Chapter 28

4.6K 271 31
                                    

Milan - Italia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milan - Italia

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa besok adalah hari kelulusannya. Empat tahun, dia tak pernah mengunjungi orang tuanya membuat Aely rindu pada mereka, dia berencana untuk kembali ke Las Vegas selama satu minggu. Hanya untuk bertemu orang tuanya lalu dia akan kembali ke Italia.

Salah satu perusahaan di Milan sudah menerimanya sebagai karyawan, dan Aely akan mulai bekerja di perusahaan itu, netranya menatap taman kampus yang selama ini menjadi tempat ternyaman setelah perpustakaan.

Dia mencari keberadaan Yvette lalu menghampiri gadis yang sudah menjadi sahabatnya itu, "Orang tuamu akan datang besok?" tanya Aely.

Yvette menggeleng pelan, "Aku tak memiliki orang tua, kamu lupa? Orang tuaku sudah tak ada dan aku dikuliahkan oleh tuanku." jawab Yvette dengan wajah datar.

Entah perasaan Aely saja atau bagaimana, Yvette sama seperti Shacy dan Amery. Mereka sangat mirip, bahkan saat Aely menceritakan tentang penguntit itu pada Yvette, reaksi yang Yvette berikan sama persis, seolah mereka dikendalikan oleh seseorang.

Mengabaikan Yvette yang memiliki gelagat aneh Aely tetap merasa senang bisa berteman dengan Yvette, karena statusnya yang bukan warga asli Italia membuatnya sedikit dikucilkan, dia tak sepopuler dulu. 

Tapi Aely tak mengambil hati tentang hal itu, yang terpenting baginya hanyalah dia yang sudah bebas dari penguntit itu.

Hidupnya selama empat tahun ini benar-benar bebas, dia tak merasakan sedikit pun keberadaan penguntit sialan itu. 

Bibirnya tersenyum saat mengingat betapa bahagianya dia tinggal di Italia, keputusannya sudah benar.

"Yvette, katanya besok salah satu pemilik yayasan Universitas akan datang." ucap Aely.

Yvette mengangguk pelan, terdiam sebentar sebelum menjawab perkataan Aely. "Berhati-hatilah, Aely. Dan... maafkan aku." balas Yvette.

Gadis itu meninggalkan Aely berlalu menuju kamarnya, menatap punggung Yvette yang mulai menjauh, Aely memikirkan maksud perkataan Yvette yang terdengar aneh. Hati-hati dan maaf? Apa sebenarnya maksud Yvette?

Tak kunjung menemukan maksud dari perkataan Yvette, Aely memutuskan masuk ke dalam kamarnya, dia menatap koper berisi pakaiannya. 

Selama ini dia tak pernah keluar lingkungan kampus, meskipun pihak kampus mengizinkan para mahasiswa untuk keluar selama dua kali sebulan, namun Aely tak menggunakannya.

Lagi pula untuk apa dia keluar dari lingkungan kampus?

Semua kebutuhannya sudah ada, dia tak memerlukan apa pun lagi dan jika dia perlu pun dia bisa menitip pada Yvette. Itu bukan alasan utama Aely enggan keluar dari tempat persembunyiannya, dia takut jika penguntit itu menemukannya lagi dan nekat masuk ke lingkungan kampusnya.

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang