Senang banget vote-vote di atas cepat banget tembus 100 VOTE😭😭 makasih ya dukungannya. Itu yang membuat saya tambah semangat nulis. Niatnya hari gak mau up karena partnya belum selesai ditulis dan belum siap di publikasi, tapi setelah liat vote cerita ini, saya paksa buat up dan terus nulis.
.
.
Kalau ada typo kasih tau ya
.
.
.Pagi-pagi sekali Airin sudah sibuk di depan pagar villanya. Hari masih gelap, ia sedang menyusun kue-kue yang supirnya ambil dari langganan mereka.
Setiap pagi Jum'at, Airin membuka warung gratis di depan villa, ia menyediakan berbagai macam kue gratis dan teh hangat untuk para petani. Jam lima pagi, warung itu sudah buka, karena setelah shalat subuh sudah banyak orang yang lalu di depan villa menuju kebun karet. Dan sebelum ke kebun, mereka singgah di warung gratis, sarapan terlebih dahulu. Karena itu, banyak warga yang mengenal pemilik villa mewah yang ada di hutan itu. Mereka mengenal dan tahu Airin.
Sekarang warungnya mulai rame, pergi satu datang satu. Warung buka sampai jam sembilan pagi, tapi jika kue-kue sudah habis, maka warung akan tutup.
"Di tempat pak Amad harga karet berapa?"
"Sama aja, cuma beda lima ratus rupiah. Aku mah tetap menjual di pak Haru, gapapa murah."
"Harga karet turun ya, Pak?" tanya Airin.
"Iya, Nak. Ditambah lagi sekarang sering hujan, karet gak masak, malah menjadi cair dan ya akhirnya gak ada yang dipanen. Kalaupun ada yang masak, cuma seperti jempol kaki saja dapatnya," jawab bapak-bapak itu sambil menyesap tehnya.
"Sudah masuk musim hujan ini," ucap ibu-ibu.
"Neng makasih ya, ibu mau pergi aja lagi."
"Sama-sama, Bu."
"Dek, Aiden bangun tuh, nyariin kamu," ucap Ika.
Airin berpamitan dengan Ika, Laila dan beberapa orang yang ada di warung. Setiap bangun tidur, anaknya pasti akan mencarinya, hal itu sudah menjadi kebiasaan.
"Bunda dali mana?" tanya Aiden sambil mengucek matanya menatap sang bunda.
"Dari depan. Tumben cepat bangun." Airin mengusap kepala Aiden, membuat Aiden jadi ingin tidur lagi.
Aiden bangkit dari posisinya, lalu duduk di pangkuan sang bunda sambil menyenderkan kepalanya di dada. "Mumpung Aela tidul, Aiden mau cama Bunda," ucapnya.
Airin terkekeh. "Abang selalu ngalah sama adek, tapi Abang sayang bunda kan?"
"Cayang lah! Maca Abang Ndak cayang Bunda. Molning kicc ..."
Airin langsung mencium kedua pipi putranya. "Mau mandi sekarang?"
"Dingin ..." jawab Aiden memeluk Airin dengan tangannya yang mungil.
"Abang! Jangan ambil Bunda!" Aera yang tiba-tiba bangun langsung menarik tangan Aiden, menyuruhnya jangan dekat-dekat Airin. Gadis kecil itu sering cemburu jika melihat abangnya bermanja-manja dengan sang bunda.
"Dacal pelit, ini Bunda abang juga ya!" balas Aiden terpaksa turun dari pangkuan sang bunda.
"Molning kicc, Bunda." Aera memanyunkan bibirnya membuat Airin gemes melihatnya.
Airin mengecup singkat bibir putrinya, lalu mencium kedua pipi gadis kecil itu.
"Milning kicc Bindi." Aiden mencebikkan bibirnya lalu turun dari ranjang.
"Bunda, Abang ngejek Aela," adu gadis cantik itu.
"Dasal pengadu!"
Airin terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Abang mau kemana?" tanyanya menatap Aiden.
![](https://img.wattpad.com/cover/338180840-288-k154226.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Airin, Single Mom (End)
Fiksi RemajaTiga hari setelah resmi bercerai, Airin baru tahu bahwa dirinya tengah hamil. Ia merahasiakan kehamilannya dan memilih mengasingkan diri tinggal di sebuah villa yang ada di hutan Kalimantan Selatan. Di sana Airin memulai kehidupan barunya bersama a...