Masa depan adalah milik seseorang yang tahu cara menunggu. Masa depan Zean ialah Vanya, menunggu selama 10 tahun, dipenuhi perasaan bersalah itu udah cukup rasanya.
Tepat 1 tahun, hubungan Vanya dengan Zean makin hari makin dekat dan makin besar pula cinta mereka satu sama lain.
"Zean!!!" Vanya berteriak histeris di dalam kamar mandi, lalu bergegas keluar. Sementara Zean yang sudah mendengar dari balkon kamar langsung saja masuk ke dalam, khawatir.
Zean terdiam begitu melihat Vanya yang keluar membawa hasil test pack, Vanya memang belakangan ini sering mual bahkan telat datang bulan. Sebenarnya Vanya udah periksa ke dokter kandungan, dan hasilnya positif. Tapi, karna masih ragu Vanya membeli test pack dan ternyata, benar.
Test pack menunjukkan garis dua, sontak Zean menutup mulutnya tidak percaya. Vanya masih tersenyum dan menatap benda panjang itu, dia terharu.
Zean langsung memeluknya, "makasih banyak, makasih sayang, ini hadiah paling berharga!" Suara Zean terdengar jelas di telinga Vanya dengan isakan kecil.
"Kenapa ini????!!" Karina langsung membuka pintu, karna tidak sengaja mendengar jeritan Vanya tadi. Melihat putra nya yang menangis dengan memperlihatkan pada Karina, hasil test pack itu.
Karina yang melihat itu, langsung memeluk Vanya dan menangis. Alhasil, Vanya jadi ikut nangis. Ini satu-satunya yang Vanya tunggu dari tahun-tahun sebelumnya, dia selalu merasa iri setiap melihat orang lain diluar sana yang berjalan-jalan dengan keluarga kecil.
"Mah, udah dong mah," ucap Vanya yang tangisannya udah mulai mereda, sedikit terkekeh melihat Karina yang malah ikut menangis juga. Vanya melirik ke arah Zean yang masih memandang test pack di tangan nya, tidak henti-henti nya senyum di bibirnya menghilang.
Kabar gembira ini tersebar di kedua keluarga besar, Vanya banyak mendapat doa dari anggota keluarga yang lain. Dia bersyukur banyak yang menyambut hangat mengenai berita kehamilan nya.
•••
"Udah makan?" Zean yang memeluk tubuh Vanya dari belakang, membuat Vanya langsung menoleh. Zean baru pulang dari kantor, semenjak kehamilan Vanya jujur saja Zean sangat over protektif terhadap kesehatan Vanya.
Zean menggantung jas nya di tempatnya, Zean bukan tipe suami yang suka melempar pakaian kesana kemari. Justru Zean yang paling rapi soal barang, bahkan Vanya pun kalah. Apalagi semenjak Vanya hamil, Zean tidak pernah sedikitpun merepotkan Vanya.
"Sayang, aku boleh minta sesuatu gak?" Ucap Vanya,
"Apapun untuk kamu dan bayi kita, pasti boleh. Why not?"
Vanya tersenyum mendengar itu, "aku pengen banget piknik di pantai terus kita lihat senja sama-sama, aku belum pernah habisin waktu kayak gitu bareng kamu. Kalo kamu gak sibuk—"
"Aku gak akan sibuk kalo soal quality time bareng kamu, jadi mau kapan, sayang?" Sela Zean,
"Besok aja, gimana?"
Zean mengiyakan permintaan Vanya, apapun untuk Vanya udah pasti jawabannya "iya", Zean takut Vanya pergi jauh lagi. Sudah cukup 10 tahun kemarin. Zean tidak ingin mengulangi kesalahannya kembali, dia ingin menjadi terbaik dari yang terbaik.
"Sudah malam, jadi kamu mau makan apa?" Tanya Zean,
Menginjak 1 bulan kehamilan Vanya, rasanya Vanya sangat jadi picky eater. Padahal sebelum hamil, Vanya itu tidak pemilih makanan. Mungkin karna faktor hamil ini jadi Vanya sangat pemilih, apalagi Vanya menolak makan ayam belakangan ini. Dia lebih memilih ikan atau daging.

KAMU SEDANG MEMBACA
VANZEAN
FanfictionLahir di keluarga yang memiliki uang banyak bukan berarti hidupnya sempurna dan itu yang dialami oleh Zhevanya Genandra yang dipertemukan oleh Zean Astara Pratama karna kebencian di masa lalu yang dilakukan oleh orangtua mereka. "Membenci itu selalu...