Chapter 40

1.6K 74 2
                                    

-They say  i'm too old for you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-They say  i'm too old for you. Butdarling, you need a man not a boy-

"Kapan tuan akan bangun?" tanya Austin. 

Jeffrey melirik singkat pada Austin, setelah Luciano dipindahkan menuju ruang rawat inap, Jeffrey selalu berjaga di dalam ruangan itu bersama dengan Austin, tak lupa Aely yang sedang terlelap di samping Luciano.

Setelah Aely keluar dari ruangan Katherine tempo hari lalu, mereka merasa jika sikap Aely sedikit berubah, sama seperti dulu sebelum Aely tahu jika Luciano merupakan penguntit dan pembunuh ayahnya. 

Hanya dengan mengetahui fakta itu saja sudah cukup membuat perasaan cinta Aely berganti menjadi benci, meskipun sementara, Jeffrey dan Austin tak bisa membayangkan jika Aely tahu semua perbuatan buruk Luciano selama ini.

Mungkin Aely akan benar-benar membenci Luciano hingga tak ingin bertemu lagi dengan tuan mereka itu. Jeffrey menatap sekilas pada Luciano yang masih memejamkan mata, sudah dua hari sejak kejadian itu dan Luciano tak kunjung bangun.

Merasa diabaikan Austin menendang pelan kaki Jeffrey, "Ck, aku tak tahu. Aku bukan cenayang." jawab Jeffrey dengan kesal.

Pintu terbuka memperlihatkan Max dengan setelan serba hitamnya, seakan dia pergi untuk melayat, jika tuan mereka sadar mungkin tuan mereka akan membalas Max dengan ucapan pedasnya. 

Suara sepatu pantofel yang nyaring membuat Aely perlahan membuka matanya, dia menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam netranya, namun seseorang berdiri menjulang di depan brankar Luciano membuatnya terkejut.

Aely terkesiap lalu menelan salivanya kasar saat menatap netra biru yang bak lautan itu. "W-who are you?" tanya Aely takut.

"You don't have to know me," jawab Max singkat.

Jujur saja dia tak ingin terlalu lama meninggalkan Nara di negaranya hanya untuk membantu teman bajingannya itu, melangkah mendekat pada brankar, dia menepuk dada Luciano yang terluka membuat Jeffrey dan Austin melotot tak percaya dengan apa yang baru saja Max lakukan.

"Kau kuat juga," gumam Max yang masih bisa didengar oleh Aely.

Netra hijau Aely menatap takut pada Max, perlahan dia turun dari brankar lalu berjalan menuju sofa dan mendudukkan diri di sana. Menghela nafas kasar, Aely menatap Luciano yang masih terbaring lemah, padahal dia memiliki kabar gembira untuk Luciano tapi pria itu justru tak kunjung sadar.

Aely tak lagi menyangkal jika dia masih mencintai Luciano namun rasa benci yang dia rasakan juga tak hilang, tak tahu apakah dia akan bisa memaafkan Luciano atas tindakan pria itu yang mempermainkan hidupnya dan membuat dia seolah berada dalam neraka.

Saat sedang termenung Aely dikagetkan dengan suara brankar yang ditendang oleh pria yang tidak dia kenal itu, dia menatap takut, mengintip apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia hanya melihat pria itu sedang berbicara sesuatu tepat di telinga Luciano. Mungkin pria itu mengatakan sesuatu agar Luciano cepat sadar.

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang