• 10

327 18 0
                                    

    Vanya tengah memakan bakso di kantin, seperti biasa dia sudah menghabiskan 3 mangkok bakso sendirian.

"Lo laper yaa?" Tanya Adel.

Vanya mengangguk dan terus mengunyah daging bakso itu, melihat itu Adel heran mungkin Vanya kalau di rumah makan sekali doang.

"Halo semuaa!!!!"

"Ini gue Farrel Reifansyah kelas 12 IPA 2, kali ini gue mau nyanyikan sebuah lagu nih yang berjudul lebih indah ciptaan Adera buat seseorang yang manis, galak..."

Sontak seluruh murid khususnya Adel dan Vanya langsung menoleh ke arah speaker sekolah, mereka bertanya-tanya siapa yang dimaksud Farrel?

"Saat ku tenggelam dalam sendu
Waktu pun enggan untuk berlalu
Ku berjanji 'tuk menutup pintu hatiku
Entah untuk siapa pun itu"

"Semakin kulihat masa lalu
Semakin hatiku tak menentu
Tetapi satu sinar terangi jiwaku
Saat ku melihat senyummu"

Vanya berhenti memakan baksonya dan fokus mendengar nyanyian merdu dari Farrel, begitupun dengan murid perempuan lainnya yang udah heboh bahkan berharap lagu itu untuk salah satu dari mereka.

"Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna"

"Dan membuatku utuh
'Tuk menjalani hidup
Berdua denganmu selama-lamanya
Kaulah yang terbaik untukku"

"Teruntuk Zhevanya Genandra kelas 12 IPA 1."

Seluruh murid langsung heboh, apalagi Vanya yang terdiam di tempat masih dengan memegang garpu yang menusuk daging bakso.

"Aduh temen gue ditembak jalur speaker sekolah anjayy..." Goda Adel.

•••

Mendengar info tentang Farrel dan Vanya membuat Zean kesal, ntah kenapa tapi dari tadi malam dia bahkan gak suka kalau Vanya dekat dengan pria lain selain dirinya.

"Anjir sih Farrel nembak Vanya cuy!" Kevin langsung berjalan cepat menghampiri Zean dan Devan yang tengah duduk di ruang musik.

"Tau dari mana lo kalo itu nembak?" Tanya Zean.

Kevin duduk di sofa lantas menjawab "karna emang pada dasarnya dia suka dari awal masuk sekolah."

"Ohh Farrel suka Vanya dari awal masuk?" Tanya Devan.

Kevin mengangguk, "gue denger dari anak-anak, katanya sih gitu." Jawabnya.

Zean dengan cepat keluar dari ruang musik itu meninggalkan kedua temannya, dia berjalan dengan cepat bahkan memasang raut dingin membuat murid lain ketakutan menatapnya.

Sesampai di kelas 12 IPA 1, orang yang dia cari tidak ada. Saat di kantin, matanya langsung tertuju ke arah perempuan tengah memakan baksonya dengan mulut yang masih penuh.

Itu Vanya!

Bohong kalo Zean benci Vanya!

Nyatanya dia gelisah tiap Vanya dekat dengan Alex sejak tadi malam bahkan saat tau Farrel ungkapin perasaannya ke Vanya seperti itu makin buat Zean panas.

VANZEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang