Membaca novel ditemani musik yang menyala di earphone miliknya membuat Vanya bersenandung la kecil sembari membaca buku novel yang baru dibelinya.
"Baca apa Van?" Farrel menghampiri Vanya dengan 2 buah eskrim rasa coklat, dia tau kalau Vanya suka sama eskrim coklat.
"Eskrim???" Mata Vanya langsung berbinar melihat eskrim coklat di tangan Farrel tanpa menjawab pertanyaan barusan.
Farrel terkekeh melihat tingkah Vanya lantas langsung membuka bungkus eskrim itu dan memberikan ke Vanya, pastinya dengan senang hati Vanya menerimanya.
Vanya melepas earphone yang terpasang di telinga nya dan menutup novel yang dibaca sedari tadi, langsung saja melahap eskrim di tangannya.
"Makasih ya Farrel udah bantuin kemarin, gue bisa mati di dalam gudang itu kalo bukan lo sama Adel yang cariin kemarin..." Ungkap Vanya.
Farrel tersenyum, dia mengelus rambut Vanya dengan lembut.
"Gue gak bisa ngelihat orang yang gue sayang lagi nangis kek gitu, gue gak bisa liat lo nangis mending gue liat lo marah daripada harus nangis kayak kemarin." Ujar Farrel.
Vanya bisa melihat ketulusan dari mata Farrel, dia bersyukur bisa bertemu pria sebaik Farrel baginya Farrel itu pria terbaik yang pernah dijumpai.
"Gue kalo nangis jelek gak?" Tanya Vanya.
Farrel mengangguk sebagai jawaban.
"Ihh, kalo marah jelek juga???" Tanya Vanya kembali.
"Nggak, malah gemesin."
Vanya tersenyum malu mendengar itu, ntah kenapa akhir-akhir ini Vanya selalu salting setiap bertemu dengan Farrel.
Perlakuan manis Farrel itu membuat Vanya perlahan bisa nyaman, pria itu terlihat sangat tulus menyayangi Vanya.
"Nanti malem datang ke opening cafe ku yaa, aku baru opening cafe." Ajak Farrel yang mengeluarkan kartu undangan tertulis nama cafe itu Amore, Vanya membaca dan langsung paham dengan arti cafe itu.
"Ini bahasa Italia? Amore, artinya cinta. Kenapa lo kasih nama ini??" Tanya Vanya.
"Cafe itu bakal diisi oleh orang-orang yang penuh dengan cinta, gue ngasih nama cafe ini gak sembarangan karna dari perasaan gue ke elo ya cinta." Jelas Farrel.
Vanya terkekeh kecil, "gue pasti bakal dateng kok tenang aja." Ucapnya.
•••
Zean terus memikirkan kejadian kemarin, melihat Vanya dipeluk Farrel membuat otaknya terus berpikir tentang Vanya.
"Zen, lo kenapa?" Tanya Kevin.
Zean ingat bahkan melihat jelas saat sore itu, baru sampai di rumah langsung saja mengambil kunci mobil dan melaju untuk kembali ke sekolah.
Sesampai di sekolah, dirinya benar-benar harus melihat Vanya dipeluk oleh Farrel bahkan Vanya tidak menolaknya.
Dan yang makin membuat Zean kebingungan ada Ezra yang menjemput Vanya, bahkan Vanya berlari kecil untuk memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANZEAN
FanfictionLahir di keluarga yang memiliki uang banyak bukan berarti hidupnya sempurna dan itu yang dialami oleh Zhevanya Genandra yang dipertemukan oleh Zean Astara Pratama karna kebencian di masa lalu yang dilakukan oleh orangtua mereka. "Membenci itu selalu...