• 40

294 13 11
                                    

        Bohong kalau masa lalu bukan pemenangnya, bohong kalau jatuh cinta itu bisa berkali-kali tidak hanya sekali. Nyatanya yang Zean rasakan saat ini masih menaruh harapan untuk memperbaiki hubungan dengan Vanya.

Begitupun dengan Vanya yang masih bimbang dengan keputusan nya saat ini, haruskah dia balik dengan Zean dan memberikan kesempatan kedua? Atau memutuskan hubungannya dengan Zean secara baik-baik lalu membuka lembaran baru dengan orang baru juga?

"Van, gue dengar lo suka cupcake yaa??"

Vanya menoleh begitu mendengar pertanyaan yang terdengar di telinga nya, dia tersenyum lalu berkata "iya, gue suka kak. Kenapa? lo mau beliin?" Tanya nya yang disambut kekehan oleh Arkan.

"Lo mau berarti?"

"Mau apaa? Cupcake? Mau kalo dibeliin,"

Arkan lagi-lagi tersenyum, senyuman itu berhasil membuat Vanya salah tingkah. Gimana nggak, Arkan senyum aja manis nya ngalahin tingkat kemanisan cupcake sih.

"Yaudah, ayok!" Arkan langsung meraih tangan Vanya dan menggenggam erat tangannya untuk keluar, seluruh mata karyawan memandang mereka cuman bisa apa? bisa pasrah doang.

Arkan membuka pintu mobil untuk Vanya, menerima perlakuan manis dari Arkan hati wanita mana yang tidak luluh? Bahkan perempuan sekelas Vanya pun luluh.

15 menit perjalanan mereka, ntah kemana Arkan membawa Vanya pergi intinya Vanya hanya asik mendengar musik yang terputar. Tiba-tiba ide jahil terlintas di benak Vanya, dia menoleh dan melihat Arkan fokus membawa mobil.

"Kak Arkan, gue ada challenge buat lo. Mau gak?? Kalo lo sanggup, gue turutin semua permintaan lo." Ucap Vanya membuat Arkan langsung menoleh dan terkekeh,

"Yakin? Apapun?"

Vanya mengangguk dengan yakin, begitupun Arkan yang menunggu tantangan apa dari Vanya?

"Jadi supir pribadi gue selama 3 bulan, bisa?"

Arkan justru tersenyum mendengar challenge dari Vanya, baginya itu kesempatan untuk lebih dekat dengan Vanya.

"Lo sendiri ada challenge gak buat gue kak??" Tanya Vanya,

Sampai di tempat yang mereka tuju, Arkan fokus memarkirkan mobilnya lalu menjawab "ada, masih gue pikirin. Sekarang ayok turun dulu, oke?" Ucapnya.

Mereka turun dari mobil, Vanya melihat sebuah toko kue yang baru buka. Dan katanya sih emang enak, jadi jangan kaget kalau antriannya sekarang aja udah panjang banget.

"Ihh kakk, kok lo tau gue pengen banget nyoba kue disini? Tapi gak sempat karna sibuk sih, makasih ya kak!!!" Ujar Vanya dengan girang, Arkan pun kembali menggandeng Vanya masuk ke dalam toko dan berjalan ke meja dekat jendela dengan pemandangan luar.

"Lo tunggu disini, gak perlu ngantri. Pesanan lo dah dibuat kok, abis itu kita makan siang berat yaa." Ucap Arkan pada Vanya layaknya seorang ayah yang memberi penuturan pada anaknya.

Vanya mengangguk saja, dia mengedarkan pandangan nya selagi menunggu Arkan yang pergi untuk mengambil pesanan kue. Kedua matanya tertuju pada sepasang kekasih dengan anak kecil di pangkuan sang ayah, jujur Vanya sedikit iri dengan mereka.

Kapan Vanya bisa merasakan hal itu?

Seandainya hubungannya dengan Zean masih baik-baik saja, mungkin sekarang mereka udah memiliki anak dan membentuk keluarga kecil, bukan?

"Ini pesanan nya, lo kenapa melamun?" Arkan datang dengan kotak putih berisi cupcake yang lucu, Vanya langsung mengambil foto tanpa menjawab pertanyaan dari Arkan barusan.

Selesai mengambil foto, Vanya beralih "mau makan siang dimana kak?" Tanyanya.

"Lo mau makan siang apa?" Tanya Arkan, mereka berjalan keluar dari toko sembari memikirkan makanan apa yang enak dimakan.

VANZEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang