• 8

365 18 0
                                    

      Jam pelajaran matematika berlangsung, Vanya tengah memandang luar jendela kelas. Melihat segerombolan murid berolahraga, matanya tertuju ke arah Farrel. Pria itu tengah bermain voli, keringat yang membasahinya makin menambah pesonanya menurut Vanya.

"Jadi, seperti yang terlihat dari gambar segitiga di bawah ini, di mana sudut pada titik B bisa diukur menggunakan sin cos tan jika diketahui masing-masing sisinya."

"Zhevanya!"

Vanya kaget begitu mendengar namanya dipanggil oleh guru matematika di depan papan tulis, guru itu menatap tajam ke arah Vanya.

Guru itu menghela nafas kasar, "kamu kenapa suka melamun? Guru-guru lain juga pada bingung kamu suka melamun, kamu ada masalah?" Tanya guru tersebut, Vanya hanya menggeleng pelan tanpa menjawab sepatah kata pun.

"Ibu harap kalian bisa paham dengan materi dari kelas 10 kemarin, untuk Zean kamu bisa belajar ke Vanya untuk mengulang materi dari kelas 10 karena ini akan masuk di ujian akhir sekolah!"

Vanya tertegun mendengar nama Zean disebut, dia bahkan tidak ada menatap atau melihat ke arah Zean yang duduk di belakang nya.

"Iya Bu." Jawab Zean.

Kringg!!!

Bel istirahat berbunyi, hal itu membuat murid di dalam kelas langsung riuh karna ini jam yang dinantikan.

Selepas guru matematika itu pergi dari kelas 12 IPA 1, Vanya merebahkan kepalanya di atas meja, dia bingung mau ngapain? Karna Adel dispen untuk ikut olimpiade.

Lagian gak mungkin juga dia keluar dari kelas dengan mata panda karna kurang tidur, kaki jenjangnya yang mulus itu kini berbekas luka akibat  terkena goresan kaca, kalau dia keluar pasti murid pada melirik ke arahnya dengan bingung.

"Van, lo gak ke kantin?"

Vanya membuka matanya, itu Farrel yang berjalan dengan seragam olahraga, dia mengambil kursi dan duduk di sebelah Vanya.

"Lo sendiri?" Vanya bertanya balik.

Farrel menggeleng, "gue males gak ada temen, kalo lo mau ke kantin yaa ayok bareng." Jawab Farrel berakhir mengajak Vanya ke kantin.

"Gue nggak, lagi males. Gue pengen tidur, soalnya semalem habis nonton drakor sampai mata gue bengkak." Ucap Vanya sedikit berbohong, padahal dia semalam curhat dengan Ezra.

•••

Zean dengan kedua temannya asik mengobrol di kantin sembari makan gorengan, Zean terus tertawa terpingkal-pingkal karna lawakan dari Devan.

"P–permisi, k—kak..."

Tawa Zean mereda begitu seorang perempuan dengan kacamata, berkepang dua, berdiri dengan kikuk di hadapan Zean.

"Aduh aduh adek kelas dari mana nih?" Ucap Kevin yang memperhatikan penampilan perempuan itu dari bawah.

Zean hanya diam, menunggu pembicaraan selanjutnya dari perempuan itu. Dia tidak tertarik, membalas sapaannya.

"I–ini b-buat kakak..." Perempuan itu menyodorkan sebuah coklat, Zean dengan teman-temannya melirik ke arah perempuan itu dengan tatapan bingung.

VANZEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang