Airin: 35

12.5K 756 29
                                    

Kalau ada typo kasih tau ya...
.

.

.

Setelah menikah, selain bergantinya status bertambah juga tugas dan kewajiban Airin yang kini sudah dua minggu menjadi seorang istri. Setiap paginya Airin akan disibukkan dengan memasak menyiapkan baju Arkan dan mengurus si kembar.

Dulu ia pernah berada di posisi saat ini, tentu saja karena ia pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang istri dan melakukan tugasnya sebagai istri. Hanya saja, dulu pernikahan pertamanya ia tidak merasakan rasanya menjadi istri sekaligus menjadi seorang ibu karena saat itu si kembar belum hadir, saat mereka hadir ... status Airin sudah bukan istri orang lagi.

Sekarang Airin merasa kehidupannya sempurna dan lengkap, ia merasa kebahagiaannya sudah lengkap dengan hadirnya Arkan. Sekarang, selain fokus dengan pekerjaan, Airin juga fokus menjadi istri dan ibu yang baik.

Airin sudah kembali bekerja, begitu juga dengan Arkan. Arkan mengizinkan Airin bekerja dan tidak melarangnya. Sementara si kembar, ada Azizah yang menjaga mereka kadang mereka juga dijaga Zoya jika main ke sebrang.

Ini hari Minggu, waktu yang pas Airin gunakan untuk bersih-bersih rumah dan mencuci pakaian mereka. Tidak setiap hari ia mencuci, jika cucian banyak baru ia akan mencuci.

Setelah bersih-bersih rumah Airin lanjut menjemur pakaian yang tadi pagi sudah ia cuci. Ia menjamur di belakang rumah mereka.

"Bunda ..." Aiden datang menghampirinya. Pria kecil nan tampan itu hanya mengenakan kaos hitam tanpa lengan dan celana pendek, ia belum mandi.

"Kenapa, Nak?" tanya Airin.

"Abang bantu!" Aiden mengambil baju sang ayah lalu memberikannya kepada Airin.

Airin tersenyum. "Duh pintarnya anak Bunda," ucapnya mengambil baju itu lalu menjemurnya. Ia tidak perlu menunduk mengambil pakaian dari dalam keranjang karena Aiden yang mengambilkannya.

"Yeay sudah habis! Terima kasih kesayangan bunda." Airin menunduk lalu mencium pipi putranya itu.

"Abang kan sudah bantu Bunda ... Ada ndak upahnya?" tanyanya seketika membuat Airin tertawa mendengar ucapan Aiden.

"Jadi Abang bantuin bunda cuma pengen uang? Ya ampun, Nak ... tanpa membantu bunda pun bunda kasih uang kalau kamu minta," ucap Airin menggeleng-gelengkan.

"Bantu Bunda cuma sekedal basa-basi saja hehe ..."

Airin kembali tertawa, anaknya ini sangat menggemaskan. "Lucunya anak bunda. Di bawah karpet cokelat depan tv kalau gak salah ada uang. Coba deh Abang buka karpetnya. Rasanya bunda pernah naruh uang di sana."

"Oke Bunda! Telima kasih!" ucap Aiden tersenyum lebar.

"Mau beli apa sih?" tanya Airin mencolek dagu putranya.

"Abang mau jaga paman jualan loti keliling."

"Ya udah, coba cek dulu ada gak uangnya, kalau gak ada bilang sama bunda."

Aiden mengangguk, lalu ia berlari masuk kedalam. Airin terkekeh menatap kepergian anaknya, ia mengambil keranjang pakaian lalu ikut masuk. Tidak ada lagi perkejaan rumah yang ia lakukan, semua sudah beres. Sekarang Airin ingin mandi dan membersihkan badannya.

"Main terus ..." ucap Airin melirik Aera dan suaminya yang sedang bermain PS di depan tv.

"Baru aja main, Ay ..." jawab Arkan menoleh menatap istrinya. "Mau kemana?" tanyanya melihat Airin menaiki tangga.

"Mandi."

"Bunda ... uangnya ada, Abang minta sepuluh libu," ucap Aiden.

Airin menghentikan langkahnya lalu menoleh ke beberapa. "Iya, Sayang. Ambil aja," ucapnya lalu kembali menaiki tangga.
Saat memasuki kamar tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki, Airin terpekik menatap Arkan yang ada dibelakangnya.

Airin, Single Mom (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang