Di jam 2 malam, Vanya kebangun begitu mendengar pintu kamarnya terbuka. Itu Zean yang baru datang dari jalan, membawa satu plastik besar isinya makanan.
"Ya Allah Zean, kenapa sih suka betul pulang malem," omel Vanya begitu membuka matanya dari tidurnya.
Zean menyengir lantaran ia habis menonton bola di bengkelnya Alex, eh ternyata udah jam 2 malam. Ya namanya juga cowok pasti jam segitu udah biasa dong.
"Aku kangen kamu," ujar Zean yang langsung lompat ke kasur dan memeluk tubuh Vanya, mencium bertubi-tubi setiap inci wajah Vanya.
Vanya merasa risih karna mau tidur tapi terganggu, langsung saja mendorong tubuh Zean dan menyelimuti dirinya.
"Ihh apa sih kan aku cuman cium doang, kok malah gitu sih responnya??" Zean menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Vanya, dan kembali memeluknya dengan kuat dari sebelumnya.
"Aku ngantuk, besok aja meluknya. Kamu suka banget ganggu tengah malem," kesal Vanya yang terus berusaha memejamkan matanya meski dapat ciuman dari Zean.
"Besok libur, ayok kita begadang di balkon kamar sambil makan sate," ajak Zean yang habis membeli sate diluar tadi.
"Sate apaa??" Tanya Vanya.
"Sate tikus, ayok makan kan kamu suka sate," jawab Zean tanpa dosa.
"HIHH!!!" Vanya langsung mencubit pinggang Zean, apa-apaan beli sate tikus? kalau beneran ada, Vanya ogah makan lah. Siapa juga yang suka daging tikus dijadiin sate?
"Awhh sakitt..." Ringis Zean yang mengusap bekas cubitan Vanya di pinggang miliknya. Vanya langsung menepis lengan Zean dan bangun dari tidurnya, berjalan ke arah pintu kamar untuk keluar menuju dapur di lantai bawah.
Begitu membuka pintu kamar, benar-benar sunyi dan remang-remang tidak seperti biasanya. Nyali Vanya untuk keluar dari kamar langsung menciut, apalagi rumah ini sangat besar.
"Zen ayok turun ke dapur bentar," ajak Vanya yang masih berdiri di ambang pintu, melirik pada Zean yang masih rebahan di atas kasur.
"Gak ah, kamu tadi marahin aku," tolak Zean dengan sengaja.
"Astaghfirullah Ya Allah, ayok ihh!!!" Desak Vanya yang mulai kesal karna Zean, anak ini baru pulang sudah mancing emosi orang yang baru bangun tidur.
"Gak mauuu,"
Vanya menghela nafas panjang nya, kalau begini terus yang ada dia gak makan sate. Vanya pun langsung keluar dari kamar, masa bodoh sama nyalinya yang di ambang ketakutan.
Begitu berjalan ke arah dapur, Vanya berusaha mencari saklar lampu di sekitar tembok situ namun tidak ketemu karna udah dilanda ketakutan alhasil dia berjalan cepat.
"AAAAAA!!!" Teriak Vanya menggelagar di rumah itu begitu seseorang memeluknya dari belakang.
"Heh shutt!!!" Zean menutup mulut Vanya dengan kuat, sementara Vanya masih gemetar ketakutan karna kejahilan Zean.
"IH ZEAN APAANSIH?!" Kesal Vanya dengan suara keras, tidak peduli kalau orang rumah bangun karna teriakannya lagian juga ini ulah Zean yang hobinya bikin Vanya darah tinggi.
Vanya kembali menuju ke dapur, untungnya lampu dapur nyala jadi langsung saja Vanya mengambil piring dan sendok, tidak lupa nasi satu piring serta minuman botol dari kulkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANZEAN
FanfictionLahir di keluarga yang memiliki uang banyak bukan berarti hidupnya sempurna dan itu yang dialami oleh Zhevanya Genandra yang dipertemukan oleh Zean Astara Pratama karna kebencian di masa lalu yang dilakukan oleh orangtua mereka. "Membenci itu selalu...