Selepas pulang sekolah Zean mendapati sang ayah tengah duduk di kursi pinggir kolam renang sambil mengerjakan pekerjaannya di layar laptop.
"Papah..."
Rendi menoleh begitu Zean memanggil nya dengan suara pelan, pria itu memperhatikan penampilan putranya dari atas hingga bawah bahkan dari penampilan dia sudah berubah.
Biasanya selepas pulang sekolah dia memakai kaos bukan seragam sekolah, dasi yang tidak terpasang rapi, rambut yang acak-acakan, seperti anak berandalan.
Tapi ini seragam sekolah nya masih terpakai rapi dengan dasinya yang melonggar, rambut yang rapi dengan tas penuh buku.
"Papah kapan pulang??" Tanya Zean.
"Tadi siang, papah beliin bakpia kesukaan kamu ada di kulkas." Jawab Rendi yang kembali mengerjakan pekerjaannya.
Zean mengambil kursi di dekat papahnya itu dan ikut melihat layar laptop, terlihat seperti mengerjakan proyek terbaru.
Perusahaan yang bernama Astar Corporation yang bergerak di bidang arsitektur dan termasuk perusahaan yang berkembang pesat cepat di antara perusahaan lainnya.
"Kenapa kamu liatin kerjaan papah?" Tanya Rendi dengan bingung.
"Gak boleh?" Tanya Zean dengan polos.
"Yaa bukan gak boleh tapi tumben ajaa, kenapa?? mau apa??" Rendi hapal dengan tingkah Zean jika mau sesuatu pasti mendekatinya dengan embel - embel, kadang modus pijatin pundaknya yang ujung-ujungnya minta uang.
"Pahh, kapan fasilitas Zean papah balikin?"
Tebakan Rendi benar, pasti mau bertanya soal fasilitas itu. Dengan helaan nafas panjang dia menyeruput secangkir kopi hitam di sebelah laptop nya.
"Zean mau ikut olimpiade Minggu depan, doain yaa pah."
BYUR!!!
UHUKK!!!
UHUKK!!!"Hah?!!" Kaget Rendi begitu tidak sengaja menyemburkan kopi dan terbatuk-batuk karna ucapan Zean barusan.
Zean langsung mengambil tisu basah dari tas nya dan mengelap tangan papahnya yang basah karna semburan kopi.
"Dah pah, doain Zean... Zean mau ke kamar dulu nanti Kevin sama Alex mau main kesini." Ucap Zean yang berdiri dan berjalan masuk ke dalam.
Rendi terdiam melihat sikap Zean yang berubah, dia tersenyum hangat mendengar ucapan Zean yang tidak terkesan dingin seperti biasanya.
"Sukses selalu anakku, Zean Astara Pratama..."
•••
"Jadi lo cemburu waktu tau tipe ideal nya Zean itu Ara?"
Vanya dengan Adel berada di toko aksesoris yang menjual berbagai jepit rambut, gelang dan kalung untuk remaja cewek jaman sekarang.
"Iyaa, gue kan udah bilang kalo gue suka sama Zean!" Tegas Vanya sambil memilih deretan jepit rambut yang terpajang di rak kaca.
"Terus tanpa lo kejar emang bisa dapetin hati Zean? Zean aja mulutnya pedas gitu yaa kata gue lo harus kuat mental, ingat! Zean gak seromantis Alex, gak sebaik Farrel." Ucap Adel dengan nada memperingatkan Vanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/225099655-288-k590836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VANZEAN
FanfictionLahir di keluarga yang memiliki uang banyak bukan berarti hidupnya sempurna dan itu yang dialami oleh Zhevanya Genandra yang dipertemukan oleh Zean Astara Pratama karna kebencian di masa lalu yang dilakukan oleh orangtua mereka. "Membenci itu selalu...