-Cara mia, i am the only one you need-
"SIALAN, APA SAJA YANG KAU LAKUKAN SEJAK TADI HAH?!" teriak Austin.
Arden tersenyum miring, dia justru menyandarkan tubuhnya pada pohon di dekatnya lalu mengipasi dirinya menggunakan tangan.
"Di sini sangat panas, kenapa? Karena aku membakar mansion ini," ucap Arden santai.
Mendengar itu Austin berlari cepat menuju Arden lalu memberikan banyak pukulan pada Arden, dia akan membuat Arden sadar sekuat apa Los Huxley. Melihat Arden yang sudah dipenuhi luka, Austin menghentikan pukulannya, dia menatap nyalang pada Arden.
Dia mengeluarkan senyum remeh untuk pertama kalinya, "Kau tak tahu jika ketua Lox Huxley benar-benar kuat." kata Austin.
Dan tepat setelah dia mengatakan itu Luciano keluar dari cela jendela dan langsung tersungkur ketanah, Gratha memapah Luciano dan untuk pertama kalinya Luciano tak menolak bantuan orang lain. Melihat Luciano yang sudah keluar dari mansion, Austin semakin menatap remeh pada Arden.
"See?"
Austin menginjak dada Arden lalu menarik pakaian Arden kemudian menyeretnya ke depan Luciano yang sedang memangku kepala Aely.
Austin masih tak sadar jika Luciano terluka parah karena pakaian Luciano hanya basah. Dia mendorong tubuh Arden lalu menyuruhnya untuk tiarap dan lalu membenturkan kepala Arden ketanah berulang kali.
Selesai dengan pembuka itu Austin meludahi Arden, "Tuan. Dia orang yang membakar mansion ini," ucap Austin.
Mendengar itu Luciano mengalihkan perhatiannya dari Aely, dia menatap Arden yang tersungkur di depannya tak berdaya. Meskipun Luciano merasa sudah berada di ambang kesadarannya dia masih harus melihat bagaimana Arden mati di depan matanya sendiri.
"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Luciano dengan tegas.
Arden menatap Luciano, mulut Arden mengeluarkan darah saat Austin kembali menginjak punggungnya. "Ba-baji-ngan." kata Arden yang sama sekali tak menjawab pertanyaan dari Luciano.
"Baiklah kuberikan satu kali lagi kesempatan untukmu, siapa yang menyuruhmu, Arden Bonjavie." ucap Luciano dengan nada yang lebih dingin dari sebelumnya.
Dia tak memiliki waktu untuk bermain-main lagi, Aely belum membuka matanya dan keadaannya yang semakin melemah. Dengan tatapan tajamnya Luciano menatap Arden mengintimidasi, "Tembak punggungnya." titah Luciano pada Austin.
Mengangguk patuh Austin mengeluarkan pistolnya lalu menembak punggung Arden dengan tepat. Arden memekik kesakitan dia bahkan memuntahkan darah, "S-sakit." Arden menatap Luciano.
"Lagi." ucap Luciano.
Dua tembakan mengenai punggung dan kaki Arden, namun seakan tak cukup, Austin memberikan banyak tembakan di tubuh Arden hingga menjawab pertanyaan Luciano.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Romance(17+) [PRE-ORDER 26 FEBRUARI - 17 MARET] (WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, AGE GAP, CHILD GROOMING, MANIPULASI, KATA-KATA KASAR DAN SEBAGAINYA. JIKA KALIAN MERASA CERITA SEMACAM INI TIDAK BERBOBOT, TIDAK USAH DIBACA) ***...