Chapter 23

5.1K 256 5
                                    

Aely's house - Las Vegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aely's house - Las Vegas

Air mata gadis itu kembali meluruh, setiap kali teringat bagaimana kecelakaan itu terjadi, Aely selalu merasa bersalah. 

Aely termenung dalam kamarnya dengan rasa bersalah yang memenuhi relung hatinya, setelah Athala dinyatakan koma tak pernah sekali pun Aely absen untuk menjenguk dan melihat keadaan lelaki itu.

Dia ingin memastikan jika Athala baik-baik saja dan akan segera sadar, netra hijau itu menatap buku yang dia beli bersama Athala. Perasaannya pada Athala memang bukan rasa suka, dia nyaman bersama lelaki itu karena Athala tak pernah memperlakukannya dengan sesuka hati.

Aely tak tahu apa yang harus dia katakan pada orang tua Athala karena selama dia menjenguk lelaki itu tak pernah sekali pun Aely melihat orang tua Athala, dia hanya melihat para perawat yang sesekali mengecek keadaan Athala, tapi tidak dengan keluarga lelaki itu.

Meskipun penasaran di mana keberadaan orang tua Athala namun Aely tak berhak bertanya dan mencari tahu, dia hanyalah gadis pembawa sial bagi Athala.

"Alastair, aku harus berbicara padanya." gumam Aely.

Satu nama itu terus memenuhi kepala Aely, semenjak insiden kecelakaan Athala dia selalu merasa jika Alastair benar-benar orang yang menguntitnya selama ini. 

Dan karena itu dia harus berbicara pada Alastair, meminta lelaki itu untuk berhenti menguntitnya.

Setelah melihat jarum jam Aely bergegas mengganti bajunya dan keluar dari kamarnya, saat dia membuka pintu kamar di saat yang bersamaan ayahnya baru saja keluar dari kamarnya. 

Jarak kamar mereka memang tak terlalu jauh dan karena itu dia selalu berusaha untuk tak berteriak saat penguntit itu datang.

"Aely, mau kemana kamu?" tanya Metvey dengan wajah tanpa ekspresinya.

Aely menelan salivanya susah payah, apa yang harus dia katakan pada Metvey? Haruskah dia mengatakan jika dia akan bertemu dengan orang yang selama ini menguntitnya? Tapi Aely bahkan belum bercerita tentang penguntit itu pada Metvey dan Geny.

Gadis itu berjalan mendekat pada ayahnya. "Aku akan pergi ke toko buku," jawab Aely berbohong.

Dia memilin ujung bajunya gugup, kebiasaannya memilin baju saat gugup atau berbohong membuat Aely selalu gagal mengelabui orang di sekitarnya. 

Tapi entah kenapa hari ini Metvey tampaknya tak ingin lanjut menanyakan ke mana dia akan pergi, namun hal itu justru disyukuri oleh Aely karena dia tak perlu berbohong lagi pada ayahnya.

Saat Metvey sudah berlalu dari hadapannya barulah Aely ikut turun menuju lantai satu, ibunya entah pergi ke mana. Dia berlari kecil menuju pintu rumahnya lalu keluar, saat akan membuka gerbang rumahnya, Aely melihat ke belakang memastikan apakah Metvey memperhatikannya atau tidak.

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang