Aely's House - Las Vegas
"Jangan lupa untuk memberi kabar," ucap Metvey pada Aely.
Pria yang berstatus sebagai ayahnya itu tersenyum tipis, entah apa yang membuat Metvey tersenyum, kepergiannya dari negara ini atau ada hal yang membuat ayahnya itu senang.
Mengabaikan hal itu, Aely membalas senyuman Metvey, dia mengecek kembali semua barang yang akan dia bawa.
Setelah memastikan semuanya sudah lengkap, Aely berjalan keluar rumahnya lalu disusul oleh Metvey yang menarik kopernya, dia tak membawa banyak barang karena Metvey mengatakan tak perlu membawa banyak barang, dan menyuruhnya untuk membeli semua yang dia butuhkan di sana nanti.
Sampai di depan mobil yang sudah menunggunya Aely berbalik dan menatap sang ayah, "Maaf, aku akan berkunjung sesekali." Jika itu memungkinkan, lanjut Aely dalam hatinya.
Dia membentangkan tangan dan menatap sendu pada Metvey, layaknya seorang ayah, Metvey langsung memeluk erat Aely dan mengelus kepala anak gadisnya itu.
"Berhati-hatilah selama berada di sana nanti, beritahu apa pun yang terjadi di sana, Aely." ucap Metvey dengan suara tegas.
Aely mengangguk pelan, dia semakin mengeratkan pelukannya pada sang ayah. Ini perlukan pertamanya dengan sang ayah setelah mereka pindah, meskipun tidak lengkap karena Geny yang entah berada di mana hari ini Aely tetap merasa senang.
Tanpa tahu jika dari kejauhan sepasang netra menatapnya dengan penuh obsesi, "Datanglah padaku dengan kakimu sendiri, amore."
Setelah melepaskan pelukannya dengan Metvey Aely langsung mengambil alih koper itu lalu menyuruh supir untuk memasukkannya ke dalam bagasi mobil, dia menatap pintu gerbang rumahnya.
Netranya bertemu dengan sepasang manik mata hitam Luciano yang sepertinya memang menunggu dirinya, Aely tak memiliki banyak waktu, dia juga sadar perasaan seperti apa yang dia miliki pada Luciano.
Dia tak akan menyangkalnya lagi. Aely berlari kecil ke arah Luciano tanpa tahu jika Metvey sedang menatap penuh curiga pada Luciano. "Sir," panggil Aely.
"Ya, Aely?" balas Luciano dengan senyumnya.
Jantung Aely berdegup dengan kencang, jemarinya merapikan rambutnya yang terbawa angin lalu menyelipkannya ke belakang telinga. Aely memberanikan diri untuk menatap Luciano, dia memilin ujung bajunya gugup.
"I love y–"
Luciano menempelkan jarinya di bibir Aely, "Jangan katakan itu sekarang, Aely. Kita akan bertemu lagi, jadi katakan saat itu, jangan sekarang." potong Luciano.
Mendengar penuturan Luciano membuat pipi Aely bersemu merah, entah bagaimana awalnya, tapi Aely yakin jika perasaannya pada Luciano saat ini adalah rasa suka atau cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Romance(17+) [PRE-ORDER 26 FEBRUARI - 17 MARET] (WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, AGE GAP, CHILD GROOMING, MANIPULASI, KATA-KATA KASAR DAN SEBAGAINYA. JIKA KALIAN MERASA CERITA SEMACAM INI TIDAK BERBOBOT, TIDAK USAH DIBACA) ***...