Special Part Of Stalker 3 -last-

1.8K 66 0
                                    

"Amore, apa yang kamu lakukan di sini?" ucapnya khawatir.

Dia menuntun Aely dan membantu istrinya duduk, Luciano menatap khawatir pada Aely. Setelah dokter menjelaskan keadaan Aely yang masih terlalu muda untuk melahirkan tak pernah sehari pun Luciano tak merasa khawatir.

Bohong jika dia mengatakan dia tak mengkhawatirkan keadaan Aely, bahkan dia sempat berpikir untuk menggugurkan kandungan Aely tepat setelah dia menikah dengan pujaan hatinya itu.

Luciano mengelus perut Aely yang semakin membesar, "Seharusnya kamu berdiam diri dalam kamar, Aely. Apakah aku harus menguncimu dari luar?" tanyanya.

"Aku hanya ingin menemuimu, bukan berselingkuh." Akhir-akhir ini Aely semakin berani padanya, dan melontarkan candaan yang dia tak sukai.

Dia akui jika Aely mulai terbiasa dengan sikap protektif dan gilanya, bahkan saat awal menikah dia mengurung Aely dalam kamar seperti dulu. Tapi gadis itu tampak tak keberatan, justru menikmati semua yang dia lakukan padanya.

Jemari Luciano mengelus helaian rambut Aely, netranya menatap lekat pada istrinya itu. "Tak ingat apa yang dokter katakan? Kamu harus selalu berada dalam rumah, kita tak tahu kapan bayi ini akan lahir." tuturnya.

"Aku tahu," balas Aely singkat.

"No, you're not. Kamu mencoba untuk membuatku marah? Amore, k–"

Suara harimau kecil itu menginterupsi Luciano, perhatian Aely seketika tertuju pada harimau itu. Perempuan yang tengah berbadan dua itu segera bangkit dari sofa dan berlari kecil menuju harimau putih itu. Bibirnya terus mengembang ke atas membentuk lekungan indah, dia pikir Luciano tak akan mengabulkan permintaannya.

Mengelus bulu harimau putih itu tanpa takut Aely tertawa senang, "Thank you, my husband." ucap Aely tanpa melihat Luciano yang tengah memperhatikannya.

"My husband?" ulang Luciano tak percaya, selama ini Aely jarang sekali menyebutnya dengan panggilan khusus dan karena itu sekarang jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

Menggigit bibirnya kuat Luciano menatap Aely yang tengah bermain dengan harimau itu. Astaga, fantasi liarnya kembali memenuhi otaknya. Apa yang harus Luciano lakukan, menyerang Aely sekarang juga atau menunggu waktu yang tepat.

Persetan dengan semua itu.

Dengan cepat Luciano berlari menuju Aely lalu menggendongnya dan membawa Aely menuju kamar yang dia sediakan, meletakkan Aely pada tempat tidur dengan lembut dia menindih gadisnya itu, dia meletakkan kedua tangannya di antara tubuh Aely, menopang tubuhnya agar tak terjatuh.

Aely menatap gugup pada Luciano. "L-luc?"

"Yes, amore?"

Melihat kabut gairah dimata suaminya Aely menelan salivanya kasar, mencoba menyingkirkan Luciano dari atas tubuhnya Aely bergerak gelisah. Dia tahu jika dia sudah membangunkan sisi liar suaminya. Sekarang yang bisa dia lakukan hanyalah mencoba kabur dari Luciano.

Tapi nasib baik tak berpihak padanya.

"I want to fuck you," bisik Luciano setelah mengunci kedua tangan Aely di atas kepala gadis itu.

Tanpa mengulur waktu lebih lama Luciano langsung melumat kasar bibir Aely, mencoba memasukkan lidahnya dan menerobos masuk ke dalam mulut gadis itu. Merasa jika Aely sudah tak menolak ciumannya dia melepaskan kedua tangan Aely.

Aely mengalungkan kedua tangannya pada Luciano dan membalas ciuman suaminya itu, meskipun pergerakannya terbatas karena perutnya yang membesar Aely tetap berusaha mengikuti ritme ciuman Luciano.

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang