Benar kata orang, yang indah hanya sementara, yang abadi adalah kenangan yang ikhlas hanya dari hati, dan yang tulus hanya dari sanubari. Itu yang dirasakan Vanya saat ini, tepat 10 tahun lama nya dia di negeri sakura belajar dan selama 10 tahun itu juga dia tidak bisa melupakan seseorang.
"Vanya, jadi kamu kapan balik ke Indonesia??"
Vanya menghela nafas mendengar pertanyaan itu tak lain dari sang ayah yang bertanya. Vanya sudah sering mendengar pertanyaan ini, tapi dia belum tahu harus jawab apa? dia masih takut untuk kembali lagi kesana.
Argan tersenyum melihat raut wajah putrinya itu dan merangkul pundak Vanya, "kamu gak lupa kan kalau Adel dan Raka akan menikah bulan depan? setidaknya kamu hadir untuk sahabat kamu itu." ujar Argan yang langsung diangguki Vanya.
"Iya yah, tapi kangen juga sama teman-teman Vanya disana. Apalagi Ara kan udah punya anak, selama ini lihat lewat video call doang. Terus Adel juga menikah sama Raka, emang ya jodoh gak ada yang tau." Ucap Vanya,
"Kamu yakin gak mau buka lembaran baru? Maksud ayah setidaknya kamu membuka hati untuk orang baru, bisa kan?"
Vanya menggeleng cepat, "yah Vanya memang ada masalah dengan Zean, tapi ayah lupa? Kalau Vanya sama dia masih terikat pernikahan sah di mata hukum dan agama. Kita belum cerai secara resmi yah, Vanya gak mau membuka hati untuk orang baru secara Zean masih menjadi suami Vanya..." Tolaknya,
"Yakin kamu kalau Zean disana masih sama cara berpikir nya dengan kamu saat ini??"
Vanya hanya terdiam sejenak, "saran ayah kamu balik kesana urus surat perceraian kamu sama Zean biar kalian sama-sama lepas dari ikatan ini." Usul Argan,
"Yah? Gak segampang itu." Tegur Vanya,
"Gampang, ini salahnya ayah juga jodohkan kamu dengan Zean. Kalau saja ayah tidak egois pasti kamu tidak akan sampai seperti sekarang." Jawab Argan merasa bersalah penuh dengan semua ini, namun Vanya menggeleng pelan mendengar penyesalan dari ayah nya. Ini mungkin sudah takdir jadi tidak bisa disalahkan.
"Kamu boleh memutuskan hubungan dengan Zean tetapi jangan dengan kedua orangtuanya, mereka adalah keluarga terdekat kita. Nanti kalau balik, jangan lupa silahturahmi yaa antar oleh-oleh." Ujar Argan, mengingat Karina dan Rendi juga orangtua kedua putrinya itu dan Karina adik kesayangannya Argan.
"Iya ayah, Vanya gak bisa membenci mereka. Mereka gak jahat kok, Vanya juga gak mungkin bisa putuskan tali silaturahmi dengan mereka..." Ucap Vanya,
"Jadi kamu nanti balik kesana menetap atau kembali lagi kesini??" Tanya Argan,
"Menetap yah, ayah benar Vanya harus membuka lembaran baru. Vanya juga kangen banget sama tanah kelahiran Vanya, jadi Vanya mau berusaha menerima keadaan baru." Jelas Vanya, karna Vanya juga ingin menata kariernya disana. Teringat cita-citanya menjadi salah satu presenter acara berita terbesar pastinya.
•••
"Aduhh dek udah dongg, abang capek loh..." Keluh Zean karna harus menemani adiknya itu mencari sepatu bola untuk lomba antar sekolah, kalau bukan karna permintaan Karina juga Zean ogah sih nemani bocil satu ini.
"Ih abang, masa gitu aja capek sih? Belum nemu sepatu yang pas buat Zayn nih." Gimana gak capek? Sudah 2 jam keliling tapi ujung-ujungnya belum nemu sepatu yang cocok sama nih anak. Zayn yang duduk di bangku SD kelas 2 dan memiliki bakat bermain bola, meski cita-citanya mau jadi pilot. Namanya juga anak-anak sih.
"Abang kan juga gak ada pacar jadi gak papa lah temani Zayn nyari sepatu, iya gak? Iya dong." Celetuk Zayn sembari memilih sepatu, mendengar itu Zean tersenyum singkat. Iya selama ini Zean menolak kehadiran orang baru, dia masih menunggu seseorang.

KAMU SEDANG MEMBACA
VANZEAN
Fiksi PenggemarLahir di keluarga yang memiliki uang banyak bukan berarti hidupnya sempurna dan itu yang dialami oleh Zhevanya Genandra yang dipertemukan oleh Zean Astara Pratama karna kebencian di masa lalu yang dilakukan oleh orangtua mereka. "Membenci itu selalu...