• 18

247 15 0
                                    

      Vanya berjalan menuju suatu ruangan di rumah sakit dengan Rendi, perasaannya sudah tidak enak saat Rendi datang menjemput nya dengan wajah yang sulit diartikan.

"Om, jelasin dulu ih kenapa??? Vanya gak mau ikut masuk, jelasin dulu kita mau jenguk siapa?" Vanya menahan tangan Rendi begitu ingin membuka pintu salah satu ruangan.

Rendi menunduk dan menatap wajah Vanya, "van kali ini kamu turutin apa yang ayah kamu minta." Ucapnya dengan lembut.

"Emang ayah kenapa? Ayah minta apa? Kan ayah pergi dinas ke luar kota." Jawab Vanya, karna ayah nya saat ini tengah keluar kota saat berpamitan di telpon kemarin tanpa menemui Vanya langsung.

"Ayah kamu bukan pergi ke luar kota." Ucap Rendi.

"Lah terus??" Tanya Vanya dengan bingung.

Langsung saja Rendi membuka pintu, sekujur tubuh Vanya terasa kaku mendadak begitu melihat ayahnya terbaring lemah dengan selang infus yang menempel di badannya, tak hanya itu bahkan ada Dokter Arifin lebih tepatnya ayahnya Adel, Ibu Andin yang turut hadir, pria yang berpakaian jas seperti penampilan penghulu, dan Zean yang tengah duduk sambil memegang tangan Argan.

"Apa ini??" Vanya bingung, dia berjalan pelan melihat ayahnya yang masih bisa tersenyum ke arahnya.

"Yang tabah neng, yang kuat." Ucap Andin mendekat ke arah Vanya seraya mengelus pundak gadis itu.

"Ayah sakit??" Tanya Vanya dengan pilu.

"Ayahmu sakit mengidap penyakit jantung sudah lama, seminggu lalu penyakitnya kambuh parah, dia terlalu banyak mengambil pekerjaan, besok waktunya operasi, ayahmu menitipkan pesan untuk menikahkan kamu dengan Zean hari ini juga."

"A—apa? penyakit jantung? sejak kapan? ayah selalu sehat, Om Arif bohong yaa?? kalian semua bohong kan?!" Ucap Vanya dengan nada kesal dan menatap ke semua orang itu dengan perasaan yang menggebu-gebu.

Argan menggeleng lemah dan mencoba meraih tangan Vanya, "a—ayah pengen melihat kamu menikah, j—jadi...sebelum ayah pergi, ayah memilih Zean yang menjadi suamimu...dia akan menjaga mu, dia a—akan menggantikan posisi ayah..." ujar nya dengan terbata-bata.

"Nggak!!! Ayah mau kemana?! Ayah tetap disini, pasti ayah bisa sembuh!!" Jawab Vanya yang terus menerus mencium tangan sang ayah. Dirinya hancur melihat sosok yang merawatnya dan membesarkannya saat ini terbaring lemah, Vanya bahkan tidak pernah tau soal penyakit ayahnya.

"Om a—ayah bisa sembuh kan?!" Tanya Vanya pada Dokter Arifin yang saat ini hanya pasrah.

"Besok jadwal operasinya, tapi Om tidak bisa janji sama kamu kalo ayah kamu bisa sembuh karna peluangnya kecil-"

"Om Dokter kan?! Dokter hebat kan?? Vanya yakin om bisa sembuhin ayah!!!" Ujar Vanya meluapkan emosinya saat ini.

"Tenang nak..." Rendi berusaha menenangkan Vanya yang saat ini meluapkan emosinya bahkan air matanya terus menerus mengalir.

"N-nggak!!!"

Vanya memberontak bahkan mencengkram kuat kedua pundak Dr. Arifin, dia berharap sama Dokter itu. Dokter hebat, ayah dari sahabatnya dan sahabat dekat dari ayahnya sendiri, bahkan Dokter andalan keluarga Genandra.

VANZEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang