Las Vegas - Nevada
Suasana Cafe kian ramai, besok adalah hari keberangkatannya menuju Italia. Dan hari ini dia berniat untuk bertemu dengan sahabatnya, Shacy dan Amery sudah tahu jika negara yang Aely tuju bukanlah Swiss melainkan Italia.
Gadis itu berbohong pada orang tuanya, namun apa yang bisa dia lakukan selain berbohong?
"Aely," Shacy menepuk pelan pundak Aely.
Aely tersenyum manis pada dua gadis itu, setelah mereka duduk dan memesan makanan barulah Aely berani menatap kedua sahabatnya itu secara bergantian. Setelah menghela nafas untuk menenangkan perasaannya Aely membuka suara.
"Aku harap kalian akan baik-baik saja." ucap Aely dengan mata yang berkaca-kaca.
Dia tak sanggup untuk berpisah dengan sahabat serta orang tuanya, terlebih lagi Aely masih harus melihat perkembangan kondisi Athala tapi dia tak bisa menetap lebih lama lagi.
Dan selama ini Aely tak lagi peduli jika stalker itu datang saat jam satu pagi atau tidak, dia muak dengan semua ini. Karena itu Aely memutuskan untuk pergi ke tempat yang jauh, tempat yang tak akan bisa Alastair jangkau.
Ketiga gadis itu berbincang ringan, mereka mengingat kembali tentang pertemuan pertama mereka empat tahun yang lalu. Pada saat itu Aely masih susah untuk berbaur, bahkan dia masih malu-malu jika ada yang mengajaknya bicara, tapi sekarang siapa yang tidak mengenal Aely di sekolah mereka?
Gadis asal Rusia dengan kecantikan serta kepintaran yang memukau itu sukses mencuri perhatian warga sekolah.
"Maaf karena selama ini meragukan semua ceritamu tentang penguntit itu, Aely." ucap Shacy.
Raut wajah Shacy tak terlihat seperti orang yang menyesal, justru Aely merasa jika kedua gadis itu melakukan semua ini hanya untuk formalitas.
Netra hijaunya menatap sendu pada Shacy, meskipun tahu jika sahabatnya tak benar-benar percaya atau peduli padanya Aely tetap menyayangi mereka.
Dia tertawa ringan untuk mencairkan suasana, "Aku tak apa, lagi pula semua ini akan berlalu." kata Aely.
"Jika ayah dan ibumu tahu kebenarannya apa yang akan kamu lakukan, Aely?" tanya Amery setelah meletakkan ponselnya.
"Entahlah, aku tidak memikirkan hal itu." jawab Aely sambil mengendikan bahunya.
Helaan nafas Shacy membuatnya menatap gadis itu, "Kenapa? Kamu sedang memiliki masalah?" tanya Aely.
"Tentu saja, sahabatku akan pergi dari negara ini, bagaimana bisa aku baik-baik saja?" Shacy meraih gelas minumannya lalu menyedotnya hingga tandas.
Aely terkekeh geli. "Demi kebaikan kita semua, aku tahu kalian belum bisa mempercayai semua yang aku katakan tentang penguntit itu. Tapi aku berterima kasih karena kalian mau berteman denganku selama ini," tutur Aely dengan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Romance(17+) [PRE-ORDER 26 FEBRUARI - 17 MARET] (WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, AGE GAP, CHILD GROOMING, MANIPULASI, KATA-KATA KASAR DAN SEBAGAINYA. JIKA KALIAN MERASA CERITA SEMACAM INI TIDAK BERBOBOT, TIDAK USAH DIBACA) ***...