• 13

331 20 0
                                    

      Malam hari, Zean menepati janjinya mentraktir Vanya pecel lele di pinggir jalan bahkan Vanya berniat memesan dua piring untuk dirinya.

"Mas pesan nasi uduk 3, ayamnya 2 terus ikan lele 1, sambelnya pedas yaaa. Es teh 3 gelas, makasih." Ucap Vanya yang memesan pesanan ke penjual.

Zean mengambil tempat di pojokan dan kembali mengeluarkan handphonenya untuk bermain game.

"Zeann..." Panggil Vanya dengan suara pelan, Vanya menarik kursi di sebelah Zean dan duduk dengan wajah lesuhnya.

"Hm?" Gumam Zean masih fokus dengan game di handphone nya.

"Laper..."

Vanya memegangi perutnya, aroma sambel terasi tercium menusuk hidung membuat laparnya makin menjadi-jadi.

"Kan bentar lagi jadi, lo belum makan setahun ya?" Ucap Zean.

Benar saja, selang beberapa menit pesanan mereka datang. Zean dibuat kaget kenapa pesanan jadi tiga porsi?

"Lo makan dua porsi?" Tanya Zean.

Vanya mengangguk dan langsung menyuap nasi uduk itu ke mulutnya, "awas aja gak habis, gue goreng lo di wajan situ!" Ancam Zean.

"Beneran habiss kokkk Zen..." Ucap Vanya.

Asik makan pesanan mereka masing-masing sampai lupa mengobrol, Zean makan sambil main hp dan Vanya yang fokus dengan makanannya.

"Pacar lo gak marah kalo makan sama gue? Gue gak mau dituduh ngerebut pacar orang, mana ceweknya elo lagi ogah gue." Ujar Zean yang mengawali topik pembicaraan mereka.

Vanya menoleh dengan tatapan sengitnya, bisa - bisanya ada yang menolak seorang Zhevanya Genandra? Cuman Zean yang bisa nolak, padahal pria diluar sana ngejar hati Vanya.

"Emang lo suka cewek yang gimana???" Tanya Vanya.

"Ara Putri Yudhistira, kelas 12 IPA 2. Satu sekolah sama gue dari smp, cuman gak pernah sekelas."

Hah? Vanya sontak kaget mendengar jawaban dari Zean. Ternyata Zean bisa menyukai seseorang bahkan punya tipe ideal tersendiri.

"Oh Ara, iya dia juga sering dipasangin sama Farrel karna sama-sama pintar kebetulan dia wakil ketua OSIS kemarin. Cuman sekarang lagi gak disekolah soalnya lagi pertukaran pelajar di Singapura, gak tau kapan balik." Ucap Vanya.

"Bukan masalah pintar, gue suka sifat dia yang lemah lembut bahkan gak suka tebar pesona sama anak-anak cowok." Timpal Zean.

Vanya mengaduk-aduk nasi di piringnya, rasanya hilang selera buat makan lagi tapi kan di traktir harus dihabisin kalo nggak yang ada dia digoreng di wajan sama Zean, kan gak lucu.

"Lo cemburu?" Tanya Zean.

"Kenapa harus Ara???" Tanya Vanya berbalik.

"Emang kenapa?"

Vanya menggeleng cepat, dia kembali menyuap nasi ke mulutnya.

•••

Zean berjalan ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku dengan Bagas, niatnya meminjam buku untuk mengikuti olimpiade biologi bulan depan demi merubah dirinya karna permintaan Karina, sang ibu.

"Gas, menurut lo gue bisa gak sih???" Tanya Zean dengan ragu sambil memilih beberapa buku untuk dipelajari.

"Bisa! Pasti bisaa, lo kan waktu SMP suka mapel biologi apalagi materi reproduksi hahahaa." Jawab Bagas dengan tawa kencang, sontak mendapat tatapan tajam dari murid yang tengah membaca buku di perpus itu.

VANZEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang