belum siap untuk ketemu dia lagi karna saat gue difitnah mamahnya dia sekalipun gak bela gue Van..." Ujarnya,
"Okayy, kalo lo butuh bantuan? jangan pernah sungkan untuk minta ke gue. Okay?!"
Naura mengangguk lalu tersenyum, "makasih Van udah mau mendengar curhatan gue. 10 tahun gue pendam semua ini sendirian, ibu gue cuman tau kalo gue memilih pisah dan lost contact..." Katanya,
"Btw, lo dulu kuliah dimana??"
"Jepang jalur beasiswa, lo juga di Jepang kan??"
"Lah, lo di universitas mana?" Tanya Vanya sedikit kaget, ternyata Naura juga kuliah di Jepang.
"Gue satu kampus sama lo, gue sering banget liat lo bolak balik tapi gue gak berani kenalan sama lo terlebih gue juga jarang ikut kegiatan soalnya harus kerja selesai kuliah." Cerca Naura,
Plak!
Vanya refleks memukul pelan lengan Naura, yaa gimana gak kaget? Abisnya dunia sekecil ini kah? Udah sama Arkan satu sekolah sekarang sama Naura satu kampus juga ternyata.
"Eum gue boleh nanya gak Ra? soal cerita lo tadi??"
Naura mengangguk mempersilahkan Vanya untuk bertanya, "jadi lo sempat nikah muda sama cinta pertama lo itu??" Tanya Vanya,
"Iya Van, yang tau pernikahan gue waktu itu cuman sahabat dia doang. Keluarga kita berdua gak ada yang tau Van, makanya mamahnya gak terima ini semua..."
Vanya mengangguk setelah mendapat jawaban dari pertanyaan nya, lantas dia kembali menoleh ke arah Naura dan kembali melihat ke arah sekitar. "Gue juga punya kenangan 10 tahun yang lalu, gue gak tau itu kenangan buruk atau baik..." Ucap Vanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
VANZEAN
FanfictionLahir di keluarga yang memiliki uang banyak bukan berarti hidupnya sempurna dan itu yang dialami oleh Zhevanya Genandra yang dipertemukan oleh Zean Astara Pratama karna kebencian di masa lalu yang dilakukan oleh orangtua mereka. "Membenci itu selalu...