-Side Story Aely's POV-
"Aely, cepatlah!" Suara dari wanita yang sangat aku sayang itu membuatku tersadar dari lamunanku, aku menatap bandara yang tampak ramai hari ini.
Saat berjalan menuju mobil yang sudah asisten ayahku siapkan aku merasa jika seseorang menatapku, mencari sepasang mata yang menatapku, aku justru dikejutkan dengan ayahku yang tiba-tiba menarik lenganku untuk pergi.
"Ayah, tanganku sakit!" Aku menyentak cekalan tangan ayahku lalu duduk di samping ibuku.
Senyum terus merekah sempurna di wajah cantik ibuku, entah hal apa yang membuatnya bahagia. Padahal saat mendengar kabar jika aku harus meninggalkan tanah kelahiranku aku sangat sedih, memikirkan jika mungkin aku sulit beradaptasi dilingkungan baruku.
Tapi ku pikir semua itu tak akan terjadi, aku akan berusaha untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Keheningan menyambut kami, aku tak mengeluarkan suara begitu pun dengan kedua orang tuaku. Netraku terus terpaku pada jalanan yang cukup legang.
Saat sedang menatap objek dari dalam mobil aku tak sengaja menatap manik mata abu-abu dari dalam mobil di sampingku, lampu merah yang tak kunjung berubah hijau seakan memberiku kesempatan untuk menatap manik mata itu lebih lama.
Benar-benar indah, tapi wajah pria itu tak terlalu jelas karena kaca mobil yang menutupi sebagian wajahnya. Jantungku berdetak dengan kencang, astaga, apakah aku jatuh cinta pada pandangan pertama dan itu pada pria yang kebetulan aku temui saat lampu merah.
Sungguh kisah cinta yang tragis, aku harap dapat menatap manik mata abu-abu yang indah itu lagi.
Merasakan mobil kembali berjalan aku tersenyum manis pada pria itu lalu mengedipkan satu mataku, biarlah aku bertindak seperti gadis centil, toh kita tak akan bertemu lagi.
Rasa bosan menyerangku, dengan berat hati aku memilih untuk memejamkan mataku dan memeluk lengan ibuku yang juga sudah tertidur. "Sleep tight, mom."
***
"Ah... you're so pretty."
Tunggu, kenapa aku mendengar suara laki-laki di dalam kamarku, dan itu bukan suara ayah. Aku memejamkan mataku erat saat merasakan permukaan wajahku dielus. Oh god, apa yang harus aku lakukan dan siapa orang ini.
Aku ingin tahu namun aku takut, kembali berusaha untuk tidur aku mengabaikan pria yang terus memujiku dan menyentuh wajahku itu.
Tentu aku penasaran siapa bajingan yang berani menyusup ke dalam kamarku malam-malam, tapi aku tak memiliki keberanian untuk membuka mata dan melihat pria yang sedang menyentuhku.
Bagaimana jika dia adalah pembunuh berantai?
Bulu kudukku meremang, aku berusaha untuk tertidur kembali meskipun merasa tak nyaman dengan suara dan sentuhan yang pria itu berikan padaku. Aku hanya berharap jika apa yang aku rasakan malam ini hanyalah mimpi, mimpi buruk yang datang padaku.
***
Selama ini aku terus merasakan jika ada seseorang yang menguntitku dan mendatangiku setiap jam satu pagi. Aku sedikit takut dengan pria itu, kata-kata cinta dan pujian yang keluar dari bibirnya justru membuatku takut.
Aku tak tahu siapa dia dan apa tujuannya, bagaimana jika orang yang menguntitku saat siang dan orang yang mendatangiku saat jam satu pagi adalah orang yang berbeda?
Memikirkan hal itu saja sudah mampu membuatku sakit kepala. Saat sedang termenung memikirkan stalker-ku, suara nyaring dari gadis yang duduk di sampingku membuatku terkejut.
![](https://img.wattpad.com/cover/333914911-288-k737295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Romansa(17+) (WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, AGE GAP, CHILD GROOMING, MANIPULASI, KATA-KATA KASAR DAN SEBAGAINYA. JIKA KALIAN MERASA CERITA SEMACAM INI TIDAK BERBOBOT, TIDAK USAH DIBACA) *** Dia pikir dia bisa lepas dariku? ...